Mengenal Jenis Wayang Berdasarkan Bahan Pembuatannya

Tanggal 7 November kita peringati sebagai Hari Wayang. Tahukah Superkids, Wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO yang telah ada sejak 1.500 tahun Sebelum Masehi. Usianya yang cukup tua ini membuat keberadaan wayang di Indonesia berkembang ke berbagai daerah di Indonesia dan akhirnya terbagi menjadi beberapa jenis wayang yang sampai saat ini masih dapat kita temui. Untuk kali ini, Superkids Indonesia akan membantu menjelaskan beberapa jenis wayang di Indonesia yang dibedakan berdasarkan bahan pembuatan nya;

 

  1. Wayang Kulit
Source Image: iStock

Wayang yang satu ini cukup populer di Indonesia, dan menjadi salah satu icon dari pulau Jawa, terutama untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang kulit terbuat dari bahan kulit kerbau atau kambing yang dikeringkan sehingga menjadi kaku dan kemudian dilukis serta di rangkai menjadi sebuah wayang. Dalam pertunjukan wayang kulit, dalang atau orang yang membawakan cerita melalui di balik layar putih yang di sorot lampu. Sehingga penonton hanya menyaksikan wayang dalam bentuk pertunjukan bayangan dari arah sebaliknya.

 

  1. Wayang Bambu
Source Image: Indovasi

Wayang bambu dan juga wayang kayu ini merupakan perkembangan dari wayang kulit yang dibuat menjadi bentuk tiga Dimensi. Wayang yang terbuat dari bahan bambu ini merupakan wayang khas dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang disebut juga dengan nama Wayang Golek Langkung. Cerita yang biasa diangkat sebagai cerita lebih banyak mengangkat tentang sosial budaya dan kehidupan masyarakat sekitar.

 

  1. Wayang Kayu
Source Image: iStock

Wayang kayu lebih sering disebut juga dengan nama wayang golek, tetepi sebetulnya masih ada jenis wayang lain yang juga terbuat dari kayu, seperti wayang klithik. Wayang jenis ini lebih banyak dijumpai di daerah Jawa Barat. Dalam pertunjukan Wayang Golek dan Klithik dimainkan oleh seorang dalang yang menggunakan Bahasa Sunda sebagai Bahasa pengantarnya.

 

  1. Wayang Motekar
Source Image: iStock

Wayang motekar juga merupakan perkembangan dari wayang kulit dengan memanfaatkan efek pantulan warna yang didapat dari wayang. Wayang motekar terbuat dari bahan plastik yang diluksi dengan menggunakan pewarna transparan sehingga ketika terkena sorotan lampu, warna-warni yang ada pada wayang akan terpantul sehingga akan menimbulkan bayangan yang berwarna-warni juga.

 

  1. Wayang Potehi
Source Image: Mister Aladin

Wayang potehi merupakan bentuk akulturasi budaya Tiongkok yang dibawa oleh etnis Tionghoa sehingga menjadi salah satu kekayaan budaya di Indonesia. Wayang potehi merupakan wayang boneka yang terbuat dari kain. Dan dalam pertunjukkannya dalang akan memasukkan tangan ke dalam boneka tersebut dari balik mimbar yang merupakan panggung pertunjukan.

 

  1. Wayang Rumput
Source Image: Komunitas-yang-hidup-di-kota-lama-semarang

Wayang rumput atau wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figure wayang kulit yang terbuat dari rumput. Biasanya wayang suket ini dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak desa di tanah Jawa. Karena bahannya terbuat dari rumput, wayang ini cenderung tidak tahan lama.

 

  1. Wayang Orang
Source Image: Ngalam.co

Wayang orang atau disebut juga dengan nama wayang wong cukup berbeda dengan wayang-wayang yang telah dijelaskan di atas. Karena wayang wong dalam pertunjukannya langsung diperagakan oleh manusia bukan boneka. Bentuk pertunjukannya serupa dengan drama musical modern, yaitu berupa drama tari dan olah vocal yang menampilkan tokoh-tokoh didasarkan pada kisah-kisah wayang tradisional yang juga diiringi oleh iringan gamelan dan tari-tarian.

 

Untuk Superkids yang tinggal di Jabodetabek atau berkunjung ke Jakarta, tidak ada salahnya untuk berkunjung ke Museum Wayang yang berada di area wisata Kota Tua Jakarta. Di Museum ini, Superkids tidak hanya akan menjumpai aneka jenis wayang di Nusantara saya, tetapi juga akan menemukan wayang-wayang dari negara lain seperti dari Jepang hingga Eropa. Selain itu Museum Wayang juga rutin menggelar acara pertunjukkan setiap minggunya yang cukup menarik untuk diikuti. (Afiqka Yoe/ Illustrasi: Freepik)

Share to :


Leave A Comment