Six Things Superparent Can Do to Stop Bullying

Masalah bullying nggak ada habisnya dibahas. Aksi bullying terjadi pada anak-anak di sekolah maupun lingkungan bermain di rumah. Parahnya, orangtua atau orang dewasa sering kali menjadi yang terakhir tahu saat anak-anak di-bully maupun mem-bully. Apa yang harus Superparent lakukan untuk membantu Superkids menghindari dan menghentikan bullying? Dalam artikel “10 Things Parents Can Do to Help Eliminate Bullying” yang dirilis Education, ada beberapa poin penting untuk dilakukan.

 

Ngobrol Tiap Hari. Ajak Superkids bercerita tentang teman-teman dan pergaulannya. Luangkan waktu beberapa menit untuk bertanya tentang aktivitas di sekolah maupun di rumah, saat Superparent sedang nggak bersama mereka. Bila Superkids merasa nyaman berdiskusi, mereka juga akan terbuka bercerita mengenai bullying, bila kelak terjadi.

 

Jadi Role Model. Anak selalu belajar dengan melihat perilaku orang tuanya. Mereka akan mencontoh bagaimana reaksi Superparent menghadapi sesuatu. Maka, jadilah contoh yang baik untuk mereka. Saat Superparent menegur asisten rumah tangga, kasir swalayan, pelayan, sopir, atau bahkan anak sendiri, Superparent punya kesempatan besar untuk mengajarinya teknik komunikasi yang efektif. Setiap kali berbicara pada orang lain dengan cara yang kasar, maka  Superparent juga menanamkan nilai buruk pada Superkids, bahwa bullying adalah hal biasa dan oke-oke saja.

 

Pelajari Tanda. Kebanyakan anak korban bullying nggak mau ngasih tahu siapapun tentang apa yang dialaminya. Maka, penting bagi Superparent mengamati tanda-tanda kemungkinan dia udah jadi korban. Antara lain takut berangkat sekolah, banyak barang pribadi yang hilang, sering mengeluh sakit perut atau pusing, dan sebagainya. Bila Superparents curiga Superkids mungkin sudah di-bully, diskusikan solusinya dengan guru kelas. Jangan lupa bicarakan dulu masalah ini bersama Superkids.

 

Kebiasaan Anti-Bullying. Sejak dari rumah, kenalkan Superkids pada aturan dan kebiasaan untuk menjauhi kekerasan. Misalnya tidak boleh memukul, mendorong, mengganggu, menekan, maupun memaksa. Latih Superkids berempati, bagaimana seumpama hal itu terjadi padanya. Lalu ajarkan kebiasaan baik yang bisa dilakukan sehari-hari untuk menjaga hubungan pertemanan yang baik. Seperti menolong dan mengucapkan tiga mantra ajaib: terima kasih, tolong, serta maaf. Jangan lupa ajarkan untuk berani bilang, “Aku nggak suka!”, “Stop!”, atau “Jangan!” apabila dia menjadi korban bullying anak lain.

 

Jangan Diam. Anak-anak yang menyaksikan bullying jarang mau ikut campur dalam urusan itu. Kalau berani coba-coba membela teman yang di-bully, mereka takut bakal jadi korban kedua. Padahal, nggak boleh ada toleransi dalam menghadapi bullying. Latih Superkids menjadi saksi yang berani berteriak, “Stop! Jangan begitu!”, “Hei, itu nggak keren!”, atau “Itu nggak baik, tau!” Berikan dukungan pada korban, bila perlu laporkan ke guru. Bukan malah memberi perhatian lebih pada pelaku dan ikut-ikutan mem-bully.

 

Kenali bahaya Cyberbully. Ada empat macam bentuk bullying, salah satunya cyberbully. Anak-anak yang menghabiskan banyak waktu untuk online, berpotensi menjadi salah satu korban. Maka, ajarkan Superkids mnggunakan gadget secara bijak dan berhati-hati menyebarkan pesan atau foto di media sosial. Jangan pernah mempublikasi data pribadi, seperti alamat, nomor telepon, sekolah, bahkan nama lengkap.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment