Desainer Cilik Berbakat Joanne Andreas

 

Lahir dari ibu seorang desainer, Joanne Andreas sebetulnya tidak pernah berniat mengekori karir Elizabeth Njo May Fen (Afen) sebagai perancang busana. Tapi minatnya pada bidang fashion terpupuk secara alami melihat kesibukan Afen dengan kain, benang dan pola baju, sejak kecil. Kini dalam usia 13 tahun, karya Joanne  sudah patut diwaspadai perancang-perancang senior seperti mamanya.

 

Sejak usia berapa mulai tertarik merancang busana, Joanne?

Sejak kecil. Mungkin usia empat tahun. Awalnya memang senang lihat mama gunting-gunting, tempel-tempel seperti bikin scrapbook. Mama itu hias pohon Natal aja bisa pakai kain horden kok. Kayaknya kerjanya enak. Sejak itu mulai deh aku ikutan coba-coba.

 

Kapan mulai serius?

Kelas tiga SD, aku belajar gambar desain. Bikin dress kembaran sama bonekaku. Itu bajunya dijahit-jahit sendiri, lho. Tapi entah kemana ya sekarang.. Hihihi

 

Kelas tiga udah bisa menjahit? Nggak takut ketusuk jarum?

Wah, jariku udah berdarah-darah sejak kelas satu SD. Di rumah kan ada penjahit. Aku suka penasaran lihat mereka kerja. Dilarang dekat-dekat, ya tambah mendekat. Akhirnya jariku kejojot (tertusuk).

 

Kapok?

Ya enggak.. Hahaha. Kelas 4 SD, pertama kali aku benar-benar bisa bikin baju yang serius. Aku desain pola, potong kainnya, dan jahit. Sebelumnya cuma jahit yang simpel-simpel, seperti bikin bunga atau baju boneka.

 

Semuanya dipelajari secara otodidak?

Sekarang aku masuk ke Pison Art n Fashion Foundation-nya mama. Ikut kelas yang mengajarkan basic membuat baju, rok, atasan, celana, dress, baju cowok, dan sejenisnya.

 

Kamu makin dikenal setelah terlibat dalam SFP 2013. Gimana ceritanya bisa ikut? Kan belum cukup umur?

Betul. Aku sebetulnya masih terlalu muda untuk ikutan SFP. Syaratnya usia minimal 17 tahun. Waktu itu aku aku baru 12 tahun. Panitia ngeh setelah aku menyerahkan karya untuk ikut lomba desain baju kategori kids. Tapi mungkin karena semua persyaratan sudah masuk lengkap, dibolehkan saja. Ternyata malah lolos ke final dan bahkan terpilih sebagai juara satu. Puji Tuhan.

 

Berapa lama menyiapkan rancangan untuk dilombakan itu?

Wah, itu ribet nggak karuan karena ajang SFP berbarengan dengan aku mau Unas (ujian nasional) masuk SMP. Akhirnya bikinnya dicicil. Final SFP tepat sehari sebelum Unas. Malam aku bawa pulang piala, pagi aku mumet ngerjain soal Unas di sekolah. Bener-bener mendebarkan! Hahaha.

 

Tapi sukses nggak Unas-nya?

Aku udah nggak sempat pegang buku lagi. Ampun deh. Hari pertama yang diujiankan mata pelajaran bahasa Indonesia. Untungnya cukup sukses dapat nilai 7,8. Menurutku itu pas-pasan tapi memuaskan.

 

Bagaimana peran Afen dalam karirmu?

Dia yang paling menginspirasi. Mama mendukung sepenuh hati tapi jangan dikira mau manjain aku. Kalau ada PR, aku tanya-tanya, pasti disuruh melanjutkan dan menyelesaikannya sendiri. Nggak ada tuh yang namanya dibantu dengan dikerjain mama.

 

Hebat. Apa rencana ke depannya?

Pingin belajar jadi make up artist juga. Doain ya.

 

Semoga sukses, Joanne.

Amin. Terima kasih.

 

 

BIOFACT

Nama: Joanne Andreas

Lahir: Surabaya, 15 April 2001

Sekolah: Kelas 8 Mawar Sharon Christion School Surabaya

Orangtua: Elizabeth Njo May Fen – Mukri Timin

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

Share to :


Leave A Comment