Nyess! Sensasi Lembutnya Daging Wagyu

Jangan ngaku penyuka steak dan daging merah, kalau Superkids ogah nyobain yang namanya Wagyu beef. Daging sapi ini minta ampun empuknya. Resto yang mengandalkan daging Wagyu biasa mendeskripsikan kelembutan itu pakai kalimat melt in the mouth. Mau tahu rahasianya?

 

Sapi Wagyu berasal dari Kobe, ibu kota Prefektur (provinsi) Hyogo di Jepang. Dalam bahasa setempat, Wa artinya Jepang dan Gyu berarti daging sapi. Kelebihan daging sapi Wagyu terletak pada marbling-nya. Marbling adalah endapan lemak di antara otot pada daging. Superkids bisa melihat marbling hanya kalau daging masih mentah. Gampang, kok. Wujudnya bercorak putih mirip marmer. Makin banyak dan rapat marbling, mutu daging juga dianggap makin baik. Itu karena kandungan marbling bisa memberi sensasi kelembaban plus kelembutan yang meleleh di mulut, dan rasanya menempel di lidah.

 

So far, nggak ada lho jenis sapi lain yang bisa menghasilkan daging dengan tekstur marbling sebaik Wagyu. Itu udah dari sononya alias bawaan genetik. Sapi Wagyu sendiri memang khusus dibudidayain buat memenuhi kebutuhan pasar premium. Selain kelembutan yang nggak tertandingi, daging sapi Wagyu juga dianggap lebih sehat karena kaya Omega 3, Omega 6, dan ini yang terpenting- rendah lemak.

 

Wait, rendah lemak? Yes. Meski banyak, marbling-nya nggak bahaya karena mengandung asam lemak jenuh (stearic acid) yang aman buat penderita kolesterol. Marbling yang tinggi didapat dari hasil perawatan istimewa selama di peternakan. Superkids pasti nggak nyangka kalau sapi Wagyu diperlakukan bagai raja. Mereka disayang-sayang sepanjang hari. Sapi sengaja dilayani dengan baik, dibikin senang, dan dijaga jangan sampai jutek. Barangkali hanya Wagyu lah sapi yang rajin mandi dan rutin di-massage tiap hari. Mereka bersih, wangi, dan nggak boleh jajan sembarangan.

 

Peternakan Wagyu di Kobe hanya dibangun di kawasan pegunungan yang sejuk dan indah, dengan harapan sapi-sapi penghuninya bakalan bebas stres. Mereka juga nggak pernah makan rumput liar yang udah layu, melainkan disuguhi rumput hijau dan segar. Menu lain yang boleh dilahap adalah jerami, vitamin, dan suplemen alami dari campuran kedelai, jagung, dedak gandum, barley, serta pakan ternak bernutrisi.

 

Kayak apa kandangnya? Wah, full mucic! Tapi yang disetel bukan lagu One Direction atau Taylor Swift kesukaan Superkids, melainkan cuma lagu-lagu klasik yang lembut. Sapi-sapi ini juga biasa minum sake biar gampang ngantuk dan selalu rileks. Soal massage, itu bertujuan biar lemaknya rata nyebar ke seluruh tubuh. Bulu mereka dibasahi pakai sake dulu, kemudian disikat lembut, saat akan dipijat.

 

Tapi, jangan salah. Sapi Wagyu bukan cuma ada di Jepang. Walau pemerintah Jepang melarang keras sapi-sapi ini berkeliaran ke luar negeri, Amerika dulu sempat mengimpornya dua kali. Yang pertama tahun 1976 dan hanya empat ekor. Pertengahan 1990-an, pengiriman kedua dilakukan sebanyak 40 ekor, baik betina maupun jantan. Hasilnya, sekarang peternakan sapi di Amaerika dan Australia juga memelihara jenis sapi Wagyu. Makanya sekarang sampai ada sebutan sapi Kobe, yaitu sapi Wagyu asli yang diternak di Kobe. Semua sapi Kobe pasti Wagyu, tapi daging sapi Wagyu belum tentu Kobe. Bisa saja, mereka diternak di Australia dan Amerika, yang perawatannya nggak sedetail di kampung halaman, dan harganya pun nggak semahal sapi Kobe.

 

Marbling daging sapi Wagyu berkisar antara 1-12 menurut penilaian Base Marbling Standard (BMS). Yang ada di Indonesia sekarang kebanyakan berasal dari Australia dengan angka BMS tertinggi 9. Harganya mencapai sekitar Rp 13,5 juta per kilogram.

 

Beberapa resto yang menyajikan menu daging Wagyu adalah Holycow Steakhouse. Cabangnya ada di Jakarta, Bali, Surabaya, Jogjakarta, dan Makassar. Atau, cobain Abuba Steak di Jl Cipete Raya No 14A, Jakarta. Pilihan lain yang recommended buat Superkids adalah  Akira Back di MD Place, Penthouse, Jl Setiabudi Selatan No 7, Jakarta Selatan.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment