English
Jago Bikin Slime, Syafa Nabila laris Berjualan
Udah ada squishy, popularitas mainan slime belum juga hilang. Cairan kenyal yang lembut dan lentur itu tetap disukai Superkids. Selain bisa dibentuk, slime memang seru karena bakal molor ditarik-tarik saat dimainin. Di tangan Syafa Nabila Cahyani, slime bisa menghasilkan uang. Dia membuat sendiri slime, mendistribusikan ke mal, dan berhasil memasarkan sampai ke luar pulau.
Syafa, kapan sih pertama kali kenal slime?
Waktu kelas empat, setahun lalu. Kebetulan ada teman yang bawa mainan slime ke sekolah. Ya samalah kayak anak-anak lain, pertama nyentuh, aku langsung suka. Lalu penasaran, ini sebetulnya apa ya, kok bisa elastis banget? Sejak itu jadi hobi main slime.
Dapatnya dari mana?
Beli. Tapi ya gitu, sering dimarahin mama. Mungkin orangtua lihatnya ini mainan nggak banget. Cuma diulur-ulur, trus beberapa hari udah mengeras dan dibuang. Belum lagi lengket, bisa nempel di baju, bantal, bed cover, karpet, dan lain-lain. Jadi, dianggap nggak berguna. Apalagi kalau pakai hilang.
Apa komentar mama?
Buang-buang duit! Hahaha. Aku sampai nabung uang jajan biar bisa beli slime pakai uang sendiri, nggak minta lagi. Itu saking kepinginnya punya.
Kok akhirnya malah jualan?
Nah, gara-gara sering dimarahi dan dilarang beli slime, aku coba bikin sendiri. Kan banyak tutorialnya di YouTube. Bahan-bahannya gampang kok. Lem, air, obat sariawan (GOM), slime activator, lotion, sabun, baby oil. Udah. Tapi memang latihannya berkali-kali. Sempat gagal karena slime terlalu keras atau terlalu cair. Lalu takarannya aku ganti, sampai bisa bikin slime yang benar-benar kenyal, lentur, dan gak lengket. Sekarang sih bikinnya udah gak pakai alat takar. Pakai perasaan aja cukup, hehe.
Langsung dijual?
Nggak. Awalnya ya untuk dipakai-pakai sendiri di rumah. Lalu mama bilang, eman (sayang) kalau tiap hari bikin, berhasil, dimainin, lalu akhirnya dibuang. Mama yang mendorong untuk aku coba jualan saat ada bazar di sekolah. Mama beliin wadahnya, slime dikemas rapi dan cantik. Aku bawa 100 cup dan sold out dalam waktu singkat. Sejak itu mulai diseriusin bikin slime karena hobi ini udah terbukti bisa menghasilkan uang, meski awalnya terkesan gak berguna.
Siapa costumer setia Syafa?
Kakak-kakak kelas. Sekarang yang beli banyakan umum, bukan kenalan karena barangnya kan dijual di mal. Baru-baru ini juga ada teman mama di luar pulau, yang pesan slime 100 cup untuk dijual di sana.
Apa berbisnis slime mengganggu pelajaran?
Iya, sempat. Nilai Matematika turun gara-gara keranjingan bikin slime. Hehehe. Sekolah juga akhirnya menegur agar murid nggak berjualan di lingkungan sekolah. Boleh jualan, asal itu pesanan. Lalu mama bikin aturan baru di rumah. Aku hanya boleh bikin slime saat weekend supaya nggak mengganggu pelajaran. Kalau nggak gitu, ya nggak berhenti-berhenti bikin. Sekali bikin slime sekitar dua kilogram. Sendirian lho bikinnya. Kalau butuh bantuan, ya mama. Jadi, walau banyak teman yang pesan hari Senin-Jumat, barangnya tetap hanya bisa dijual hari Senin. Distribusi slime ke mal juga hanya seminggu sekali tiap Sabtu.
Slime kayak apa sih yang Syafa jual?
Ada tiga macam. Marshmallow Slime, Unicorn Slime, dan Milky Slime. Harganya Rp 10.000 sampai Rp 12.000 per cup ukuran 50 mili.
Apa tuh bedanya?
Marshmallow itu teksturnya lembut tapi lebih padat. Milky lebih cair dan pilihan warnanya banyak. Kalau Unicorn itu metalik. Ternyata yang paling laris Milky Slime. Aku sediain tujuh warna, mulai putih, peach, kuning, biru, hijau, ungu, sampai pink. Pelanggan seringnya bikin rainbow slime dari Milky Slime-ku. Mereka campurin sendiri. Misal, pink sama kuning jadinya warna peach.
Uang hasil penjualan slime digunakan buat apa?
Beli inline skate sendiri. Hehehe.
Sukses ya, Syafa!
Terima kasih, Superkids Indonesia.
BIOFACT
Nama: Syafa Nabila Cahyani
Lahir: Sidoarjo, 16 Maret 2016
Orangtua: Koko Budi Cahyono, Yuanita Herlina
Sekolah: Kelas V SDI Sabilillah Sidoarjo
Hobi: Main slime, bikin slime
HAFIDA INDRAWATI
FOTO: HAFIDA INDRAWATI
