Simpel Seven Ways to Be a Great Dad

Mengasuh anak bukan cuma tanggung jawab seorang ibu, melainkan juga tugas ayah. Makin banyak lho Superdad yang sadar pentingnya terlibat dalam tiap tahap perkembangan Superkids. Sejak 2006, pemerintah juga menetapkan 12 November sebagai Hari Ayah. Apa sebetulnya yang harus dilakukan seorang ayah untuk menjadi kesayangan anak-anak tercinta?

 

1. Terlibat. Beliin mainan keren dan mahal bukan merupakan pengganti Superdad saat bermain. Anak tetap butuh ayah untuk mendampinginya menyusun kepingan Lego, bermain rumah-rumahan, memasak ala-ala, monopoli, balap mobil, perang-perangan, lompat tali, membuat slime, dan lain-lain. Luangkan waktu bermain paling sedikit 30 menit bersama Superkids. Sesi main bareng itu nggak boleh diselingi aktivitas mengecek Instagram, membalas e-mail, mengintip obrolan grup WA, apalagi membereskan urusan pekerjaan yang gak emergency. Waktu Superdad untuk anak adalah sesuatu yang sangat berharga bagi mereka.

 

2. Ngobrol. Kedengarannya sih gampang. Tapi ngobrol beneran udah semakin jarang sempat dilakukan Superdad yang sibuk bersama anaknya. Tahu nggak, siapa nama teman sebangku Superkids di kelas? Siapa teman-teman sekompleks yang satu mobil dalam kendaraan antar-jemput sekolah? Apa jajanan favoritnya saat istirahat di kantin? Siapa guru yang paling dia sukai? Yang lebih penting lagi, kapan terakhir kali Superkids merasakan sedih, dikucilkan, atau di-bully? Pernah nggak dia merasa seperti nggak punya teman curhat? Kalau ada komunikasi yang baik, Superkids bakal selalu mencari Superdad untuk bercerita tentang apa yang dialaminya.

 

3. Ingat Hari Penting. Mengingat hari-hari penting dalam kehidupan Superkids sebetulnya baru langkah awal. Jadi, jangan berhenti di situ aja. Lakukan sesuatu yang istimewa untuk merayakannya, bukan sekadar ngucapin selamat. Langkah kedua itu bisa berbentuk pemberian kado khusus yang selama ini diinginkan Superkids. Atau, selembar kartu ucapan naik kelas atau tamat sekolah, yang isinya Superdad tulis sendiri. Bisa juga dengan bertepuk tangan paling keras saat menonton dia lomba futsal. So, jangan sekadar menitipkan uang ke Supermom untuk mencarikan kado terbaik.

 

4. Kenal yang Kekinian. Era generasi Alpha (lahir 2011-2025) usia sekolah seperti Superkids jauh berbeda dengan generasi Superdad dulu. Barang-barang yang lagi mereka sukai, aliran musik yang diikuti, sampai gaya berbusana pun jauh berbeda. Bila Superdad ikut mengenal apa yang lagi kekinian di dunia mereka, Superkids tentu bakal merasa makin nyambung. Jadi, gak ada salahnya kan belajar berseluncur di atas inline skate seperti Superkids?

 

5. Ajak Pergi-Pergi. Bukan maksudnya liburan keliling dunia, ya. Melainkan membawa anak ke berbagai tempat, mulai supermarket, toko bangunan, upacara pemakaman, bank, membesuk keluarga di rumah sakit, dan sebagainya. Anak lebih mudah belajar dari pengalaman langsung daripada sekadar melihatnya di buku. Maka, kenalkan mereka dengan tempat-tempat baru dan beri tahu apa yang dilakukan di sana. Ini bisa jadi bahan obrolan menarik di hari-hari berikutnya. 

 

6. Menepati Janji. Bukan hanya membuat anak kecewa. Tidak menepati janji juga akan membuat rasa percaya mereka pada ayah berkurang. Solusinya mudah saja: tepati janji yang sudah dibuat. Jangan suka mengobral janji, apalagi kalau tahu akan susah menepatinya. Bila terlanjur berjanji dan nggak bisa menepati tepat waktu, nggak perlu ragu meminta maaf pada Superkids dan menyampaikan alasan sejujur-jujurnya.

 

7. Pamer di Media Sosial. Hampir semua orang menggunakan media sosial. Manfaatkan Instagram untuk memuji mereka secara terbuka, dengan mem-posting berbagai gambar tentang mereka. Mulai kesibukannya memberi makan hewan peliharaan (yang berarti bertanggung jawab), sedang makan dengan lahap, berpose dengan pakaian cantik, atau piagam penghargaan dari tempat kursus bahasa Inggris-nya. Superkids bakal merasa diperhatikan atas posting-an seperti itu.

 

Selamat Hari Ayah!

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment