Belajar Rakit Robot Bawah Air dalam Satu Hari

 

Belasan murid Sekolah Robot Indonesia (SRI) tekun menyimak panduan dari Eric, Rabu 13 Agustus 2014. Mulai pukul 09.00 sampai 16.00, mereka dapat kesempatan emas bertemu Eric di kantor Konsulat Jenderal AS di kawasan CitraLand, Surabaya. Eric menggelar workshop tertutup selama empat hari di sana. Materinya? Apalagi kalau bukan tentang pembuatan robot bawah air,  yang sangat dikuasai Eric.

 

Pada 11-12 Agustus 2014, Eric mempresentasi karyanya secara bergantian di hadapan murid-murid pecinta robot dari SMAN 5 Surabaya, SMA Muhammadiyah 2 Sidorajo dan SMA Margie Surabaya. Ia juga sempat mendemonstrasikan ROV (remotely operated vehicle) rancangannya di sebuah kolam ikan di sana.

 

Pada 13-14 Agustus 2014, ia secara khusus mengajar murid SD sampai SMA dari berbagai sekolah yang tergabung dalam SRI. “Kami mengundang Eric mengisi Speaker Series Program untuk berbagi ilmunya dengan anak-anak di Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan para pakar dari berbagai bidang,” jelas Yessika Indarini, Information Assistant Konsulat Jenderal AS di Surabaya.

 

Di hari pertama, Eric mengajarkan tim SRI merakit ROV secara cepat. Di hari kedua, ia menurunkan rakitan itu ke kolam untuk melihat apakah mereka benar-benar berhasil membuat ROV bekerja di air. Menurut Pembina SRI Dhadhang Setiya Budi Winarto, normalnya butuh waktu 6-7 hari untuk merakit itu. “Tapi karena dikerjakan ramai-ramai, bisa lebih cepat. Beberapa teman bertugas merangkai bagian ini, beberapa teman mengerjakan bagian itu,” jelas Dhadhang.

 

Eric terlihat sangat bersemangat mengajarkan tim SRI. Ia berkeliling dari meja ke meja, memeriksa satu per satu pekerjaan mereka, juga memberi instruksi tentang langkah selanjutnya. Meski sudah seharian bekerja, ROV nggak otomatis bisa digunakan hari itu juga, Superkids. Ada bagian-bagian yang harus dilem semalaman agar kuat.

 

Konsul Jenderal AS Joaquin ‘’Wakin’ ‘Monserrate menyempatkan mampir melihat kesibukan mereka. Sambil tertawa, ia mewanti-wanti murid SRI agar nggak iseng menakut-nakuti kura-kura di kolam ikan dengan robot ROV. “Kura-kura itu bisa stres,” guraunya.

 

Joaquin sangat kagum melihat keseriusan Eric dan SRI dalam kegiatan ini. Saat seusia murid-murid SRI, dia mengaku belum paham apa-apa tentang pembuatan robot. “Kita sudah eksplorasi hutan dan gunung. Tapi bagaimana dengan bawah laut? Alat ini penting untuk memudahkan kita semua tahu apa yang ada di dalam sana, tanpa perlu menyelam,” puji Joaquin.

Ia juga terkesan karena tahu nggak semua murid SRI bisa berbahasa Inggris, namun bisa paham apa yang disampaikan Eric. Ia menyebut kemampuan itu sebagai ‘bahasa ilmu’, tingkatan yang menurutnya lebih tinggi dari kemampuan berbahasa lisan.

 

Pada 26-28 Juni 2014 lalu, tim robotik Lintang Selatan asuhan SRI berpartisipasi dalam “2014 MATE (Maritime Advance Technology Education) International ROV Competition” di AS. Mereka mendapat penghargaan khusus Guts and Glory Awards atas kegigihan dan ketekunan berkarya merakit robot bawah air. Itulah kenapa murid SRI nggak asing lagi dengan kegiatan merakit robot yang dipandu Eric.

 

Dari pertemuan empat hari dengan Eric di Surabaya, Dhadhang bertekad membuat modul kit serupa milik Eric yang gampang diaplikasikan siapa saja. “Biar kalau mau bikin robot, nggak pakai mikir perhitungan ini-itu lagi. Misal, berat robotnya berapa biar enak bermanuver dengan gerak seimbang di dalam air,” tutur Dhadhang.

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

Share to :


Leave A Comment