Apa Sih E-Sports?

Seperti gadget, main game online juga bisa bikin ketagihan. Tapi kalau hobi ini ditekuni serius, hasilnya pun bisa luar biasa. Superkids mungkin nggak nyangka, banyak lho penggila game yang akhirnya menjadikan kesenangan bermain sebagai karir. Profesi mereka benar-benar gamer sejati. Mereka bukan main cuma untuk hiburan kalau lagi santai, seperti yang Superkids lakukan. Mereka tekun bermain game setiap hari sebagai latihan untuk memenangkan pertandingan. Dari sini muncul yang namanya e-sports atau eSports, singkatan electronic sports alias olahraga elektronik. Seperti apa bentuknya?

 

E-Sports merupakan olahraga digital yang dilakukan secara terorganisir dan profesional. Perkembangannya sekarang wow banget. E-Sports melaju pesat karena pemainnya makin banyak, penontonnya makin berjubel, dan penyelenggara maupun sponsornya makin gila-gilaan ngeluarin dana besar buat membiayai turnamen ini. Lewat kejuaraan olahraga e-sports, para pemain video game dari seluruh dunia berlomba menjadi yang terbaik, persis kompetisi sport yang diikuti atlet-atlet dari berbagai negara.

 

Tapi, tunggu dulu. Apa iya main game aja bisa disebut berolahraga? Hmmm, ini sebetulnya masih jadi perdebatan sampai sekarang. Beberapa yang kontra menolak keras aktivitas duduk memegang stick di depan layar dikategorikan sebagai kegiatan olahraga. Yang pro dengan tegas menganggap nge-game itu sama seperti main catur dan kartu bridge, olahraga otak yang ikut dilombakan dalam Olimpiade. Alasannya, karena main game juga bersifat kompetitif, butuh teknik tertentu, dan menuntut kemahiran para pemain untuk menguasai permainan. Sementara yang netral menyimpulkan, e-sports lebih cocok disebut kompetisi, bukan sebuah cabang olahraga.

 

Meski istilah e-sports muncul beberapa tahun belakangan, turnamen video game punya sejarah lumayan panjang. Kompetisi perdana digelar berlabel Intergalactic Spacewar Olympics di Universitas Stanford, AS, Oktober 1972. Yang dilombakan adalah game jadul Spacewar, permainan komputer pertama yang pernah ada di dunia (tanya opa, deh). Siapa pemegang skor tertinggi, dia pemenangnya. Hadiah utama hanya berlangganan gratis majalah musik Rolling Stone selama setahun.

 

Salah satu turnamen e-sports paling fenomenal karena hadiahnya terbesar adalah The International (TI). Iming-iming uang tunai untuk sang juara bernilai jutaan dolar, cukup banget buat Superkids liburan keliling dunia sekeluarga. Kompetisi ini digelar tiap tahun dengan jumlah hadiah terus membengkak. Dota 2, TI 2016 yang berlangsung Agustus 2016 lalu menjadikan pemenangnya, tim asal China, TI6: Wings Gaming, sebagai miliarder. Hadiah yang mereka dapat USD 9,1 juta atau sekitar Rp 119 miliar. Wih!

 

Hadiah besar ini yang bikin para gamers makin serius membentuk tim untuk menjadi pemain profesional. Semua kepingin menang dan berprestasi lewat ajang e-sports. Jenis permainan yang dilombakan pun variatif. Selain multiplayer online battle arena (MOBA) yang sangat populer, ada permainan berkelahi (fighting game), tembak-tembakan first-person shooter (FPS), permainan strategi (RTS atau real-time strategy), sampai permainan olahraga (sports games) yang benar-benar berkaitan langsung dengan olahraga. Sekarang juga makin banyak game kompetitif yang dilengkapi fitur khusus untuk e-sports. Mulai mode permainan, sistem skoring, sampai fasilitas penonton yang terintegrasi. Developer game sengaja merancangnya begitu supaya pertandingan bisa ditayangin secara global dengan baik, informatif, dan bisa dinikmati para penonton online maupun offline.

 

Di Indonesia, e-sports pun resmi diakui pemerintah sejak 2014. Indonesia e-Sport Association (IeSPA) tergabung dengan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Kegiatan akbar yang bakal melibatkan mereka dalam waktu dekat adalah The Association For International Sport for All (TAFISA) World Games 2016 di Jakarta, 6-12 Oktober 2016. Kalau mau ikutan kompetisi e-sport, salah satu syarat sebagai member adalah berusia lebih dari 18 tahun. Jika belum cukup umur, Superkids tetap bisa ikut dengan menyertakan surat persetujuan Superparent dan pihak sekolah

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment