Klenteng Tertua Hok An Kiong

Dibangun tahun 1830, klenteng ini masih terus difungsikan sebagai tempat ibadah hingga sekarang, 185 tahun kemudian.

Kawasan Pecinan di Surabaya Utara memiliki sedikitnya empat klenteng besar, termasuk yang tertua Hok An Kiong. Klenteng ini lebih populer dengan sebutan  Klenteng Coklat dan Klenteng Slompretan karena berada di persimpangan Jl Coklat dan Jl Slompretan (dulu bernama Tepekong Straat).

Bangunannya berukuran 10 x 30 meter dan punya dua altar. Pembangun klenteng ini bukan hanya digagas seorang tokoh Tionghoa di masa lampau, Superkids. Melainkan orang-orang Tionghoa asal Hok Kian yang tergabung dalam komunitas bernama Hok Kian Kong Tik atau Hok Kian Tik Kong. Mereka mendatangkan para pekerja beserta bahan bangunannya langsung dari Tiongkok untuk mendirikan klenteng pertama di Surabaya.

Menurut bio kong (juru kunci) Ong King Ngik, klenteng asli Hok An Kiong sebetulnya hanya terdiri dari satu altar, yaitu yang berhadapan lurus dengan pagar. Di altar utama itu terdapat patung tuan rumah Dewi Makco Poo, penguasa tujuh samudera. Lalu pengurus klenteng menambahkan bangunan beserta patung dewa-dewi lain di sampingnya.

Lukisan tembok yang menceritakan sejarah Panglima Perang Kwan Kong menjadi pemimpin dinasti tiga kerajaan Tiongkok, juga sudah dipugar. Lukisan-lukisan indah di tembok bagian dalam gedung itu awalnya berupa gambar hitam putih biasa. Lalu ada perusahaan keramik yang mensponsori perbaikan klenteng. “Gambar aslinya dibuat langsung di tembok semen. Lalu dijiplak ke keramik, diwarnai dan ditempelkan kembali ke tembok seperti yang terlihat sekarang,” jelas laki-laki 67 tahun ini.

Hok An Kiong merupakan klenteng Tri Dharma yang dikelola Yayasan Suka Loka. Tempat ini menjadi rumah peribadatan para penganut ajaran Budha, Khonghucu dan Tao. Makanya, Superkids, ada banyak kegiatan ritual yang digelar di sini sepanjang tahun. Seperti upacara sembayang Toa Pek Kong turun, kenaikan Kong Tik Cun Ong serta perayaan malam Tahun Baru Imlek. “Agenda terbesar adalah Chi Swak Dai Swei di pilar utama tempat sembahyang,” ujar Ong King Ngik.

Selain patung Makco Poo yang sangat dihormati, ada 22 patung dewa-dewi lainnya di Klenteng Hok An Kiong. Di depan altar kita akan disambut Giyan Kung (Tuhan Yang Maha Esa), dua penjaga pintu Cin Siok Poo dan Oe Tie Kiong, lalu di dalam ada Makco Poo beserta pendampingnya Kwang Kong, serta dewa-dewa lain seperti Hok Tek Cin Seng (Dewa Bumi), Cai Sen Ye (Dewa Uang), Dai Sang Han (Dewa Penyebar Ajaran Tauw), dan Pek Hoh Yah (Macan Putih).

Klenteng kuno ini buka tiap hari pukul 06.00-17.00. Tidak hanya mereka yang datang untuk bersembahyang, para turis lokal maupun mancanegara juga sering berkunjung ke sana. Hok An Kiong menjadi semakin terkenal karena merupakan salah satu destinasi bus wisata dalam kota Surabaya Heritage Track (SHT), yang dikelola Museum House of Sampoerna. Tiap awal tahun jelang perayaan Imlek, SHT memasukkan Hok An Kiong ke dalam rute wisata. Ratusan orang pun diantar berkeliling ke sana setiap minggu.

 

Klenteng Hok An Kiong

Jl Coklat 2, Surabaya

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

Share to :


Leave A Comment