Entrepreneur Cilik Wilson Tirta

Usia 13 tahun, dia sudah berbisnis properti, online shop sampai kuliner.

Saat anak lain asyik bermain, Wilson Tirta menemukan asyik versi lain. Passion-nya yang kuat di bidang bisnis kini membawa Wislon terbang ke berbagai kota. Dia laris diundang menjadi pembicara dalam forum-forum besar bersama para seniornya, seperti Jamil Azzaini, Bong Chandra, dan Dewa Eka Prayoga. Pada Superkids Indonesia yang menemui secara khusus di rumah, Wilson bercerita bagaimana ia mengawali karir sebagai pengusaha sekaligus pembicara.

Halo, Wilson. 

Hai.

Sejak kapan kamu bisa menghasilkan uang?

Umur delapan bulan.

Delapan bulan? Delapan tahun, maksudnya?

Delapan bulan.

Busyet. Apa yang terjadi?

Aku menang lomba foto. Hadiahnya Rp 10 juta.

Oh, kirain. Kamu pasti foto pakai kostum superhero, ya?

Malah nggak pakai baju, cuma topi koki. Posenya pun nggak manis kayak bayi-bayi lain. Melainkan dicemplungin ke panci sama mama. Hahaha. Mama bilang aku memang gampang difoto. Sering menang, hadiahnya nggak cuma berupa uang. Ada yang jadi model sampul majalah, jalan-jalan ke Universal Studios Singapura, liburan ke Disneyland Hong Kong, sampai bertemu (sekarang mantan) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Oke. Lalu kapan kamu mulai dapat uang lewat bisnis?

Kelas tiga SD. Aku lupa bawa uang jajan, jadinya pas jam istirahat kelaparan. Nah, aku mikir, bagaimana ya biar bisa dapat uang? Akhirnya pensilku aku sewain. Murah kok, Rp 100 per satu jam pelajaran. Tapi kalau yang pinjam banyak kan lumayan. Lalu keterusan buka persewaan pensil setiap hari. Lumayan lho, sehari bisa dapat Rp 20.000. Itu berkah punya teman-teman yang pelupa, hahaha. Tiap hari lupa bawa pensil ke sekolah.

Wah, kamu memang jeli melihat peluang. Selanjutnya?

Waktu itu lagi demam Hotwheels. Aku koleksi ratusan. Ya aku jualan Hotwheels aja. Di sini aku mulai belajar bisnis online, memasarkan lewat media sosial Facebook. Walau akhirnya hanya bertahan tiga bulan, banyak pelajaran aku dapat. Habis itu jualan hamster. Kan aku pelihara hamster. Ternyata sekali beranak, bisa banyak. Ada sekitar 30 ekor yang sempat aku jual. Lama-lama stop karena perawatannya harus teliti, sementara orang rumah udah mulai protes karena baunya. Terakhir aku jual semua sama induk-induknya.

Kapok?

Enggak dong. Habis itu cari uang lagi sebagai kurir makanan dan fotokopi di sekolah. Kebetulan kantin letaknya di bawah, sedangkan kelas kita pindah-pindah tiap ganti pelajaran. Banyak teman suka malas turun jajan ke bawah. Ya aku menawarkan diri aja. Mereka mau beli apa, nanti aku yang pergi beliin, tapi ada ongkos tambahan. Banyak lho pelangganku, terutama kalau habis olahraga, hahaha.

Kamu nggak malu kerja begituan?

Ngapain malu? Mungkin sudah terlatih melihat mama, yang sehari-hari giat bekerja cari uang dari rumah. Aku sejak kecil udah biasa ikut melipat dus, kirim roti ke sana-sini, dan sejenisnya. Saking ulet nyari duit, teman-teman bilang aku mata duitan. Hahaha.

Hahaha. Gimana sampai akhirnya merintis bisnis properti dan lain-lain?

Awalnya karena mama lagi. Mama itu haus ilmu banget. Sekarang ikut pelatihan ini, besok training itu. Suatu hari aku diajak ikut. Kirain training apaan, ternyata pijat bayi. Haduh. Tapi lama-lama jadi kecanduan juga ikut mama training. Sampai suatu hari aku ikut Supet Teen, kelas training khusus remaja bersama Tung Desem Waringin. Umurku 10 tahun. Acaranya berlangsung selama empat hari di Tretes. Di situ aku tergugah berbisnis, menyadari passion-ku sejatinya memang bisnis.

Ikut pelatihan apa lagi setelah itu?

Wah, banyak. Aku ikut training menjadi pembicara Wanna be Trainer yang digelar Akademi Trainer pimpinan Jamil Azzini. Lanjut gabung Trainer Bootcamp and Contest-nya. Bahkan sampai keluar negeri demi menimba ilmu dari pembicara dunia seperti Anthony Robbins, Gerry Robert dan Robert T Kiyosaki. Dalam training tingkat dunia di Singapura itu, aku bertemu orang-orang hebat yang juga hadir sebagai peserta, termasuk Merry Riana. Menurutku penting untuk bisa sejalan antara bisnis dan menguasai public speaking.

Wow. Lalu kenapa pilih bisnis properti dan kuliner?

Properti itu menggiurkan. Memang berisiko, apalagi kalau nggak tahu triknya. Bisa rugi besar, tapi juga bisa untung berlipat-lipat. Soal kuliner, itu sih udah turunan. Kakek-nenekku pengusaha kecap, papa punya pabrik roti. Aku ingin meneruskan.

Kamu homeschooling?

Sekolah biasa. Itu dia salah satu tantangannya. Karir jalan, tapi sekolah tidak akan ditinggalkan. Aku terima permintaan menjadi trainer di Bali, Malang, Pontianak, Batam, Jakarta, Surabaya dan sebagainya hanya saat weekend. Sambil mengenalkan Udang Garang-ku yang sudah terjual sampai ke Belanda.

Apa pesanmu untuk anak-anak Indonesia?

Kalau saya bisa, Anda pasti  bisa.

Good luck, Wilson.

Terima kasih, Superkids Indonesia.

BIOFACT

Nama: Wilson Tirta

Lahir: Surabaya, 11 Mei 2002

Orangtua: Willy Tamin – Liliek Andriani

Saudara: Jason Surya Tamin

Sekolah: Kelas 8 SMP Kristen Gloria 2 Surabaya

Pekerjaan:

– Komisaris PT Wilson Tirta (developer perumahan Tirta Grande di Pontianak) , bermitra dengan Fuza Aulia Barisila, penulis buku “Main Properti Gaya Anak Muda”

– Investor pasif WokuWoku.com, bermitra dengan aktor Teuku Wisnu dan Irwansyah

– Investor aktif Aksamedia.co.id, jasa pembuatan website

– Owner camilan Udang Garang

Buku: Kecil-Kecil Belajar Bisnis

Hobi: Fotografi dan traveling

Cita-cita: Trainer and entrepreneur

Idola: Jamil Azzaini (inspirator SuksesMulia)

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: WILSON TIRTA

 

Share to :


Leave A Comment