My Friend is My World

Nggak ada makhluk di Bumi ini yang nggak butuh teman. Anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan manula, semua memerlukan teman. Meski secara fisik tubuh kita bisa tetap hidup, jiwa akan terasa sepi tanya seorang pun teman.

 

Teman itu nggak harus sebaya. Nggak harus sejenis. Juga nggak harus seagama atau satu suku. Di era digital sekarang, pertemanan bahkan bisa terjalin erat meski belum pernah ada pertemuan. Semakin banyak teman, tentu dong akan semakin bagus. Itu artinya, Superkids memiliki jaringan pergaulan yang sangat luas dan bakal berguna di masa depan.

 

Seperti barat dan timur, teman pun juga ada yang baik, ada yang buruk. Beberapa teman datang hanya saat butuh curhatnya didengerin. Beberapa teman aktif mengajak Superkids mengikuti kegiatan-kegiatan amal yang positif. Beberapa teman nyaman diajakin ngobrol. Beberapa teman juga ada yang suka membocorkan cerita rahasia ke sana-sini.

 

Artinya, berteman juga butuh diseleksi. Bukan pilih-pilih berdasarkan wajah, kekayaan, agama, dan sebagainya. Melainkan berdasarkan kecocokan dan manfaat positif yang dia berikan untuk Superkids.

 

Apa berteman berarti harus sepanjang hari main bareng di sekolah dan di rumah? Enggak, dong. Berteman nggak berarti harus selalu bersama. Pun nanti saat Superkids lebih besar dan melanjutkan sekolah di tempat yang berbeda, pertemanan nggak berarti harus berakhir. Kan ada WA, Line, e-mail, dan fitur video call yang bisa digunakan buat melancarkan komunikasi.

 

Seperti tanaman di halaman belakang, pertemanan juga harus dirawat dengan baik. Agar tidak rusak, melainkan terus hidup dan bertumbuh. Merawat pertemanan ini sebetulnya bukan hal yang sulit. Kuncinya adalah rasa kebersamaan yang besar, empati, dan tidak mau menangnya sendiri. Karena pertemanan itu bukan hanya tentang satu orang, melainkan dua. Bila salah satunya sudah merasa tidak nyaman, itu berarti ada sesuatu yang harus diperbaiki dari dalam. (*)

Share to :
TAGS:


Leave A Comment