Klik! Pamer Foto Semua Aliran

 

Pengunjung Grand City Surabaya pekan kemarin dimanjakan oleh ratusan foto menarik, yang dipajang di area lantai dasar. Foto-foto itu merupakan hasil jepretan 270 fotografer dari berbagai aliran dan usia. Mulai karya fotografer senior Darwis Triadi, sampai bidikan fotografer cilik berprestasi dunia Teresa Patria Prasasya. Dari foto landscape, sampai foto jurnalistik.

 

“FFS merupakan ruang dialog yang mempertemukan fotografer lintas genre dan aliran. Biasanya, kalau ada pameran foto makro, ya semua karya yang dipamerkan diambil dengan teknik makro. Nah, di sini semuanya ngumpul; makro, food, fashion, wildlife, dan lain-lain,” terang Mamuk Ismuntoro dari Matanesia Institute, penggagas kegiatan ini.

 

Berlangsung 26 Mei sampai 1 Juni 2014, FFS juga diisi workshop fotografi, peluncuran buku, lomba foto creative selfie, sampai pertunjukan pantomim. Salah satu photo book yang diluncurkan dalam kegiatan ini berjudul “Amazing Blauran National Park” karya Nurdin Razak. Pada fotografer-fotografer lain yang tertarik meniru aksinya terjun ke alam liar, Nurdin nggak pelit berbagi tips.

 

“Kenali peta lokasi sebelum masuk hutan. Antara Juli-Desember adalah musim kawin merak dan rusa. Juni-Juli masih peralihan hujan ke kemarau. Awan putihnya sangat bersih dan indah untuk diabadikan,” pesan fotografer spesialis ecotourism dan wildlife ini, di panggung utama yang berdiri di main atrium Grand City.

 

Boedi Heriyanto yang datang ke Grand City bersama keluarga mengaku sangat menikmati keberadaan foto yang dipajang di sudut-sudut mal. Misalnya foto Pelabuhan Tanjung Perak dari masa ke masa, yang dipamerkan di lantai 1. Pada cucunya yang masih SD, Heri menunjukkan perbedaan bangunan itu saat masa kecilnya dulu dengan yang terlihat sekarang. “Hebat, foto-foto Tanjung Perak sejak awal dibangun masih ada,” kagum pensiunan pegawai negeri sipil ini.

 

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

Share to :


Leave A Comment