Mengenal Lebih Dekat Pahlawan Teknologi, B.J Habibie

Masih dalam moment memperingati hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, tidak ada salahnya Superkids mengenang dan mengenal lebih dekat sosok Pahlawan Nasional yang baru saja meninggalkan kita semua pada tanggal 11 September 2019 lalu, yaitu Alm. Prof. Dr.Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, atau lebih dikenal dengan sebutan eyang Habibie. Dan sehari setelahnya tepat pukul 14.00 WIB eyang dikebumikan di samping makam istrinya, Ibu Ainun di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Beliau memberikan kontribusi besar terhadap dunia dengan mendedikasikan seluruh hidupnya dalam pengembangan pesawat terbang.

 

MASA KECIL

Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936, eyang Habibie merupakan putra ke-empat dari delapan bersaudara. Marga Habibie beliau peroleh dari garis keturunan ayah yang merupakan salah satu marga asli dari struktur sosial Pohala’a  (Kerajaan dan Kekeluargaan) di Gorontalo. Sebagai penghargaan untuk beliau sebagai anak daerah yang mengharumkan nama bangsa, dibangunlah Monumen B.J Habibie di depan pintu gerbang utama Bandar Udara Djalaluddin, kabupaten Gorontalo. Semasa kecil, beliau merupakan anak yang aktif dan terbilang cerewet karena rasa keingin tahuannya terhadap segala hal. Beruntung, berkat kesabaran dan kedisiplinan yang diterapkan sang ayah membuat pribadi eyang Habibie tumbuh menjadi anak Indonesia yang jenius. Kecintaannya terhadap buku sudah dimulai sejak beliau diusia 4 tahun, mulai dari ensiklopedia sampai dengan buku-buku fiksi menjadi lahapan sehari-hari.

 

PENDIDIKAN

Tidak seperti kebanyakan siswa dibangku sekolah, pelajaran yang menjadi favoritnya adalah Fisika dan akhirnya meneruskan kuliah selama 6 tahun di Institut Teknologi Bandung dengan studi Teknik Mesin pada tahun 1954. Setahun kemudian, melanjutkan ke studi Teknik Penerbangan selama 10 tahun di Rhenisch Wesfaliche Tehnische Hochscule (RWTH) S2-S3, Aachen Jerman, dan meraih 2 gelar sebagai Diplom Ingenieur pada tahun 1960 dan Doktor Ingenieur pada tahun 1965 dengan predikat cum laude.

 

KARIR

Setelah lulus, B.J Habibie bekerja di perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman yaitu Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB) pada tahun 1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktur Pesawat Terbang, dan kemudia menjabat sebagai Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industry pesawat terbang komersial dan militer dari tahun 1969-1973. Atas kinerja dan kredibilitas yang tanpa batas, eyang pun dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi serta mejadi Penasihat Senior. Dan beliau satu-satunya orang Asia yang kala itu berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang milik Jerman ini. Selama bekerja di Jerman, berbagai hasil penelitian dan teori-teori ilmu pengetahuan telah beliau sumbangkan. Beberapa rumusan teori dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti  Habibie Theorem, Habibie Method dan Habibie Factor atau biasa disebut Crack Progression Theory.

Mengetaui kecerdasan dan kemampuan Habibie, membuat Presiden Soeharto memintanya untuk kembali pulang ke Indonesia untuk berkontribusi kepada negara. Eyang Habibie pun sekembalinya ke tanah air langsung diangkat menjadi penasehat pemerintah (langsung di bawah Presiden) di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Sejak tahun 1978 sampai dengan 1998, beliau diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi selama 2 dekade. 14 Maret 1998, Eyang Habibie terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan posisi Try Sutrisno. Selang beberapa bulan menjabat sebagai Wakil Presiden, tepatnya 21 Mei 1998 beliau harus mengambil posisi Presiden yang kosong setelah Soeharto berhasil digulingkan

 

SETELAH MASA KEPRESIDENAN

Meskipun posisi sebagai presiden terhitung cukup singkat, tetapi sudah banyak sekali kontribusi yang diberikan untuk Indonesia. Setelah melepas kursi presiden, Eyang Habibie kembali dan menetap di Jerman, meskipun begitu beliau masih berkontribusi di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penasihat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center. Begitupula ketika masa kepemimpinan presiden Joko Widodo, Eyang semakin aktif memberikan masukan dan gagasan pembangunan bagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.

 

TUTUP USIA

B.J Habibie tutup usia pada usia 83 tahun di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September 2019 karena penyakit gagal jantung dan faktor usia. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120 dengan upacara pemakaman yang dihadiri oleh para petinggi-petinngi di tanah air, termasuk dengan Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

 

PENGHARGAAN

  • Penghargaan: Das Grosse Verdienstkrez, negara Bagian Niedersachsen Republik Federal Jerman (1980 )
  • Das Grosse Verdienstkreuz Mit Stern Und Schulterband Republik Federal Jerman (1980)
  • Grand Cruz Del Merito Aeronavtico Condistinctivo Blanco Spanyol (1980)
  • Tokoh Tahun 1982 Harian Berita buana (1982)
  • Hadiah Ilmu Pengetahuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1982)
  • Bintang Mahaputra Adipradana Republik Indonesia (1982 )
  • Satya Lencana Widya Sistha, Departemen Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia (1982 )
  • Grand Cross of The Aeronatical Merit Republik Chili (1985 )
  • Cavaliere di Grand Croce Republik Italia (1986 )
  • Grand Cordon of The Order of Al-Istiqlal (independence) Kerajaan Hashemite Yordania (1986 )
  • Terpilih sebagai salah seorang dari 10 tokoh terkemuka dalam bidang Penerbangan tahun 1985 Majalah Aviation International News Amerika Serikat (1986)
  • Grand Cruz De La Orger Del Merito Civil Kerjaan Spanyol (1987)
  • Grand Cross of King Leopold II Kerjaan Belgia (1991)
  • Theodore Von Karman Award International council of the Aeronautical Science (ICAS) (1992)
  • Doctor Honoris Causa untuk bidang ilmu pengetahuan Cranfield Institute of Technology Cranfield, Bedford, Inggris (1993)
  • Groot Kruis In De Orde Van Oranje-Nassau (1993)
  • Edwar Warner Award Dewan Eksekutif Lembaga Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) (1994)
  • The Order of Brilliant Star With Grand Cordon Taiwan (1994)
  • Tokoh Nasional 1993 Majalah Forum Keadilan (1994)
  • Terpilih sebagai salah seorang dari 21 Tokoh yang berjasa dalam Teknologi Penerbangan dan Angkasa Luar tahun 1982 Majalah Aviation Week & Space Technology (1994)
  • Medali Kehormatan Grand Officier de la Legion d’Honneur Pemerintah Perancis (1997)
  • Doctor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar (2006)
  • The Star of Soekarno Award Universitas Bung Karno, Jakarta (2011)

 

(Afiqka Yoe/ Photo: Istimewa)

Share to :


Leave A Comment