Apa Kelebihan Sekolah Montessori?

Belajar di sekolah Montessori merupakan pengalaman menyenangkan, menarik, dan penuh kegembiraan. Pengajar Montessori meyakini, semua anak benar-benar terlahir pandai, kreatif, dan penuh rasa ingin tahu. Bila anak diperlakukan dengan rasa hormat dan didorong mencoba keterampilan-keterampilan baru, maka dia pun bakal lebih siap untuk belajar melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri.

 

Salah satu kekuatan metode Montessori terletak pada kemampuan menciptakan suasana kerjasama dan saling menghormati, sebanyak apapun perbedaan di antara murid-muridnya. Keberhasilan murid di sekolah sangat dipengaruhi rasa percaya diri tentang kemampuan melakukan sesuatu secara mandiri. Di sekolah Montessori, anak-anak kecil diajari cara menuang air, menulis huruf, dan penjumlahan. Anak-anak lebih besar diberitahu tentang teknik penelitian, cara mencari informasi di internet, sampai bentuk penulisan yang lebih rumit. Nah, ini yang akan membentuk pola kebiasaan bekerja yang baik, disiplin diri, dan rasa tanggung jawab pada diri Superkids sepanjang hidupnya.

 

Di dalam kelas Montessori ada beberapa peraturan dasar tentang perilaku dan kerapian. Selebihnya, Superkids bebas memilih melakukan kegiatan apapun yang diinginkan dan berkreasi membuat sesuatu selama yang dimaui. Superkids boleh saja berjalan-jalan dan berkegiatan secara indvidu maupun berkelompok dengan beberapa teman. Meski bebas memilih melakukan kegiatan apa, guru tetap akan membantu memilihkan aktivitas yang menghadirkan berbagai tantangan dan eksplorasi baru. Kalau udah selesai, murid diharapkan akan mengembalikan sendiri benda yang mereka gunakan ke tempat semula.

 

Dalam buku “How to Raise an Amazing Child the Montessori Way”, Presiden Yayasan Montessori Tim Seldin merangkum ide-ide dasar tentang pengajaran anak di sekolah berbasis Montessori.

  1. Kepandaian bukan hal yang langka. Kepandaian bahkan sudah ada pada diri setiap anak sejak mereka dilahirkan. Dengan stimulasi yang benar, perkembangan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah dapat dipupuk sejak anak masih kecil.
  2. Tahun-tahun terpenting dalam pendidikan dasar anak adalah enam tahun pertama kehidupannya.
  3. Anak-anak perlu mengembangkan kebebasan dan kemandirian sebesar-besarnya. Orang tua tidak perlu selalu turun tangan membantu mereka menyelesaikan pekerjaan untuk diri mereka sendiri. Seperti memberi kesempatan anak belajar mengancingkan jaketnya sendiri, menyabuni badannya sendiri, atau memakan sendiri makanannya – dengan caranya.
  4. Persaingan akademik bukan cara efektif untuk memotivasi murid agak terdidik dengan baik. Mereka justru akan belajar lebih efektif bila bersekolah merupakan pengalaman yang menyenangkan, aman, dan menarik.
  5. Ada hubungan langsung antara perasaan anak tentang dirinya sendiri, kemampuan untuk berdaya, penguasaan diri, maupun kesanggupan belajar serta menguasai keterampilan dan infirmasi baru.
  6. Anak-anak belajar dengan sangat baik melalui pengalaman secara langsung, penerapan di dunia nyata, dan pemecahan masalah.

 

Secara fisik, sangat mudah mengenali sekolah Montessori dari melihat ruangan-ruangan kelasnya. Nggak akan ada barisan meja dan kursi murid, maupun meja guru beserta papan tulis kapur di bagian depan. Sebab lingkungan kelas Montessori sengaja disiapkan untuk memudahkan semua anak slaing ngobrol dan berbaur. Furnitur di dalam kelas bahkan berukuran sesuai untuk para murid. Suasana kelasnya pun tenang, hangat, dan menarik. Ada tanaman, hewan, karya seni, musik, dan buku-buku.

 

Area yang sering dijadikan tempat berkumpulnya murid diisi dengan bahan belajar yang membangkitkan minat, benda-benda matematika, peta, tabel/bagan, artefak bersejarah, perpustakaan kelas, area seni, museum sains alami ukuran mini, sampai hewan peliharaan para murid.

 

Tiap kelas Montessori akan dipimpin seorang guru bersertifikat Montessori, yang memiliki izin dari Montessori untuk mengajar sesuai tingkat usia anak. Biasanya juga ada seorang guru kedua yang juga bersertifikat Montessori atau asisten guru seni profesional. idealmnya, dalam satu kelas terdiri dari anak laki-laki dan perempuan yang jumlahnya seimbang. Satu kelas dibatasi antara 25 sampai 30 anak saja, atau lebih sedikit pada tingkat bayi dan balita.

 

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment