Solo Menari 24 Jam

Acara tahunan Solo Menari 24 Jam, ini, tak hanya diikuti para penari se-Indonesia. Melainkan juga mancanegara, yaitu Singapura, Jepang dan Australia. Pembukaan festival berlangsung serentak pukul 06.00 di dua tempat, Loji Gandrung (Rumah Dinas Walikota Solo) dan kampus Institut Seni Indonesia (ISI). “Temanya Meretas Batas dalam Nuansa Warna. Ini menujukkan keragaman asal tari, yang disatukan dalam gerak dan keindahan rasa,” kata Dwi Wahyudiarto, panitia.
Solo Menari 24 Jam sudah enam kali digelar. Tahun ini, kegiatan berlangsung 24 jam penuh di 11 venue, yaitu Loji Gandrung, Plaza Sriwedari, Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, Teater Kapal ISI Solo, Teater Humardani ISI Solo, Taman Eden ISI Solo, Pendapa ISI Solo, Gedung Teater Besar ISI Solo dan Parkir Teater Kecil-Teater Besar.
Ada tarian yang hanya menampilkan beberapa orang, ada pula yang ratusan. Sabda Angin yang dimainkan Kelompok Tari Lepus, Palembang, misalnya. Tarian ini hanya diikuti empat orang. Sementara Tari Songrek oleh Sanggar Tari Unnes Semarang dan Tari Gerbong Goyang Jaipong oleh Sanggar Tari Jaipong Bandung, melibatkan masing-masing 120 penari.
Salah satu primadona festival adalah Sanggar Tari Soeryo Soemirat, kelompok tari anak yang sehari-hari berlatih di Keraton Solo. “Kami melakukan persiapan tari yang sangat serius. Latihannya berbulan-bulan,” kata Ninok, salah satu anggota Sanggar Tari Soeryo Soemirat. Festival akan ditutup, Senin (30/4) pukul 05.59 dengan Tari Bleganjur, musik Perkusi serta obrolan tari bersama Garin Nugroho.
INDAH
FOTO: INDAH

Share to :


Leave A Comment