Indonesian National Song You Should Know

Di masa kemerdekaan Republik Indonesia 72 tahun lalu, para musisi dan komposer membuat lagu-lagu indah yang menanamkan rasa cinta tanah air. Karya itu mungkin jarang Superkids dengar sekarang. Lagunya hanya rutin dinyanyikan pada waktu-waktu tertentu, seperti upacara bendera dan perayaan HUT kemerdekaan Indonesia. Padahal, banyak lagu wajib nasional yang begitu indah dan perlu Superkids tahu. Berikut ini misalnya.

 

Indonesia Pusaka. Lagu ini hampir nggak pernah absen dinyanyikan saat peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Penciptanya bernama Ismail Marzuki, musisi berdarah Betawi yang menjadi salah satu komponis besar kebanggaan Indonesia. “Indonesia Pusaka” tentang sebuah negara hebat bernama Indonesia, tempat lahir sekaligus menutup mata kelak. Ismail sendiri mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai pahlawan nasional Indonesia. Namanya juga digunakan sebagai nama sebuah taman dan pusat kebudayaan Taman Ismail Marzuki di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Ini merupakan salah satu bentuk penghormatan pemerintah pada karya-karya Ismail. Lagu lain ciptaan Ismail yang menjadi lagu wajib nasional adalah “Gugur Bunga” dan “Rayuan Pulau Kelapa”.

 

Tanah Airku. Ini salah satu lagu paling populer yang pernah diciptaan Saridjah Niung Bintang Soedibjo alias Ibu Soed. Maknanya sangat dalam. Tentang besarnya rasa cinta pada tanah air Indonesia, yang nggak pernah hilang meski sudah menjelajah ke negara-negara lain yang terkenal indahnya. Lagu ini dinyanyikan dan dibawakan ulang dalam berbagai versi oleh para musisi Indonesia. Mulai konduktor Addie MS bersama Victorian Philharmonic Orchestra dalam album “Simfoni Negeriku”, grup band Kotak, sampai yang terbaru Isyana Sarasvati.

 

“Tanah Airku” pun sering dinyanyikan para diaspora (sebutan untuk WNI yang menetap di luar negeri) karena liriknya menggambarkan perasaan rindu mereka pada kampung halaman. “Tanah airku tidak kulupakan, ‘kan terkenang selama hidupku. Biarpun saya pergi jauh, tidak ‘kan hilang dari kalbu. Tanahku yang kucintai, engkau kuhargai. Walaupun banyak negeri kujalani, yang mahsyur permai dikata orang. Tetapi kampung dan rumahku, di sanalah ku merasa senang. Tanahku tak kulupakan, engkau kubanggakan..”

 

Syukur. Sebuah lagu tentang rasa syukur yang mendalam, serta harapan dan keyakinan yang kuat tentang kemerdekaan. Lagu ini memang dibuat Januari 1945, saat Indonesia masih dalam masa-masa berjuang untuk merdeka. “Syukur” merupakan karya H Mutahar, komponis Indonesia yang juga banyak menciptakan lagu anak-anak. Lagu ini sempat dibawakan penyanyi Rossa sebagai soundtrack film “Soekarno”. Namun, hymne “Syukur” bukan satu-satunya lagu nasional yang dibuat Mutahar. Mars “Hari Merdeka” pun salah satu karyanya yang sangat terkenal.

 

 

Nggak banyak yang tahu, Mutahar adalah seorang komponis yang memiliki karier cemerlang di luar bidang musik. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini pernah lho menjabat sebagai sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Jogyakarta, duta besar RI di Tahta Suci (Vatikan), sampai pejabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri. Pengalaman kerjanya yang bertaraf dunia nggak lepas dari kemampuan Mutahar menguasai enam bahasa asing secara aktif.

 

Padamu Negeri (Bagimu Negeri). Lagu karya musisi keroncong Kusbini ini pendek saja. Hanya terdiri dari empat bait, namun artinya sangat dalam. Tentang janji anak bangsa untuk selalu berbakti pada Indonesia, negeri tercinta. Kusbini sempat digugat karena dianggap karena dituduh membajak oleh J Semadi, yang mengklaim sebagai pencipta aslinya. Tapi pengadilan memutuskan “Padamu Negeri (Bagimu Negeri)” adalah karya Kusbini.

 

Di dunia musik dan seni Indonesia, komponis asal Mojokerto ini dikenal sebagai pendiri Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Lembaga ini awalnya bernama Sekolah Musik Indonesia (SMINDO), lalu ganti nama menjadi Akademi Musik Indonesia (AMI), dan ISI sampai sekarang. Lirik lagu “Padamu Negeri (Bagimu Negeri)” berbunyi begini, “Padamu negeri kami berjanji, padamu negeri kami berbakti, padamu negeri kami mengabdi, bagimu negeri jiwa raga kami..”

 

Bangun Pemudi Pemuda. Dibuat Alfred Simanjutak, lagu “Bangun Pemudi Pemuda” menyentak semangat Superkids dan generasi muda untuk bekerja keras demi masa depan Indonesia. Waktu membuat lagu ini, Alfred masih bekerja sebagai guru musik di Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia, Semarang. Lagu itu pun sempat dipakai sebagai mars sekolah tempat dia mengajar. Kemudian, Alfred mengubah sedikit liriknya untuk menjadi lagu kebangsaan nasional seperti sekarang. Lagu “Bangun Pemudi Pemuda” biasa dinyanyikan saat upacara bendera maupun peringatan HUT kemerdekaan.

 

Garuda Pancasila. Pancasila adalah dasar negera Indonesia. Burung Garuda merupakan lambang negara kita. Lagu “Garuda Pancasila” merupakan mars Pancasila yang ditulis Sudharnoto. Liriknya tentang kesetiaan seluruh rakyat Indonesia pada Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa Indonesia. Superkids bisa menyanyikannya dengan penuh semangat, seperti saat menyanyikan “Bangun Pemudi Pemuda”. Liriknya begini, “Garuda pancasila, akulah pendukungmu. Patriot proklamasi, sedia berkorban untukmu. Pancasila dasar negara, rakyat adil makmur sentosa, pribadi bangsaku. Ayo maju maju, ayo maju maju, ayo maju maju!”

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment