Satwa? Tanya ke Alen Nolan Saja

Dia sangat fasih membahas apapun tentang dunia hewan.

Alen Nolan Tanoyo sudah menunjukkan minat yang besar pada satwa sejak masih balita. Nggak puas hanya tahu ini gajah, itu jerapah, dia berusaha mengenal lebih dalam tentang segala macam hewan. Kini di usia 15 tahun, Alen pun merilis buku pertama berjudul “My World of Animals”.  Pada Superkids Indonesia, ia berbagi cerita seputar kecintaannya pada dunia satwa.

Hi, Alen. Gimana awalnya tertarik sama satwa?

Aku mulai tertarik sejak usia tiga-empat tahun gitu. Awalnya aku suka perhatiin ciri khas tiap hewan yang membedakan dia dengan lainnya. Semisal, belalai gajah dan loreng harimau. Lama-lama aku jadi penasaran ingin belajar tentang aspek-aspek hewan yang lain.

Gimana reaksi papa-mama?

Wah, mereka support banget. Mereka sudah menyediakan banyak sekali sumber yang bisa aku  gunakan untuk belajar tentang dunia hewan. Misalnya buku dan DVD. Mereka juga suka ngajak aku ke kebun binatang agar bisa melihat langsung berbagai jenis hewan.

Masih sering dibaca dan ditonton nggak?

Nggak seintensif dulu, sih. Aku sekarang lebih sering nonton serial hewan di National Geographic Wild. Menurutku, itu sumber yang bisa dipercaya banget. Aku juga suka nonton film-film dokumenter tentang dunia hewan yang dibawakan David Attenborough. Kadang, kalau lagi bosen, aku nyari artikel tentang hewan di website www.livescience.com atau Wikipedia.

Alen sendiri punya hewan peliharaan apa?

Aku nggak punya hewan peliharaan yang emang aku seriusin gitu. Paling cuman tujuh atau delapan ekor ikan hias. Aku sebenarnya nggak seberapa tertarik merawat hewan, seperti anjing. Soalnya aku nggak yakin punya komitmen yang cukup baik untuk menjaga makhluk hidup.

Berniat untuk jadi vegetarian?

Belum. Analoginya begini. Di alam bebas, singa masih memakan kijang. Ini kiasan, by the way. Maksudku, semua hewan dan manusia nggak akan bisa hidup tanpa membunuh atau melukai makhluk hidup yang lain. Kalaupun aku jadi vegetarian, aku juga akan tetap membunuh tanaman, kan? Jadi, sampai saat ini aku belum menemukan alasan untukku sendiri menjadi seorang vegetarian. Meski aku yakin, bagi beberapa orang, itu baik.

Apa hewan favorit Alen?

Gajah. All the way. Mereka hewan darat terbesar di dunia, sangat kuat dan gagah. Walau memiliki kekuatan sangat besar, mereka bisa menunjukkan aksi-aksi kebaikan yang bisa mengalahkan manusia. Gajah ini punya banyak kualitas yang aku secara pribadi ingin miliki:  kekuatan, kebaikan, dan kepintaran.

Apa fakta menakjubkan tentang hewan yang Alen ketahui?

Beberapa hewan memiliki kekuatan super yang bisa menyamai superhero dari komik Marvel ataupun DC. Misalnya belut listrik, dia nggak kalah dengan tokoh Thor di “Avengers”! Ada lagi axolotl, sejenis amfibi yang bisa menumbuhkan bagian badan apapun termasuk kaki, ekor, mata, otak, sumsum tulang belakang, dan sebagainya. Hewan yang seperti ini banyak banget kalau kita memang bisa mencari keunikannya.

Apa sih info tentang hewan yang keliru di masyarakat?

Aku lebih peduli tentang mindset masyarakat yang bisa berdampak pada hewan secara langsung. Misalnya, karena waktu kecil kita diajari bahwa ular adalah hewan yang berbisa dan berbahaya, kita akan secara instingtif mencari cara untuk membunuh ular yang ada di sekitar kita. Padahal, ular sebenarnya hewan yang sangat defensif dan hanya akan menyerang bila merasa benar-benar terancam.

Masih sering ke kebun binatang?

Sekurang-kurangnya tiap enam bulan sekali. Kalau nggak ke kebun binatang, ya ke Taman Safari Indonesia II di Prigen, Pasuruan atau Batu Secret Zoo, Jawa Timur Park II di Kota Batu. Karena lokasi-lokasi ini yang paling deket dari rumahku di Surabaya. Kalau ke sana, aku selalu mencoba bagi waktu secara efisien biar bisa melihat semua jenis hewan. Jadi, nggak berlama-lama fokus di satu atau dua kandang saja. Aku nggak mau kok memprioritaskan perhatian hanya untuk satu hewan apapun bila di kebun binatang.

Apa yang paling Alen suka amati pada hewan?

Pergerakan mereka. Aku coba untuk melihat gerak-geriknya, cara berjalan, membayangkan seperti apa rasanya mereka kalau dipegang. Jadi, bila ada harimau lagi jalan, aku bisa ngelihatin dia terus. Aku ikuti sambil mengamati hal kecil apapun yang bisa kuamati.

Ikut komunitas satwa nggak?

Nggak secara ofisial, sih. Tapi aku sangat ingin berkolaborasi dengan organisasi konservasi seperti World Wild Fun (WWF) dan Taman Safari Indonesia. Aku masih terikat banget dengan dunia penulisan, tapi mungkin nantinya lebih memilih ikut komunitas konservasi. Tinggal tunggu waktu yang tepat aja sih.

Soal buku “My World of Animals”-mu, berapa lama buatnya?

Ide untuk membuat buku tentang hewan sebenarnya sudah ada sejak aku kecil. Setelah beberapa kali gagal menulis, aku diarahkan ke komunitas EZ Institute. Aku gabung sejak Agustus 2014. Di sana, aku ngebut ngerjain buku dan akhirnya naskah selesai dalam enam bulan. Aku rilis buku ini karena emang suka ngomongin tentang hewan ke masyarakat. Salah satu cara untuk ‘berbincang’ dengan masyarakat adalah lewat media buku. Ini juga menjadi tanjakan pertamaku untuk menjadi pemerhati hewan dari Indonesia. Aku pingin jadi educator hewan dan terbuka untuk diajak berdiskusi tentang dunia hewan oleh pihak manapun.

Pasti bisa, Alen. Good luck, ya!

Terima kasih, Superkids Indonesia.

BIOFACT

Nama: Alen Nolan Tanoyo

Lahir: Surabaya, 7 Oktober 2000

Sekolah: Kelas 10 Sekolah Ciputra Surabaya

Orang tua: Irwin Tanoyo dan Fatmawati Tanoyo

Hobi: Menulis, menggambar, wushu

Cita-cita: Edukator hewan atau presenter TV

Idola: Temple Grandin, David Attenborough, Jackie Chan

Judul buku: My World of Animals

Twitter: @alennolant710, Facebook: Alen Nolan Tanoyo, Instagram: alennolant710

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ALEN NOLAN TANOYO

 

 

 

Share to :


Leave A Comment