Pencipta Robot Underwater Lintang Selatan

 

Nama Lintang Selatan sedang naik daun di kalangan pecinta robotik Indonesia. Itu setelah robot mereka yang bernama sama mencuri perhatian juri MATE (Maritime Advance Technology Education) International ROV Competition 2014 di Thunder Bay National Marine Sanctuary Facilities, Alpena, Michigan, AS pada 26-28 Juni 2014. Ajang tersebut diikuti 50 tim dari 13 negara. Meski bukan pemenang, Lintang Selatan pulang membawa penghargaan Guts and Glory, atas semangat dan ketekunan mereka menciptakan robot underwater. Superkids Indonesia menemui tim asuhan Sekolah Robot Indonesia ini di Surabaya untuk berbagi cerita tentang kehebatan mereka.

 

Selamat ya, tahu-tahu menang di tingkat dunia.

Hehehe.. Terima kasih. Awalnya iseng saja, ternyata nggak sia-sia.

 

Kapan tim ini terbentuk?

Februari 2014, dua bulan sebelum ikut lomba merakit robot underwater untuk kawasan regional Asia di Hong Kong.

 

Berapa anggotanya?

Delapan, empat di antaranya masih SD.

 

Anak-anak sekarang tergila-gila dengan gadget. Kenapa kalian lebih tertarik sama robotik?

Kalau gadget kan cenderung langsung dipakai. Kalau robot kita harus membuat dari awal. Jadi, kita pingin robot apa, ya kita buat seperti apa yang kita inginkan. Itu dia serunya. Nanti pun bisa juga dikolaborasikan dengan gadget yang kita punya. Misalnya bikin mobile robot dengan kendali dari android.

 

Apa kalian rutin latihan setiap hari?

Kalau bikin robot Lintang Selatan sih, iya, tiap hari sepulang sekolah. Kita bikin di tempat workshop di kawasan Sidokare Asri, Sidoarjo. Mentornya Dhadhang SBW dan Yudi Triwibowo.

 

Bagaimana sampai kalian bisa ikut lomba di AS?

Sebelumnya, kami lolos seleksi regional Asia dulu. Nama turnamennya 9th Hong Kong/Asia Regional of the MATE International ROV Competition. Itu diselenggarakan di Hong Kong University, Hong Kong, 12-13 April 2014. Untuk kategori Ranger yang kami ikuti, ada sekitar 25 peserta dari seluruh negara di kawasan Asia. Lalu dipilih lima untuk bertanding di tingkat internasional yang digelar di Amerika. Kami salah satunya.

 

Bagaimana kalian mengerjakan robot Lintang Selatan?

Timnya kami buat seperti perusahaan mini. Jadi, ada yang bertugas sebagai CEO, ada yang sebagai pengatur keuangan (CFO), ada bagian mekanik, desain, programmer, bahkan marketing yang tugasnya bikin poster dan mengatur presentasi.

 

Apa kehebatan robot underwater Lintang Selatan?

Robot ini dibuat untuk menyelesaikan misi yang ada di kompetisi. Misinya ada tiga; Shipwerk, Science dan Konservasi. Misi Shipwerk adalah menjelajahi dokumen dan mengidentifikasi kapal yang karam. Misi Science adalah mengumpulkan sampel mikroba, mengukur konduktivitas air tanah yang muncul dari lubang pembuangan, menyebarkan sensor dan memperkirakan jumlah kerang zebra yang ditemukan di bangkai kapal. Misi Konservasi adalah menjaga lingkungan karena robot ini juga bisa dipakai membersihkan kotoran di sungai.

 

Berarti dia punya kaki dan tangan seperti manusia?

Betul. Ada kaki, tangan, mata. Tapi kakinya berbentuk roda ya. Sementara matanya berjumlah tiga, berupa kamera yang kami pasang untuk melakukan misi penjelajahan. Selain itu, ada beberapa sensor yang dipasang untuk misi Science, agar bisa mengukur konduktivitas air dan meneliti sampel mikroba. Lengan-lengannya digunakan untuk mengambil sampah yang ada di air, saat menjalankan misi konservasi. Dia bisa mengangkat beban seberat 5 kilogram. Lintang Selatan sendiri tingginya cuma 30 sentimeter dengan panjang 50 sentimeter. Biaya pembuatannya sekitar Rp 21 juta atau USD 1.800.

 

Oh, wow. Pantas saja kalian mendapat penghargaan itu.

Hehehe. Berkat kerja keras semua anggota tim.

 

Apa kesan yang didapat dari turnamen internasional kemarin?

Kami jadi nambah banyak teman dan pengalaman. Peserta dari negara-negara lain sangat ramah dan nggak pelit berbagi ilmu. Jadi kami sekalian belajar banyak tentang robot underwater dari mereka. Perjalanan ke sana sendiri cukup menyenangkan sekaligus melelahkan, hehe. Total 14 hari berangkat-pulang dari Surabaya-Alpena. Mendarat di Chicago, kami harus menempuh jalur darat menggunakan bus sekitar 12 jam.

 

Sebandinglah ya sama prestasinya.

Benar.

 

Apa target selanjutnya?

Kami ingin mengembangkan robot underwater biar ada manfaatnya untuk Indonesia, Misal, digunakan untuk konservasi di laut-laut Indonesia. Kami juga menargetkan akan meraih juara 1 di ajang MATE 2015. Wish us luck!

 

Pasti berhasil.

Amin. Terima kasih.

 

TIM LINTANG SELATAN

  1. Ahistya Purbolintang (28 November 1996 – kelas 3 SMAN 1 Sidoarjo)
  2. Muhammad Reza Arrazi (12 Maret  1996 – kelas 3 SMAN 1 Sidoarjo)
  3. Muchammad Ilham Syarifullah Arabiy Mahjudin (10 Feb 2003 – kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Surabaya)
  4. Firman Fathoni (6 September 2003 – kelas 5 SD Muhammadiyah 4 Surabaya)
  5. Kaisar Nialfza (7 Juni 2003 – kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Surabaya)
  6. Naura Aurelia Mahjudin (26 Des 2000 – kelas 3 SMPN 17 Surabaya)
  7. Rachel Yusriyah Bilqis (11 Nov 2005 – kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Surabaya)
  8. Adna Mumtaza Fadlurrohman (19 April 2003 – kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo)

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: LINTANG SELATAN

Share to :


Leave A Comment