Kok Kulit Zebra Garis-Garis?

 

Kita tidak mungkin gampang melupakan zebra. Sekali lihat, selamanya teringat. Itu karena zebra sangat mudah dikenali. Hanya dia satu-satunya hewan di Bumi yang berkulit garis-garis hitam putih. Motif khasnya merata ke seluruh tubuh, mulai kaki sampai ke surai. Kenapa begitu? Apa pengaruhnya punya kulit bergaris hitam putih bagi kehidupan para zebra?

 

Dua ilmuwan besar yang mengeluarkan teori Seleksi Alam, berbeda pendapat tentang ini. Menurut Darwin, motif garis-garis membantu zebra jantan dan betina menentukan pilihan, mana yang bakal jadi pasangannya. Sedangkan Wallace yakin, kulit bergaris merupakan alat kamuflase. Garis hitam putih bisa membingungkan mata predator karena warnanya akan menyatu jadi abu-abu, kalau dilihat agak jauh.

 

Maka, selama lebih dari satu abad, ada lima hipotesis utama mengenai motif khas kulit zebra. Yaitu untuk menghindari serangga, alat kamuflase, mengelabuhi predator, menurunkan suhu tubuh, atau membantu zebra berinteraksi sosial. Belum lama ini, para ilmuwan yang dipimpin Profesor Timothy Caro dari University of California, Davis, AS melakukan penelitian terbaru tentang zebra. Hasilnya tertuang dalam jurnal Nature Communications yang dipublikasi 1 April 2014. “Kami menemukan bahwa satu-satunya faktor yang paling berhubungan dengan garis adalah untuk menghindari gigitan lalat,” yakin Tim.

 

Menurut mereka, kulit bergaris hitam putih membantu zebra melawan serangan lalat tsetse penghisap darah. Lalat tsetse dikenal sangat mengganggu kenyamanan hidup zebra. Gigitannya  nggak hanya menyakitkan, tapi juga mematikan. Lalat ini bisa menyebarkan penyakit dan bikin zebra kehabisan darah. Motif bergaris diyakini mengganggu penglihatan lalat, yang akhirnya kesulitan mendarat di badan zebra.

 

Pendapat bahwa lalat tidak suka pola bergaris sebetulnya bukan ide baru. Sejak 1930, ada beberapa studi yang berhasil menguatkan hal ini. Berdasarkan hasil eksperimen, lalat diketahui memang memilih mendarat di warna hitam saja atau putih saja, daripada berada di bagian garis-garis di tubuh zebra.

 

Tapi hipotesis Tim segera disanggah ilmuwan lain. Brenda Larison, seorang biologis di University of California, Los Angeles, meragukan hasil penelitian Tim bersama timnya. Menurut Brenda, butuh riset lebih spesifik untuk menemukan jawaban pasti, apa fungsi garis hitam putih di kulit zebra. “Ceritanya jauh lebih kompleks, dan ini bukan kesimpulan akhir,” tegas dia. Brenda sendiri menerima dana dari Komite untuk Penelitian dan Eksplorasi, National Geographic Society guna mempelajari motif bergaris di tubuh zebra primitif.

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: GETTY IMAGES

Share to :


Leave A Comment