Jangan Lupa, SejutaPensilWarna di 13 Kota!

Dua minggu sebelum hari H, AkuBerdonasi menggelar Festival Komunitas Peduli #SejutaPensilWarna di Grand City Mall Surabaya.

Penampilan anak-anak binaan Save Street Child Surabaya (SSCS) meramaikan hari terakhir kegiatan itu, Sabtu 21 Februari 2015. Aksi mereka diawali pembacaan puisi berjudul “Mencicil Senyum” yang dibawakan Layla dengan iringan suara gitar petikan Ujang. Puisi itu dibuat Anis Hidayati, salah satu pengajar SSCS yang juga hadir di sana.

Selanjutnya, Fariz (pianika), Fikri (jimbe), Dion (vokal) dan Ujang membawakan beberapa lagu secara medley. Termasuk “Negri Ngeri” dan “Hukum Rimba”, dua tembang milik Marjinal, band anak jalanan yang cukup terkenal di Jakarta. Band SSCS sendiri belum punya nama,  dalam artian sebenarnya. “Anak-anak sering becanda menyebut diri Makmur Jaya Sentosa Perjuangan,” Humas SSCS Johanes De Fretes membocorkan.

SSCS merupakan komunitas peduli anak jalanan dan marjinal Surabaya. Tak kurang 15 komunitas lain mendukung gerakan yang digagas AkuBerdonasi ini. Sebut saja MatematikaFun, Origami Indonesia, Earth Hour Surabaya, Surabaya Astronomy Club, Blood for Life Indonesia, Indorunners Surabaya, dan Melukis Harapan. Selama tiga hari, mereka mendirikan stan-stan di area East Rotunda untuk mensosialisasikan eksistensi mereka di masyarakat.

Bagi Pimpinan AkuBerdonasi, Fahad Assegaf, kegiatan yang juga didukung Superkids Indonesia ini merupakan reminder pada publik untuk tidak melewatkan acara utama #SejutaPensilWarna pada 8 Maret 2015 mendatang. Makanya, di East Rotunda juga dipajang kotak besar tempat pengunjung menyerahkan bantuan berupa pensil warna. “Meski satu batang pensil warna bekas laik pakai pun akan kami terima, masyarakat ternyata lebih tergerak menyumbangkan sekotak lengkap pensil warna baru,” takjub karyawan Bangkok Bank Surabaya ini.

Pada 8 Maret, kegiatan dikemas menarik untuk anak-anak maupun orangtua. Akan ada informasi penting tentang delapan kecerdasan anak yang perlu dikenali orangtua. Juga permainan-permainan anak yang bisa menstimulasi kecerdasannya. Semua ini bisa diikuti tanpa dipungut biaya. “Nanti akan ketahuan, apa bakat dan minat asli si anak. Pintar kan bukan cuma menguasai ilmu berhitung,” jelas Fahad. “Banyak orang terjebak pada pekerjaan yang bukan minatnya. Itu pentingnya mengenal bakat anak sejak dini,” lanjut Fahad.

#SejutaPensilWarna akan digeber serentak di 13 kota termasuk Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan, Denpasar, Samarinda, Balikpapan, Majene, Palu, Magetan, Malang, dan Solo. Sumbangan pensil warna yang terkumpul akan dibagikan pada anak-anak marjinal di berbagai kota. Tapi kenapa pensil warna? Menurut  Public Relation Assignment Ficky A Hidajat, pensil warna lebih dekat dengan dunia anak.

Semua anak pasti mengenal pensil warna dan bisa menggunakannya untuk menggambar dengan imajinasi tanpa batas. “Pesan yang ingin kami sampaikan adalah orangtua harus memperlakukan anak seperti laiknya anak-anak. Jangan menarik paksa mereka dari dunia anak, seperti yang kita lihat di perkotaan,” tegas Ficky.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

 

Share to :


Leave A Comment