Sekolah Adiwiyata SD Hang Tuah XI

Murid selalu didorong menjaga kebersihan lingkungan dan mencintai tanaman.

Himbauan ‘Buang Sampah pada Tempatnya’ mungkin sudah terdengar biasa. Sejak dulu kita diminta nggak membuang sampah sembarangan, Superkids. Di SD Hang Tuah XI di kawasan Tebel, Gedangan, Sidoarjo, tempat sampah mendapat perhatian lebih istimewa. Murid-murid hanya boleh membuang sampah kering di keranjang sampah kering, dan sampah basah di keranjang sampah basah. Jadi kita nggak akan melihat ada botol plastik minuman nyasar di antara sisa-sisa makanan dan daun kering. Begitu juga sebaliknya.

Menurut Kepala Sekolah Soleh SPd, sampah basah dan kering sengaja dipisah untuk memudahkan proses pengolahan. Sampah keringnya sebagian dijual, sebagian didaur ulang menjadi aksesoris atau wadah berguna. Sedangkan sampah basahnya diolah kembali menjadi pupuk kompos, yang dimanfaatkan untuk menyuburkan berbagai tanaman di halaman sekolah. Nggak heran bila SD Hang Tuah XI yang semua lulusannya bisa diterima di sekolah negeri ini, dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata pada 2013. Gelar tersebut diberikan Kementerian Lingkungan Hidup pada sekolah-sekolah yang dinilai punya kesadaran tinggi dalam usaha pelestarian lingkungan.

“Sebisa mungkin sampah tidak sampai mencemari Bumi, justru kami jadikan bahan membuat pupuk kompos dan beraneka kerajinan tangan. Kami ajarkan murid-murid untuk mencintai lingkungan. Kan kalau sekolah ini bersih dan sehat, yang rasakan manfaatnya murid-murid juga,” jelas Soleh pada Superkids Indonesia.

SD Hang Tuah XI menyediakan lahan khusus di halaman depan untuk berkebun. Tiap kali murid menggelar field trip, oleh-oleh tanaman selalu dibawa untuk dirawat di sekolah. Taman toga (tanaman obat keluarga) milik mereka pun sudah berulang kali panen. “Kadang ada wali murid yang minta, ya silakan,” ujar Saleh. Bagaimana dengan pengolahan sampah basah? Wah, hasilnya nggak kalah melimpah. Kompos yang didapat sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman di area sekitar sekolah. Soleh membocorkan, kini ada rencana menjual sisa kompos itu ke warga sekitar. “Kami senang bila hasil kerja kami berguna,” alasan Soleh.

Selain kebersihan lingkungan, SD Hang Tuah XI juga dikenal unggul dalam bidang kesehatan. Tiga tahun berturut-turut sejak 2012, muridnya meraih gelar juara umum Dokter Cilik yang digelar Universitas Hang Tuah Surabaya. Januari 2015 lalu, mereka juga dinobatkan sebagai juara 1 Lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Tingkat SD, dalam rangka HUT Yayasan Hang Tuah Cabang Surabaya. “Karena persiapannya nggak mendadak. Sehari-hari murid sudah dilatih menjalankan peran sebagai dokter cilik di sekolah. Ada jadwal piket UKS kok untuk murid kelas 4-6,” terang Soleh. Bila ada teman yang cidera, dokter cilik yang bertugas akan merawat lukanya. Namun bila cideranya cukup parah, guru akan membawa ke balai pengobatan terdekat.

Sebagai salah satu sekolah yang berdiri di bawah Yayasan Hang Tuah, SD Hang Tuah XI mengajarkan tentang Kebaharian. Nggak cukup teori, murid sering diajak mendatangi tempat-tempat yang berhubungan dengan kegiatan bahari. Seperti museum dan planetarium di kawasan Kobangdikal TNI AL, Bumimoro, serta melihat armada kapal perang di Markas Komando Armada Timur, Ujung Surabaya.

Soleh menambahkan, pihaknya juga selalu berusaha mengembangkan bakat murid di bidang olahraga. Banyak siswanya menang dalam kejuaraan karate tingkat nasional, sehingga bisa masuk ke sekolah pilihan melalui jalur prestasi. Beberapa lainnya berhasil lolos seleksi untuk mengikuti pelatihan bulu tangkis di Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (PB Djarum) di Kudus. Baru-baru ini, tim futsal SD Hang Tuah XI dinobatkan sebagai juara I tingkat SD sekabupaten Sidoarjo. Keren!

 

SD Hang Tuah XI (www.hangtuahsurabaya.or.id)

Jl Rencong No 7, Rumdis TNI-AL, Gedangan, Sidoarjo

Telp: 031-8911570, E-mail: sdhangtuah11_sidoarjo@yahoo.co.id

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: SELVY MARIA

Share to :


Leave A Comment