Ini Alasan Harus Bersekolah di Sekolah Alam Insan Mulia

Tanpa PR, sekolah ini merupakan dream come true bagi kita semua.

Saat sekolah-sekolah lain sibuk berjuang meraih gelar Adiwiyata, Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya (SAIMS) sudah maju satu langkah. Lebih dulu mengantongi label Sekolah Adiwiyata Nasional, SAIMS juga dinobatkan menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri sejak 2014. Ia membina sekolah-sekolah sekitar untuk ikut menerapkan program pengembangan lingkungan hidup. Seperti di SMKN 10, SMPN 23 dan SMPN 30 Surabaya. Ilmu yang ditularkan pun bukan sebatas pengenalan konsep pengembangkan lingkungan. Melainkan juga cara menyiapkan semua berkas persyaratan, sekaligus mendampingi mereka saat penjurian.

SAIMS berdiri di lahan seluas 1,1 heltare dengan desain bangunan berkonsep back to nature. Ia dirancang menjadi tempat belajar menyenangkan, supaya semua anak betah bersekolah. Tiap kelas dibatasi hanya untuk 28 murid dengan dua wali kelas, pak guru (ustadz) dan bu guru (ustadzah). “Sengaja dibuat berpasangan untuk menggantikan figur ayah-bunda di rumah. Anak akan merasa, berada di sini senyaman saat mereka berada di rumahnya sendiri. Guru pun lebih memposisikan diri sebagai teman para murid, bukan ‘polisi’,” jelas Public Relations SAIMS Romy Subiyantoro secara khusus pada Superkids Indonesia.

SD SAIMS menggunakan kurikulum nasional yang diperkaya kurikulum internasional. Ia menerapkan model pembelajaran joyful learning, yaitu belajar dalam suasana bermain. Murid tidak dikurung belajar di dalam kelas, tapi juga menjelajahi alam bebas. Semua materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sesuai taraf berpikir anak. Untuk mempelajari tentang pertumbuhan, misalnya. Murid akan diajak mengkaji langsung buah sawo di kebun hidroponik, mencermati ikan di kolam, mengamati anak ayam yang baru menetas, bahkan menanam benih tumbuhan di kebun sekolah. “Mereka belajar life skill secara utuh, tidak parsial seperti di sekolah konvensional,” ujar Kepala Sekolah Agus Anang Fatoni.

Dengan model pembelajaran yang membikin anak tetap gembira, SAIMS pun berusaha mengefektifkan jam belajar di sekolah. Tidak pernah ada tugas yang harus dikerjakan murid di luar sekolah. PR sengaja ditiadakan untuk meminimalkan beban mereka di rumah. Murid juga tidak diizinkan membawa gadget, meski berupa ponsel jadul tanpa kamera. Pihak SAIMS sangat membuka diri untuk berkomunikasi dengan wali murid kapan saja, termasuk pada jam-jam pelajaran. Maka, orangtua bisa mengontak guru kelas atau sekolah bila ingin berkomunikasi dengan anak. Tanpa gadget di sekolah, tidak berarti murid SAIMS gagap teknologi alias gaptek.

Berbasis Information Communicatiaon Technologies (ICT), murid tetap diajak berselancar di dunia maya dalam program unggulan One on One Learning. Satu murid menggunakan fasilitas satu laptop untuk mencari referensi tambahan pelajaran. Penggunaan laptop ini bisa dipantau langsung dari komputer guru. Murid dipastikan hanya membuka situs-situs yang aman untuk usia mereka, tidak bakal nyasar ke situs orang dewasa.

Di SD SAIMS, murid pun hanya menggunakan seragam tiap Senin dan Rabu. Alasannya, karakter tiap anak berbeda dan tidak bisa dipaksakan menjadi sama. Ini sekaligus melatih mereka menjadi seorang decision maker sejak kecil. Tiap murid akan memutuskan sendiri baju apa yang akan dipakai. Bila ternyata saltum alias salah kostum, mereka pun akan belajar dari kesalahan itu. Romy mencontohkan, ada murid mengenakan baju putih bersih di hari saat ia dijadwalkan berkebun. Risikonya, pakaian jadi kotor. Tapi Pengalaman itu mengajarkan dia untuk lebih hati-hati dan bersedia mempertanggung jawabkan pilihan.

Menariknya lagi, SD SAIMS punya program Homestay khusus untuk murid kelas 6. Semua murid akan tinggal selama tiga hari di rumah-rumah penduduk di Kelurahan Rampal Celaket, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Mereka pun beradaptasi mengikuti gaya hidup sederhana warga setempat. Bila pekerjaan orangtua asuh mereka adalah pedagang, maka setiap hari murid akan ikut membantunya berjualan di pasar tradisional. Bila mata pencariannya adalah berladang, maka murid juga wajib membantu mereka membajak sawah.

“Ilmu pengetahuan dihamparkan Allah lewat kekayaan alamnya yang luas. Jadi anak-anak pun harus dekat dengan alam, harus mengenal hewan dan tumbuhan sebagai sesama makhluk hidup ciptaan Allah,” tandas Agus.

Sekolah Alam Insan Mulia (www.saims.co.id)

Jl Medokan Semampir Indah 99-101, Surabaya

Telp 031-5920033, Faks 031-5910144, E-mail: humas@saims.co.id

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: SD SAIMS

Share to :


Leave A Comment