Indahnya Gereja Katedral Jakarta

 

Bukan saja karena usianya yang udah ratusan tahun. Gereja Katedral Jakarta, yang bernama resmi Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming, merupakan tempat ibadah dengan bangunan superistimewa karena arsitekturnya yang bergaya neogotik. Salah satu bangunan cagar budaya ini terletak di Jl Katedral No 7 B, Jakarta Pusat. Tapi Superkids pasti bisa mendeteksi Gereja Katedral dari jauh. Paling nggak, ngelihat pucuk tiga menaranya yang menjulang setinggi 60 meter!

 

Didirikan sejak Februari 1810, Gereja Katedral masih kokoh digunakan umat Katolik sampai sekarang. Hari Sabtu dan Minggu biasa, ada 1.000 lebih yang beribadah di sana. Pada hari raya Natal atau Paskah, yang mengikuti misa meningkat jadi 3.000 orang. Gereja ini memang cukup luas dengan denah bangunan berbentuk salib sepanjang 80 meter dan lebar 20 meter. Di kedua bilah itu ada balkon, masing-masing lebarnya lima meter dengan ketinggian tujuh meter.

 

Gereja Katedral merupakan gereja tua pertama di Batavia alias Jakarta. Arsitekturnya yang gothik sangat khas bangunan gereja Eropa kuno, mirip Katedral Milano di kota Milan, Italia. Atau, yang terdekat, mirip Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Jl Kapenjen, Surabaya.

 

Gereja Katedral sendiri punya tiga menara besi dan tiga lonceng. Di sebelah utara ada Menara Benteng Daud dan di sebelah utara ada Menara Gading, yang tingginya sejajar 60 meter. Di antara keduanya terdapat Menara Angelus Dei berukuran lebih mungil dengan tinggi 45 meter. Tampak juga rozeta, jendela kaca bundar bercorak Rosa Mystica sebagai lambang Bunda Maria.

 

Nah, kalau luarnya aja keren, dalamnya apalagi. Interior Gereja Katedral terkenal sangat indah dengan langit-langit melengkung setinggi 17 meter berbahan kayu jati coklat mengkilat. Masuk lewat pintu utama, Superkids akan bertemu patung Bunda Maria dihiasi tulisan sakral berbahasa Latin, “Beatam Me Dicentes Omnes”, yang artinya “Semua keturunan menyebut aku bahagia.”

 

Pilar gereja kokoh berbaris di kedua sisi untuk menyangga atap, membentuk sebuah lorong panjang. Tiap dindingnya dihiasi Lukisan Jalan Salib yang dibuat di atas ubin oleh seniman grafis asal Belanda, Theodorus Henricus Antonius Adolph Molkenboer alias Theo Molkenboer. Ubin bergambar itu mulai ditempel di tembok gereja pada 1912. Tiap gambar Yesus diberi aurola berlapis emas.

 

Di dalam Ruang Umat terdapat banyak karya seni mengagumkan. Misalnya replika patung marmer Pieta karya Michelangelo, yang menggambarkan Bunda Maria sedang memangku jasad Yesus setelah diturunkan dari tiang salib. Patung Pieta yang asli dipajang di basilika Santo Petrus di Roma, Italia. Di tengah ruangan, tepat di deretan bangku umat, berdiri mimbar pengkothbah dengan atap berbentuk kulit kerang yang berfungsi sebagai pemantul suara.

 

Mimbar bercorak gotik ini dibuat dua seniman Firma Te Poel dan Stoltefusz di Den Haag. Pahatan depannya menggambarkan khotbah Yesus dan pengutusan para muridnya. Kedua relief itu diapit patung St Carolus Boromeus, St Edmundus dan St Petrus Canisius. Bahkan, jauh di atas papan pantul suara yang melengkung seperti kerang raksasa, juga tampak karya seni berupa pahatan keempat pengarang Injil.

 

Gereja Katedral dilengkapi museum yang diresmikan 28 April 1991 oleh Julius Kardinal Darmaatmadja SJ. Letaknya di bagian dalam gereja pada ketinggian tujuh meter. Dulu area museum ini adalah tempat untuk paduan suara. Koleksinya antara lain teks doa berbingkai, dua versi Buku Misa berbahasa Latin yang dipakai pada masa pra-Konsili Vatikan II, mitra dan tongat gembala Paus Paulus VI, Piala dan Kasula Paus Yohanes Paulus II, replika Pastoran, perangko, kukisan dari batang pohon pisang karya Kusni Kasdut, replika perahu Pastor P Bonnike SJ, dan orgel pipa asli katedral.

 

Indah kan, Superkids?

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment