Penilaian Finalis Karya Anak Indonesia 2014

 

Lampu foto tenaga surya, sepatu lukis dan perpustakaan keliling sebagian dari ide-ide yang telah dipresentasikan oleh 10 kelompok anak marginal dari wilayah Jabodetabek dalam sesi penilaian KADO (Karya Anak Indonesoa) 2014 di aula utama Museum Bank Mandiri Kota Tua, Jakarta akhir pekan lalu (16/8). Sesi ini merupakan rangkaian dari KADO, proyek yang secara aktif mendorong pembelajaran kreasi bagi anak-anak marjinal Jabodetabek, yang digelar @SahabatAnak.

 

Proyek KADO 2014 diluncurkan Februari  lalu, diikuti 300 anak-anak marginal yang didampingi oleh 150 sukarelawan hingga Juli.  Proyek ini bertujuan menfasilitasi anak-anak marjinal untuk berpartisipasi melakukan perubahan di masyarakat/lingkungan sekitarnya. Dan ini merupakan tahun kedua Sahabat Anak menggelar KADO dengan tema “Aku Anak Indonesia”.

 

Dari 21 kelompok terpilih 10 finalis yang dinilai berdasarkan kriteria. Mulai partisipasi anak dalam proses perencanaan, persiapan dan pelaksanaan proyek, dampak proyek terhadap anak dan lingkungan sekitar hingga kedisiplinan dalam proses pengerjaan proyek. Kesepuluh finalis ini telah melakukan presentasi di hadapan dewan juri, yang terdiri dari movement starter Rene Suhardono, pemerhati gerakan sosial Alissa Wahid, dan penggiat volunteering Zack Peterson.

 

“Sahabat Anak ingin mendorong sebuah cara belajar alternatif berbasis kreasi bagi anak-anak marjinal. Mereka ini seringkali menghadapi masalah dalam menempuh pendidikan formal di sekolah, baik karena tekanan ekonomi, situasi keluarga maupun karena kurangnya dokumentasi identitas mereka,” jelas Verawaty Sampe, koordinator acara KADO-Jambore Sahabat Anak (JSA) 2014.

 

Seluruh proyek KADO telah melalui proses evaluasi, dan pemenangnya akan diumumkan  pada acara tahunan JSA pada 30-31 Agustus nanti. JSA akan dihadiri 1000 anak marjinal (dari berbagai wilayah mulai dari Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Medan, Palembang, Surabaya, Makassar dan Bali, serta 500 sukarelawan.

 

Setiap anak punya potensi untuk menjadi agen perubahan bagi lingkungannya, karenanya harus diberi kesempatan untuk terlihat secara aktif. Kalau bukan kita yang memberikan mereka kesempatan, siapa lagi? Superkids tertarik untuk berpartisipasi dalam event besar ini?

 

NURUL L. IRFAN

FOTO: NURUL L. IRFAN

Share to :


Leave A Comment