Pebasket Jr NBA Indonesia Calsen Vierry

Sejak masih balita, dia sudah bercita-cita menjadi pemain NBA.

Seleksi Jr NBA Indonesia 2015 akan segera digelar, Agustus mendatang. Program Internasional NBA ini kembali mencari 14 pebasket muda terbaik dari lima negara di Asia Tenggara. Calsen Vierry merupakan salah satu pebasket yang terpilih dalam seleksi perdana tahun lalu. Peraih gelar Jr NBA Indonesia All-Stars 2014 ini berbagi pengalaman serunya khusus pada Superkids Indonesia.

Calsen, cerita dong kayak apa sih proses seleksi Jr NBA Indonesia itu?

Seleksinya gratis. Terbuka untuk umum, usia 5 sampai 14 tahun. Aku daftar lewat website resmi www.jrnba.asia/indonesia. Lalu aku berangkat ditemani mama ke Jakarta untuk ikut Selection Camp di Cilandak Sport Centre.

Saingannya banyak nggak?

Wah, banget. Hari pertama, dari 1.240 pendaftar se-Indonesia, hanya dipilih 60 cowok dan 40 cewek. Puji Tuhan aku lolos. Kami dapat kesempatan ikut mini-camp pada hari kedua. Kegiatannya diisi latihan basketball drill, scrimmages, dan team building. Lalu hari kedua itu disaring lagi menjadi 40 cowok dan 24 cewek usia 10-14 tahun. Yang lolos bakal ikut yang namanya National Tranning Camp (NTC) selama empat hari. Kami dites push up, core, passing, dribble, lay up, shooting dan foot walk. Nah, NTC ini babak seleksi yang paling menentukan. Hanya diambil 10 cowok dan empat cewek untuk menjadi bagian dari Jr NBA Indonesia All-Stars 2014.

Siapa jurinya?

NTC dipimpin langsung sama Jr NBA Head Coach Christofer Sumner, NBA Legend Horace Grant dan AC ‘Ironman’ Green. Juga ada beberapa pelatih basket profesional Indonesia. Aku sangat-sangat-sangat nggak nyangka bakalan lolos. Senang banget. Hampir nggak percaya dengar namaku di sebut saat pengumuman di atrium Pluit Village Mall. Bagaikan mimpi!

Selanjutnya?

Kami Jr NBA Indonesia All-Stars 2014 berkesempatan merasakan NBA Experience Trip di Beijing, China. Di sana kami bertemu para pebasket Jr NBA dari empat negara lain yaitu Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Berkumpul di satu hotel, semua diajak menyaksikan langsung rangkaian NBA Global Games di MasterCard Center Beijing. Sempat juga masuk melihat betapa kerennya Bird’s Nest, stadion nasional China yang menjadi tempat pelasanaan Olimpiade Beijing 2008.

Lalu pulang ke Indonesia?

Eh, belum. Kami juga jalan-jalan ke art gallery, melihat The Great Wall of China, dan mampir ke Forbidden City – tahu kan, istana kerajaan kuno periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing itu. Nggak ketinggalan, berkunjung ke sekolah sepakbola NBA Yao School. Di sana kami tanding melawan murid-murid NBA Yao School dan… menang! Tanding lawan pemain Jr NBA dari negara-negara lain pun selalu menang, kecuali sama Filipina.

Apa yang paling berkesan bagimu?

Saat pengumuman 14 pebasket Jr NBA Indonesia All-Stars. Sangat nggak nyangka bakal terpilih karena usia peserta dibatasi maksimal 14 tahun. Nah, aku waktu itu 12 tahun. Banyak yang lebih senior dan berpengalaman. Jadi, saingannya berat dan aku satu-satunya yang dari Surabaya.

Bagaimana kesanmu pada dua pemain NBA yang mendampingi selama NTC?

Horace Grant dan AC Green? Well, mereka pebasket hebat yang rendah hati. Horace itu mantan pemain Chicago Bulls dan AC mantan pemain LA Lakers. Horace orangnya lucu, baik, nggak sombong. Kalau AC, selain baik, dia suka ngasih pengarahan dan senang berbagi ilmu. Aku lebih sering ngobrol sama AC.

Apa yang kamu dapat dari latihan bersama mereka?

Tentang fundamental dasar basket dan belajar mengenai pentingnya core valus Jr NBA. Yaitu sportivitas, kerjasama, sikap positif, dan saling menghormati.

Sejak kapan sebetulnya kamu senang basket?

Sejak duluuu. Kata mama pas masih balita, tiap ditanya apa cita-citaku, pasti aku jawab pemain NBA. Kelas 1 SD aku sudah minta mama masukin aku ke klub basket. Tapi baru setahun kemudian dikabulkan. Kelas 4 SD, aku gabung CLS Surabaya sampai sekarang.

Siapa sih yang menularkan kamu virus basket ini?

Hehehe, kokoku. Dia masuk klub duluan, makanya aku juga mau. Sekarang dia kelas 1 SMA. Udah dua kali ikut kejurnas mewakili Jawa Timur. Mei 2015 kemarin dia ikut seleksi timnas di Jakarta. Tapi hanya sampai 24 besar.

Kamu masih bercita-cita jadi pemain NBA?

Masih dong! Pokoknya jadi pebasket profesional. Jadwal latihanku sekarang minimal empat kali seminggu.

Good luck, Calsen..

Thank you, Superkids Indonesia.

 

BIOFACT

Nama: Calsen Vierry

Lahir: Surabaya, 2 November 2002

Sekolah: Kelas 6 Bright Kiddie Primary School Surabaya

Orangtua: Joko Prasetyo – Tjendrawati Soesanto

Saudara: Calvin Piero

Klub: CLS Surabaya

Hobi: Basket

Cita2: Pemain NBA

Idola: Michael Jordan, LeBron James, Stephen Curry

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: CALSEN VIERRY

Share to :


Leave A Comment