Arawinda Besariyanti Ngedrum Solo di Singapura

Menggebuk drum bukan monopoli laki-laki lagi. Banyak lho anak perempuan yang sekarang tertarik belajar ngedrum. Seperti Arawinda Besariyanti Rizky, salah satu murid kebanggaan Purwa Caraka Music Studio (PCMS) Surabaya Cabang Margorejo. Arawinda tampil memukau di panggung auditorium Universitas Ciputra Surabaya dalam konser “Warisan Indonesia” pada Minggu 21 Agustus 2016. Sebelumnya, dia juga tampil di panggung spektakuler Asia Pacific Arts Festival 2016 di Singapura, 30 Juli 2016.

 

Hai, Ara. Mulai ngedrum sejak umur berapa, sih?

Aku sekarang 15 tahun. Belajar ngedrum sejak umur sembilan tahun. Sebelumnya, aku pernah les piano mulai kelas 1 SD. Nah, di tengah jalan, kakakku yang awalnya juga les piano bareng aku, nyobain drum. Aku lihat, kayaknya kok enak. Ya aku akhirnya jadi kepingin belajar ngedrum juga. Eh, ternyata memang lebih enjoy di drum.

 

Apa enaknya ngedrum?

Menurutku lebih asyik. Main drum itu menantang karena butuh konsentrasi ekstra. Aku harus bisa mecahin konsentrasi antara gerakan kaki dan tangan.

 

Pernah diprotes tetangga gara-gara terganggu suara berisik?

Untungnya belum, hahaha. Awalnya aku biasa latihan di kamar. Jadi, peralatan drum aku taruh di dalam kamar. Mainnya juga sesuai mood. Kalau lagi marah, ya gebuknya juga lebih keras. Kebetulan di sekitar rumah itu tanah kosong. Yang berpenghuni hanya satu rumah, letaknya pas di depan rumah. Dia nggak pernah komplain tentang suara drum. Apalagi, sekarang kan udah punya studio sendiri di rumah. Temboknya kedap suara. Jadi, kalau latihan, suaranya nggak sampai ke mana-mana lagi.

 

Apa pengalamanan ngedrum yang paling berkesan?

Waktu dapat kesempatan perform di Singapura. Awalnya gara-gara menang sebagai juara tiga Pemilihan Bintang Musik Purwacaraka kategori solo se-Indonesia. Aku ditawarin Purwa Caraka Music Studio (PCMS) Pusat di Jakarta untuk tampil di ajang Asia Pacific Arts Festival 2016 di Singapura. Ya aku  mau bangetlah.

 

Gimana persiapannya?

Wah, latihan tiap hari selama dua bulan. Latihannya juga udah nggak di rumah lagi. Kalau malam, aku mending nyewa studio musik di luar biar lebih maksimal latihan. Aku target, per hari harus bisa menguasai satu teknik tertentu.

 

Kamu mainin lagu apa?

“Island Magic” punya Dave Weckl. Aku udah biasa mainin lagu itu, jadi merasa paling siap bawain “Island Magic”. Tapi tetap aja pas dengar nama dipanggil untuk maju ke atas panggung, rasanya masih sedikit grogi. Ya ampun, itu panggungnya besaaaar. Jalan sendirian dari pojok ke pojok aja rasanya jauh sekali. Apalagi, waktu jalan di panggung, aku disorot lampu yang superterang. Benar-benar keren, hehehe. Asia Pacific Arts Festival 2016 berlangsung di Resort World Sentosa Theatre, Singapura. Aku perform sekitar jam 14.00 waktu setempat. Mainnya sih cuma sekitar lima menit tapi sangat berkesan. Wow banget deh bermain di sana, di hadapan musisi-musisi lain dari berbagai negara. Aku tampil pakai kostum batik, lho.

 

Cool. Apa yang didapat dari event sebesar itu?

Pengalaman. Bagaimana menghadapi penonton dalam jumlah banyak, bagaimana biar makin terbiasa bermain drum di panggung untuk mengurangi nervous. Aku dapat kenalan sesama drummer muda asal Malaysia dan Thailand. Ajang Asia Pacific Arts Festival 2016 juga menambah referensi musikku karena bertemu lebih banyak musisi dengan beragam aliran.

 

Apa komentar juri?

Mereka sangat senang karena ada perwakilan Indonesia yang perform sebagai musisi. Beberapa penampil lainnya asal Indonesia memang membawakan tarian. Meski ini bukan lomba, juri memberi aku penghargaan berupa medali silver atas partisipasiku dalam acara tersebut.

 

Kamu punya band gak?

Ada. Namanya Neo. Vokalisnya Dewi, gitarisnya Zaky, bassis Zharif, aku drum, dan Kiky sebagai pemain keyboard. Kami punya dua album indie. Yang pertama judulnya “Kita” berisi lima lagu, album kedua “Superstar” berisi tiga lagu. Kami biasa nge-jam di kafe, tampil di acara pentas musik (pensi) sekolahan, dan sebagainya.

 

Mau terus bermusik sampai kapan?

Aku sekolah di SMKN 12 Surabaya, ambil jurusan Musik Klasik. Nah, berhubung dalam musik klasik itu nggak ada drum, sekarang aku lagi belajar biola di sekolah. Kayaknya sih nggak bakalan berhenti berhubungan sama dunia musik karena besok-besoknya bakal jadi guru musik, hehe.

 

Ada drummer yang ingin Ara ajak bermain bareng?

Jeane Phialsa. Dia drummer cewek yang pernah dapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai Drummer Wanita Profesional Termuda 2004. Dia juga dapat gelar Pemain Drum Paling Ngetop dari ajang SCTV Music Awards 2013.

 

Apa tips buat Superkids lain yang pingin jago ngedrum seperti Ara?

Rajin latihan. Nggak cukup hanya di tempat kursus aja, tapi juga di rumah. Aku latihan di PCMS Margorejo hanya seminggu sekali, Selasa jam 16.30. Itu pun hanya 45 menit. Jadi, di rumah aku harus banyak latihan lagi setiap hari. Kan nggak mungkin ngandalin latihan hanya seminggu sekali lalu pingin menguasai seluruh tekniknya. Aku juga banyak belajar dari YouTube, menonton penampilan para drummer dan mempelajari cara bermain mereka. Majalah pun aku lahap. Bacaan wajibku Adrumnaline Magazine.

 

BIOFACT

Nama: Arawinda Besariyanti Rizky

Instagram: @arawindabr

Facebook: Arawinda Rizky

Lahir: Surabaya, 25 Januari 2001

Sekolah: Jurusan Musik Klasik, SMKN 12 Surabaya

Orangtua: Edi Soesanto, Ismaryanti Marhaba

Saudara: Ahmad Bahaudin Rizky

Hobi: Bermusik dan menari

Idola: Chris Coleman dan Anika Niles

Cita-Cita: Dirikan music production

Prestasi:

1. Silver Medal pada Asia Pacific Arts Festival 2016

2. Juara 1 Kategori Senior Drum Party Purwa Caraka Music School (PCMS) Margorejo 2016

3. Juara 3 Pemilihan Bintang Musik Purwacaraka 2015 Kategori Solo

4. Juara 3 Kategori B Drum Battle 2015 Lenmarc Mall Surabaya

5. Juara 3 Drum Competition se-Jawa-Bali

6. Juara 2 Kategori D Drum Competition PCMS Margorejo 2014

7. Juara 2 Drum Competition PCMS Margorejo 2013

8. Juara Harapan 2 Kategori B Malang Drum Fest Mars Production 2013

9. Juara 3 Drum Battle RMB Organizer

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: PCMS MARGOREJO, DOK PRIBADI

Share to :


Leave A Comment