Menjawab Pertanyaan Superkids tentang Terorisme

“Mommy, why did they drop the bomb?”

“Siapa yang melakukan ini, Bunda?”

“Apakah rumah kita juga bakal diincar?”

“Aman nggak main ke mal lagi?”

 

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu mungkin akan sering Superparent dengar belakangan ini. Terutama setelah kawasan Sarinah di Jakarta menjadi sasaran pengeboman, Kamis 14 Januari 2016 lalu. Beritanya berserakan di TV, koran, media online, bahkan media sosial kayak Path, Instagram, Twitter dan Facebook. Salah satunya pasti bakal terbaca oleh Superkids juga. Nah, gimana baiknya menjelaskan pada Superkids yang kritis dan curious mengenai kejadian ini?

 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru saja menerbitkan panduan untuk guru dan orang tua tentang bagaimana membicarakan kejahatan terorisme dengan murid dan anak. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan bilang, Superparent di rumah dan guru di sekolah perlu membantu anak mencerna dan menanggapi peristiwa itu. Superkids Indonesia sebagai media online anak Indonesia, yang sangat peduli pada masa depan anak-anak Indonesia, tentu turut membantu menyebarkan informasi berguna ini untuk Superparent.

 

1. Cari tahu apa yang mereka pahami. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi, ajak anak untuk menghindari isu dan spekulasi. Jadi, Superparent hanya perlu memberi informasi utama tentang kejadian. Seperti kapan dan di mana peritiwanya berlangsung. Kalau Superkids tanya, “Apakah ada yang meninggal? Berapa?” Superparent tentu harus memberi jawaban yang sudah terkonfirmasi. Informasinya bisa didapat dari pemberitaan media-media yang kredibel. Tidak perlu memberitahu Superkids tentang kemungkinan lain yang belum pasti.

 

2. Hindari paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, terutama anak di bawah usia 12 tahun. Nah, Superparent memang perlu membatasi akses Superkids ke media-media yang suka menayangkan gambar atau adegan berdarah-darah. Bahkan, kalau perlu, puasa dulu menyentuh gadget sampai situasi udah lebih tenang.

 

3. Identifikasi rasa takut anak yang mungkin berlebihan. Pahami bahwa tiap anak memiliki karakter unik. Jelaskan bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan bersama tetap perlu. Ini kesempatan untuk Superparent ngajarin Superkids agar lebih siaga dan berhati-hati pada orang tak dikenal. Nggak perlu paranoid, ya. Tapi kalau Superkids merasa nggak nyaman dan curiga melihat gerak-gerik seseorang di sekitarnya, dia boleh memberitahu Superparent kapan saja.

 

4. Bantu anak mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi. Bila ada rasa marah, arahkan pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. Hindari prasangka pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka. Berarti semua harus pasti dulu. Jangan berburuk sangka pada golongan manapun sebelum ada kabar resmi siapa pelakunya. Superkids kan rugi kalau capek marah-marah tapi salah sasaran? Kemarahan Superkids bisa diredam dengan mengajaknya berdoa untuk kesembuhan korban yang masih menjalani perawatan, juga bagi keselamatan kita semua.

 

5. Jalani kegiatan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa aman dan nyaman, serta tidak tunduk pada tujuan teroris mengganggu kehidupan kita. Kebersamaan dan komunikasi rutin sangat penting untuk mendukung anak. Sekolah tetap jalan, makan-makam di restoran favorit keluarga pun nggak masalah. Nggak perlu mengurung Superkids di rumah karena takut mengajaknya keluar, ya.

 

6. Ajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror. Bisa jadi,  Superkids akan terinspirasi oleh kehebatan mereka dalam memberi perlindungan pada masyarakat. Keberanian melindungi dan membantu itu memang sikap yang patut ditiru oleh Superkids maupun Superparent, kan?

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment