Baterai Masa Depan Bertenaga Kertas

Benda apa yang wajib banget dibawa ke mana-mana sekarang? Dompet sih penting. Tapi gadget rasanya udah lebih penting, deh. Semua urusan Superkids bisa praktis dikumpulin jadi satu di sana. Maka, berasa paling repot sedunia kalau baterai gadget sekarat. Saat smartphone, smarthome, dan smart wearable udah berkembang begitu cepat, teknologi baterai seakan jalan di tempat. Tenaganya dari dulu masih aja terbatas. Tenang, Superkids. Impian bakal punya baterai yang mungil, ringan, awet, murah, cepat penuh, dan ramah lingkungan, sedang dikembangin para ahli di berbagai negara. Salah satu yang paling menjanjikan adalah baterai bertenaga kertas. Yup, kertas.

 

Ilmuwan-ilmuwan di Laboratorium Elektronik Organik, Universitas Linkoping, Swedia yakin ini bakal jadi baterai masa depan yang selama ini diimpikan. Mereka memulai penelitian dengan menyemprot air bertekanan tinggi pada enzim selulosa, bahan yang biasa dipakai untuk bikin kertas dan karton. Selulosa hancur menjadi kepingan-kepingan superkecil berdiameter cuma 20 nanometer. Kepingan inilah yang diyakini bakal jadi solusi polimer pengisian elektrik. Ia membentuk lapisan tipis di sekeliling nanofiber dan bekerja sebagai electrolyte. Fiber berselimut selulosa tadi dikemas menjadi lembaran tipis, yang disebut para peneliti sebagai ‘Tenaga Kertas’. Hebat, ya?

 

Selembar Tenaga Kertas bisa menghasilkan energi sampai 1 Faraday, atau sebanyak satu kapasitor super. Ukurannya juga jauh lebih tipis dan ringan. Yaling paling wow, Tenaga Kertas bisa diisi ulang sampai ratusan kali, dan masing-masing cuma butuh beberapa detik untuk penuh. Baterai ini juga nggak bakalan rusak kena air. Bikinnya nggak butuh bahan metal berat dan kimiawi berbahaya.

 

Lalu, kapan kira-kira baterai ramah lingkungan ini diproduksi massal dan dijual bebas? Sabar dikit, Superkids. Riset penemuan Tenaga Kertas baru dipublikasi lewat jurnal online Advanced Science, 2 Februari 2016 lalu. Sekarang para ahli sedang berusaha memprosesnya untuk bisa digunakan Superkids di mana aja.

 

Baterai kertas sebetulnya sih bukan ide baru. Penelitian macam ini juga pernah dilakukan para ahli dari Universitas Stanford di California, AS. Metodenya sederhana. Hanya dengan melapisi selembar kertas dengan tinta yang dibuat dari campuran nanomaterial perak dan karbon, kekuatan yang didapat bisa 10 kali lebih besar dari baterai lithium-ion yang dipakai untuk nyalain laptop.

 

Yang dilakukan tim Institut Politeknik Rensselaer di New York, AS, nggak kalah menarik. Di tangan mereka, selembar kertas hitam bisa menghasilkan energi. Tim pimpinan Profesor Robert Linhardt ini pernah membuat contoh produk berupa baterai kecil seukuran perangko. Tapi, pemakaiannya lebih ditujukan untuk mobil listrik, bukan gadget.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: LINKOPING UNIVERSITY

Share to :


Leave A Comment