Sekolah Kejujuran SDK Santa Theresia II

Bukan hanya sarat prestasi, sekolah ini juga menanamkan pentingnya berbudi pekerti.

Pernah ngambil jajan tapi nggak bayar? Atau, datang telat dan memanjat pagar? Oh well, itu memang bukan perbuatan terpuji yang diajarkan papi-mami, ya Superkids. Di SDK Santa Theresia II Surabaya, guru-guru sangat memahami masalah ini. Solusinya, murid dididik menjadi pribadi yang jujur sejak dini.

Kepala Sekolah Dra Aufrida Mintarsih MPd pun jujur mengakui, setiap hari masih ada saja murid yang datang terlambat. “Sekitar tujuh sampai delapan orang. Dan orangnya ya yang itu-itu juga,” cerita Aufrida pada Superkids Indonesia yang menemuinya secara khusus di sekolah.

SDK Santa Theresia II menetapkan jam masuk pukul 06.45. Toleransi hanya diberikan dalam batas waktu lima menit. Jadi, lebih dari itu, murid yang datang sambil menyeret tas terkantuk-kantuk maupun yang berlari sekencang-kencangnya, berkumpul di ruang guru. Mereka hanya bisa masuk kelas kalau menunjukkan surat keterlambatan yang ditandatangani langsung oleh kepala sekolah.

Dengan begitu, murid belajar jujur mengakui kesalahannya. Sebab nggak ada gunanya juga menyelinap ke dalam kelas, tanpa mampir melaporkan keterlambatan di ruang guru. Toh guru kelas nggak bakal bersedia menerima kalau dia nggak bawa surat dari kepala sekolah. Menurut Aufrida, cara ini efektif melatih anak untuk jujur.

Sejak program surat keterlambatan diberlakukan, nggak ada lagi murid yang berusaha menghindari hukuman. Tanpa disuruh, mereka yang datang telat akan masuk ke ruang guru dan melaporkan kalau hari itu mereka telat. Pihak sekolah pun menghubungi orangtua murid untuk menginfokan keterlambatan ini. Aufrida ingat betul, ada murid yang berkali-kali telat dan akhirnya diminta belajar di rumah saja. Besoknya, murid yang langganan terlambat ini datang pukul 06.00 pagi, sebelum teman-teman lain berkumpul.

SDK Santa Theresia II juga mengajarkan murid untuk tidak mengambil apa yang bukan haknya. Ini dipraktikkan langsung dengan membuka Kantin Kejujuran. Di sini murid memilih sendiri minuman atau kue-kue basah yang disukai, memasukkan sendiri uangnya ke dalam kotak, dan mengambil sendiri kembaliannya bila perlu. Tidak ada guru, petugas kantin, apalagi kamera CCTV yang mengawasi mereka.

Apakah kantin ini merugi? Awalnya, iya. Uang yang terkumpul tidak sesuai dengan banyaknya jualan yang habis. Besok, saat apel pagi, Aufrida menyampaikan masalah ini secara terbuka ke murid. Ia mengajak semua murid mau bersikap jujur, seperti yang dicontohkan guru-guru. “Eh, kemudian kantinnya dapat uang lebih. Jadi, makanan yang kemarin diambil, dibayarkan hari berikutnya,” kenang Aufrida kemudian tertawa.

Karena padatnya kegiatan guru, untuk sementara Kantin Kejujuran berhenti beroperasi. Namun, Aufrida memastikan itu bukan karena merugi. Ia berencana akan membuka kembali kantin ini.

Tentang kantin, SDK Santa Theresia II sangat peduli kesehatan. Tidak sembarang orang boleh berjualan di kantin. Setelah diseleksi, tidak semua penjual juga boleh menjajakan sembarang menu pada murid. Aufrida mendata apa-apa saja makanan dan minuman yang dicurigai mengandung zat berbahaya, dan memasukkannya dalam daftar larangan untuk dijual.

Bahkan, air miniral pun tidak boleh menggunakan produk isi ulang karena dikhawatirkan kurang higienis. Kesepakatan itu dituangkan secara tegas dalam selembar surat perjanjian kerjasama dengan petugas kantin. Hasilnya, kantin SDK Santa Theresia II mendapat stempel Kantin Sehat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Prestasi lain, banyak murid SDK Santa Theresia II menang dalam berbagai lomba akademis maupun non akademis di luar sekolah. Aufrida menstimulasi murid dengan mengajak mereka membawa piala itu ke sekolah tiap Senin pagi. Nantinya, Aufrida sendiri yang akan mengumumkan tentang kemenangan mereka saat upacara bendera.

“Kami juga berusaha menemukan bibit prestasi itu sejak murid pertama kali masuk ke sekolah. Caranya dengan berkoordinasi sama guru ekstrakurikuler. Lima murid yang terlihat paling menonjol akan dibina. Tiap Jumat, mereka mendapat tambahan satu jam pelajaran untuk mengasah kemampuan,” jelas Aufirda.

Kini SDK Santa Theresia II punya segudang prestasi membanggakan. Mulai memenangkan wushu tingkat nasional di Bali, lomba sains, mengikuti seleksi siswa teladan, juara harapan II drum band tingkat kota Surabaya, juara tiga kolintang tingkat nasional yang digelar Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan), juara renang tingkat provinsi, juara lomba fashion, terpilih sebagai Putri-Pangeran Lingkungan Hidup, dan sebagainya. Tak heran bila sekolah ini juga lolos seleksi Adisiswa Fiesta, gelar khusus untuk sekolah berprestasi yang diberikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.

SDK Santa Theresia II
Jalan Kalijudan No 25-33 Surabaya
Telp/Fax: 031-3892572

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: SDK SANTA THERESIA II

Share to :


Leave A Comment