Jagoan Origami Brians Tjipto

 

Nggak ada mobil-mobilan atau pistol-pistolan. Juga, nggak terlihat robot-robotan saat Superkids Indonesia main ke rumahnya di Surabaya. Brians Tjipto justru punya tiga lemari berisi karya origaminya sebagai mainan kesayangan. Apa yang membuat bocah 10 tahun ini begitu tergila-gila pada seni melipat kertas?

 

Halo, Brians.

Hai.

 

Seisi lemari-lemari kaca ini, karyamu semua?

Iya. Yang dibuang lebih banyak lagi. Kalau udah rusak, buang. Makanya yang bikinnya agak-agak susah gini, disimpan. Ada kuda, balancing bird, ikan koi besar dan kecil, werewolf, monster Yoda-nya “Star Wars”, balon udara, venus flytrap, angelfish, magic ball. Wah, banyak deh.

 

Diajarin mama, ya?

Enggak.

 

Papa?

Tambah enggak. Hahaha!

 

Sejak umur berapa bikinnya?

Lima tahun. Awalnya aku sering bikin pesawat-pesawatan dari bill makan di restoran. Penasaran, aku cari tentang origami pesawat di internet. Ternyata banyak bentuk lain yang bisa dibuat hanya dari satu lembar kertas.

 

Jadi, itu menariknya?

Iya. Bagaimana kita bisa mentransformasi selembar kertas menjadi berbagai bentuk apa saja. Dan aku sukanya bikin yang hanya menggunakan satu kertas, bukan dua atau tiga lalu disambung-sambung menjadi satu bentuk.

 

Apa yang paling sulit yang pernah kamu buat?

Kurcaci. Lipatan kertasnya lebih dari 1000. Mumpung masih libur, aku bikin yang itu. Kalau hari biasa kan main origaminya dibatasi. Kalau enggak, ya nggak inget makan, apalagi tidur. Kurcaci itu aja aku bikin sudah empat hari dan belum selesai-selesai.

 

Kenapa?

Karena harus dilem dulu biar kuat, harus dikeringin, dijemur. Ada begitu-begitunya.

 

Tetap hanya pakai satu kertas?

Iya. Kertas besar ukuran 50×50 cm. Kertas itu dikasih sama Lucifer Chong, teman Facebook sesama penggemar origami dari Malaysia. Tapi usianya lebih tua, mungkin 27 tahun.

 

Lucifer ngirim kertas-kertas itu dari Malaysia?

Oh, enggak. Kami ketemuan di Kuala Lumpur kemarin. Dua minggu lalu (akhir Juni 2014), pas liburan sekolah, aku ke sana bareng keluarga. Kami juga sempat mampir ke Malaysia Origami Academy di Penang. Lalu di Singapura, aku ketemuan sama Ivan Danni, mahasiswa asal Indonesia penggemar origami. Kami hunting dan belanja kertas bareng di sana. Asyik banget!

 

Menurutmu Brians, apa efek origami ini untuk kehidupanmu?

Origami itu satu-satunya seni yang menggunakan matematika, yaitu geometri alias bangun ruang. Seni lukis, musik dan sebagainya, enggak. Rasa-rasanya semua orang kalau jago origami,  otomatis pasti jago juga deh matematika-nya di sekolah.

 

Kamu punya julukan khusus di sekolah terkait origami?

Enggak ada sih. Tapi teman-teman sering minta dibuatin atau diajarin bikin bunga dan sebagainya. Guru-guru pun kalau mau ngajarin bikin origami di kelas, panggil aku dulu. Minta diajarin, kursus kilat bikin bentuk-bentuk yang sederhana.

 

Nggak tertarik rilis buku?

Hmm.. Belum waktunya mungkin. Ini masih sekadar hobi yang untungnya didukung banget sama orangtua. Untuk sementara, aku sharing ilmu di dunia maya. Aku rekam tutorialnya pakai bahasa Mandarin dan Inggris. Biar yang bisa ikuti lebih banyak, biar nggak cuma dipahami anak-anak dari Indonesia.

 

Apa harapanmu untuk origami di Indonesia, Brians?

Anggota Komunitas Origami Indonesia (KOI) Surabaya masih sedikit. Aku yang paling kecil, lainnya orang tua semua. Pingin origami lebih banyak dikenal orang. Pingin punya teman sepantaran aku yang juga suka origami. Pingin orang-orang tahu, ini hobi yang mencerdaskan.

 

BIOFACT

Nama: Brians Tjipto

Lahir: Surabaya, 29 Mei 2004

Sekolah: Kelas 5 di Surabaya Grammar School (SGS)

Ortu: Agus Tjipto dan Lia Fenchilia

Hobi: Origami

Bahasa: Indonesia, Inggris, Mandarin

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

Share to :


Leave A Comment