Asma, Olahraga Nggak Ya?

Olahraga bisa memicu sekaligus mengurangi gejala asma.

Dada terasa sesak, susah bernapas, batuk-batuk, kalau berhembus terdengar suara seperti siulan. Itu tanda terjadinya peradangan dan penyempitan saluran pernapasan, alias asma. Orang dewasa maupun anak-anak seperti kita sama-sama bisa terkena.

Asma harusnya bukan halangan berolahraga, Superkids. Tapi banyak penderita asma menghindarinya karena takut ngos-ngosan sehingga penyakitnya kambuh. Padahal, olahraga berguna memperbaiki kerja otot, terutama otot saluran pernapasan. Bagi penderita asma, olahraga juga bisa meningkatkan toleransi terhadap rangsangan yang memicu gejalanya.

Dengan napas pendek, tentu nggak semua jenis olahraga dianjurkan. Olahraga berat seperti sepak bola, basket, lari maraton kurang bisa ditoleransi oleh tubuh penderita asma. Apalagi kalau tinggal di daerah berkelembapan rendah. Sebaliknya, olahraga yang waktunya pendek dan diselingi jeda untuk beristirahat, nggak menimbulkan masalah. Apa saja sih olahraga yang cocok untuk anak asma?

Renang

Posisi badan horizontal saat berenang sangat membantu mengeluarkan lendir yang menumpuk di paru-paru. Bernapas teratur selama berada di air juga melatih kekuatan otot dada. Renang secara rutin memang bisa mengurangi intensitas serangan asma, tapi nggak menyembuhkan. Yang perlu diwaspadai adalah kaporit penjernih air kolam. Kalau kadarnya terlalu tinggi, wah… ini justru bisa membuat sesak napas. Jadi, kolam renang yang menggunakan sumber air alami lebih bagus untuk penderita asma.

Bersepeda

Mengayuhlah dengan santai dan stabil, Superkids. Jangan terpengaruh kalau ada teman ngebut mendahului atau mengajak balapan. Pada anak yang punya riwayat asma, tujuan utama bersepeda adalah menjaga kesehatan. Kita bisa berhenti kapan saja untuk istirahat sebentar, mengatur napas, lalu melanjutkan perjalanan. Menambah kecepatan berarti juga memacu pernapasan. Kalau belum terlatih, ini akan membuat asma kambuh saat mengayuh. Usahakan menghindari jalanan terjal dan berdebu, ya.

Jalan Kaki

Luangkan waktu setengah jam buat berjalan kaki tiga kali seminggu. Ini olahraga ringan dan menyenangkan bagi anak penderita asma. Awali dengan pemanasan sebentar dan akhiri dengan pendinginan sekitar lima menit untuk meregangkan otot-otot. Berjalan kaki memang bagus untuk kesehatan paru-paru. Olahraga ini sangat jarang menimbulkan masalah, termasuk bagi anak penderita asma.

Yoga

Coba deh perhatikan saat mommy sedang yoga. Fokus utamanya melatih pernapasan, sehingga bagus untuk membantu paru-paru kita tetap aktif. Sebuah studi menyebutkan, penderita asma yang rutin berlatih yoga bisa mengurangi ketergantungan pemakaian obat. Ini karena latihan pernapasan saat yoga terbukti mampu mengaktifkan beberapa area paru-paru. Hasilnya, napas jadi lebih plong. Pose yoga yang cocok untuk penderita asma antara lain sukhasana dan shoulder lifts.

Tai Chi

Kombinasi gerakan seni bela diri tai chi dengan teknik pengaturan napas sangat cocok untuk anak penderita asma. Gerakannya lembut namun bertenaga. Bernapas jadi lebih lega, menguatkan otot paru, sekaligus merilekskan pikiran yang mungkin diisi berbagai kecemasan. Olahraga tradisional China ini punya banyak jurus yang semuanya mengatur koordinasi pernapasan dan gerakan. Konsultasi dulu sama tai chi master sebelum memulai. Dia perlu tahu tentang gangguan asma yang kita alami, sehingga bisa milihin jurus-jurus tertentu yang praktis dipelajari.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: GETTY IMAGES

 

 

Share to :


Leave A Comment