Beda Anak, Beda Pola Asuh

 

Uninvolved (tidak terlibat), Indulgent (permisif), Authoritarian (otoriter), atau Authoritative (domokratis). Mana pola asuh yang selama ini dijalankan di rumah, Supermom? Waktu pertanyaan ini diajukan psikolog Dr Rose Mini MPsi (Bunda Romi) di Harmoni One Grand Ballroom, Batam Center, Batam, jawabannya macam-macam. Dengan karakter anak yang berbeda, tiap Supermom juga punya gaya pengasuhan berbeda. Tapi semua bertujuan sama, yaitu ingin membentuk karakter anak menjadi cerdas berprilaku dan berprilaku cerdas.

 

Bunda Romi menjadi pembicara penutup dalam seminar “Membentuk Kecerdasan si Kecil Sejak Dini”. Ia mengingatkan pada ribuan peserta diskusi, bahwa pola asuh yang baik untuk anak nggak bisa disamakan. Bahkan, pada si kakak dan si adik yang jelas-jelas bersaudara kandung. “Tiap anak memang harus mendapatkan pola asuh yang berbeda. Kenapa begitu? Karena setiap anak itu juga berbeda, unik, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mungkin dalam situasi tertentu, bisa deh diterapkan pola asuh yang sama. Tapi, nggak terus-terusan begitu,” tegas Bunda Romi.

 

Diskusi jadi semakin seru karena banyaknya pertanyaan yang dilontarkan Supermom. Beberapa mengaku masih belum yakin, bagaimana cara mengasuh yang paling tepat untuk anak mereka tercinta. Mau ditegasin, takut anak tertekan. Mau dilembutin, takut anak jadi manja. Salah satu Supermom bahkan bingung melihat anaknya yang terlalu ramah. Si kecil rupanya cerdas memanfaatkan keramahan itu untuk mengalihkan tugas yang diberikan orangtua. “Oh, ramah itu bagus. Nggak semua anak lho punya karakter ramah alami,” puji Bunda Romi. Tapi, aturan tetap dijalankan. Jadi, dia harus kembali mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Ramah bukan senjata bagi anak untuk membuat dia bebas tugas.”

 

Problem lain yang umum muncul, anak sering kali susah dibilangin. Dilarang, justru semakin dikerjakan. Menurut Bunda Romi, cara melarangnya berarti yang perlu direnovasi. Intonasi, ekspresi, bahkan pemilihan kata saat menyampaikan larangan, sangat berpengaruh. Salah satu kuncinya, hindari mengatakan ‘jangan’ untuk melarang. Contoh kasus, anak minta es padahal lagi batuk. Daripada ribut melarang dan memarahi anak gara-gara kepingin es, lebih efektif kalau Supermom menjelaskan kondisinya yang sedang batuk dan efek minum es nanti. “Gunakan gesture yang positif, intonasi suara yang datar dan jelaskan kenapa nggak boleh minum es dulu,” saran Bunda Romi.

 

Seperti di Surabaya, Balikpapan, Samarinda, Bandung, Bogor dan Pekanbaru, roadshow Morinaga Platinum ini juga dimeriahkan booth Superkids Indonesia. Di sini anak-anak diajak bermain sambil belajar mewarnai gambar, seni melipat kertas dan face painting. Bunda cantik Siti Aminah tanpa ragu langsung mendaftarkan putrinya Dzakira Hafizh sebagai anggota Superkids Indonesia. “Kenapa tidak? Membership berlaku seumur hidup dan banyak benefit-nya,” alasan Siti.

 

 

MENIK DWI K

FOTO: MENIK DWI K

Share to :


Leave A Comment