Augmented Reality, Apa Sih Itu?

Gara-gara game Pokemon Go, augmented reality (AR) jadi booming. Superkids mngkin udah sering dengar istilah ini. Apa sih sebenarnya AR? Sama gak dengan virtual reality (VR) yang superseru diakses pakai kacamata Google Cardboard?

 

AR itu teknologi yang bisa gabungin benda maya dua atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi. Lalu, semua bakal diproyeksi real time, saat itu juga. Beda dong dengan VR, yang bikin Superkids serasa beneran masuk ke sebuah dunia baru. AR hanya nambahin atau melengkapi kenyataan dengan benda-benda semu.

 

Superkids juga nggak butuh kacamata khusus buat nikmati AR. Cukup dengan smartphone, semua bisa menggunakan AR yang terintegrasi dan berjalan secara interaktif di dunia nyata. Tapi pastiin dulu kamera, layar monitor, dan alat pelacaknya berfungsi baik, ya.

 

Teknologi AR sebetulnya udah cukup lama digunakan di bidang kesehatan, militer, dan industri. Misalnya nih pada pemeriksaan radiologi seperti CT Scan (computed tomography scanner) dan MRI (magnetic resonance imaging), yang dilakukan sebelum operasi. Dengan bantuan AR, pemeriksaan CT Scan dan MRI bisa memberi gambaran mengenai anatomi internal pasien. Pembedahan pun bisa direncanakan secara matang dengan risiko lebih kecil.

 

Contoh lain yang mungkin Superkids kenali adalah laporan ramalan cuaca di TV. Reporternya kelihatan berdiri di depan peta cuaca yang bisa berubah-ubah. Padahal, di studio siaran, dia tuh  sebenarnya hanya berdiri di depan layar biru atau hijau polos, lho. AR membantu menggabungkan gambar dengan peta buatan komputer menggunakan teknik chroma-keying.

 

Tahu GPS (global positioning system), kan? AR juga menjadi presentasi dasar aplikasi navigasi ini. Dengan memasang GPS, otomatis aplikasi di smartphone bisa mendeteksi keberadaan Superkids setiap waktu. Termasuk juga fitur petunjuk arah, yang memakai AR untuk bisa ngasih tahu kapan waktunya belok kanan, kiri, atau lurus.

 

Beberapa jenis pekerjaan butuh tambahan perangkat head mounted display (HMD) untuk bisa menggunakan AR secara optimal. Teknologi ini juga bisa diaplikasikan ke indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), sampai sentuhan (kulit). AR menjadi contoh menakjubkan bagaimana interaksi perangkat digital dan dunia nyata bisa memberi pengalaman bermanfaat untuk kita semua.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment