Minuman Khas Indonesia yang Pas buat Musim Hujan

Musim hujan mulai datang di Indonesia. Selain makanan-makanan hangat berkuah, minuman hangat juga paling banyak dicari biar badan nggak kedinginan. Superkids mungkin suka banget susu cokelat anget saat hujan turun. Sekali-sekali, cobain yuk cari minuman tradisional Indonesia ini buat penggantinya. Rasanya mirip-mirip wedang jahe karena kebanyakan memang memakai jahe sebagai bahan utama.

 

Bajigur (Jawa Barat). Bahannya santan dan gula aren. Biar makin sedap, sering kali ditambahin jahe, garam, dan bubuk vanili. Aromanya jadi makin wangi kalau dicampurin daun pandan. Biar menarik, ada juga yang suka nambahin irisan tipis kolang-kaling (dalam bahasa Sunda disebut cangkaleng). Di kota Bandung dan sekitarnya, gampang banget cari penjual bajigur yang keliling saat malam hari. Biasanya sih mangkal di atas trotoar depan pertokoan. Penjual juga sering membawa camilan hangat sebagai teman minum bajigur. Misalnya pisang goreng, kacang rebus, pisang rebus, singkong rebus, sampai jajanan tradisional seperti ketimus dan getuk.

 

Bandrek (Jawa Barat). Mirip bajigur, tapi yang ini lebih kaya rempah. Bahan utamanya sih jahe dan gula merah. Bumbu tambahannya bermacam rempah seperti cengkeh, kayu manis, sereh, kapulaga, dan biji ketumbar. Bandrek diyakini berkhasiat mengobati penyakit ringan seperti batuk, flu, dan sakit tenggorokan. Nggak doyan sensasi pedas? Superkids bisa cobain bandrek susu yang rasanya lebih gurih. Kalau di Bandung, penjualnya kadang nambahin sejumput kerukan kelapa biar bandrek makin kaya rasa. Pasangan idealnya sama seperti bajigur. Yaitu kacang rebus, ubi jalar rebus, serta gorengan.

 

Sekoteng (Jawa Tengah). Nggak cukup diteguk, Superkids butuh sendok untuk menghabiskan seporsi sekoteng hangat. Airnya terbuat dari rebusan jahe dengan tambahan adas atau serai, bikin aromanya makin kuat. Nah, di dalam air rebusan jahe ini, ada kacang hijau, biji delima, kacang tanah, pacar cina, kolang-kaling, dan potongan roti. Beda sama minuman hangat lain yang biasanya disajikan di dalam cangkir atau gelas, sekoteng menggunakan mangkuk porselen kecil. Penjualnya biasa berkeliling mendorong gerobak atau dengan dipikul.

 

Wedang Ronde (Jawa Tengah). Wedang, dalam bahasa Jawa, berarti rebusan air yang masih panas. Sedangkan ronde adalah makanan tradisional China berbentuk bola-bola tepung ketan yang direbus. Nah, wedang ronde merupakan paduan keduanya. Yaitu rebusan air jahe dengan campuran gula, serai, dan pandan, yang di dalamnya berisi ronde, kacang sangrai, kolang-kaling, dan potogan roti tawar. Wah, nikmat banget, deh! Nggak cuma ngangetin badan, perut Superkids yang keroncongan pun bisa terganjal dengan minuman tradisional ini.

 

Angsle (Jawa Timur). Seperti wedang ronde, angsle juga berupa air rebusan jahe, tapi ditambahin santan. Isinya pun mirip, hanya tanpa ronde. Angsle atau wedang angsle awalnya hanya rebusan santan, vanili, dan daun pandan. Jahe ikut dicemplungin sejak namanya dikenal dengan sebutan wedang angsle. Isinya lebih meriah dibanding ronde. Semangkuk angsle berisi petulo, ketan putih, kacang hijau, mutiara, kacang tanah goreng, irisan kolang-kaling, potongan roti, sampai emping melinjo. Karena rasanya yang enak, angsle juga banyak dicari saat musim kemarau. Bedanya, angsle disajikan dalam versi dingin bersama es batu.

 

Bir Pletok (DKI Jakarta). Gak usah takut, ini bukan minuman beralkohol. Bir pletok adalah minuman tradisional yang diyakini bagus buat kesehatan anak maupun orangtua. Dibuat dengan campuran rempah yaitu jahe, daun pandan wangi, dan serai, bir pletok enak banget diminum saat cuaca sedang dingin. Biar tampilannya lebih menarik, kayu secang sering ditambahkan sebagai celupan ke dalam minuman. Hasilnya, warna bir pletok berubah merah saat diseduh air panas.

 

Sarabba (Makassar). Minuman hangat ini terbuat dari rebusan jahe, santan, gula merah, merica, dan kuning telur. Udah pakai jahe, ditambahin bubuk merica pula, bisa dibayangin rasanya pedas-pedas manis di lidah. Selain menghangatkan badan, sarabba juga diyakini bisa mengusir flu, menyembuhkan masuk angin, dan memulihkan stamina. Jadi, kalau badan pegel-pegel, minum ini rasanya jadi seger kembali. Orang Makassar suka minum sarabba sambil nyamil ubi goreng.

 

Air Guraka (Maluku Utara). Sama seperti minuman hangat dari Nusantara, air guraka pun memakai jahe sebagai bahan utamanya. Air jahe dicampur dengan gula aren, daun pandan beraroma wangi, dan kacang kenari. Saat meracik air guraka, jahe diparut halus kemudian direbus bersama gula sampai mendidih. Warnanya cokelat pekat. Gak ada tambahan rempah apa-apa lagi. Air rebusan dituang ke gelas atau cangkir, ditaburi remahan kacang kenari, dan diteguk selagi hangat.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment