Melongok Kamar Bung Karno di Loteng Rumah HOS Tjokroaminoto

Di sini juga ia bertemu dan menikahi Oetari, istri pertamanya.

Kawasan perkampungan Peneleh di Surabaya menyimpan berbagai cerita tentang kehidupan Soekarno, presiden pertama Indonesia. Selain rumah sederhana di Gang Pandean IV no 40 yang diklaim sebagai tempat kelahiran Bung Karno, ada rumah bersejarah lain yang nggak kalah menarik untuk dikunjungi. Letaknya di Jl Peneleh VII no 29-31, hanya sekitar satu kilometer dari Pandean. Dua-duanya masih berada di  Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

Rumah di Jl Peneleh VII itu milik pahlawan nasional Raden Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Saat Bung Karno melanjutkan pendidikan di Hogere Burger School (HBS) Surabaya, dia ngekos di sana. HBS adalah sekolah lanjutan setingkat SMP-SMA yang masa pendidikannya cuma lima tahun. Menggunakan bahasa pengantar Belanda, sekolah ini khusus menerima murid-murid Belanda, Eropa dan elit pribumi. Bung Karno yang pindahan dari Mojokerto bisa masuk sana juga atas bantuan HOS Tjokroaminoto. Ayahnya Raden Soekemi Sosrodihardjo kenal baik dengan pemimpin organisasi Sarekat Islam itu. Ia sekalian menitipkan Bung Karno di rumah HOS Tjokroaminoto, yang memang membuka usaha kos-kosan. Selain Bung Karno, ada sembilan anak kos lain yang semuanya laki-laki. Mereka menghuni loteng tanpa jendela di sana. Tiap orang membayar uang kos Rp 11 per bulan.

Kondisinya sekarang masih bagus dan terawat, Superkids. Ahli waris HOS Tjokroaminoto menyerahkannya secara sukarela pada Pemerintah Kota Surabaya untuk dipelihara. Siapapun boleh masuk dan melihat-lihat isinya, tanpa dipungut biaya. Meski terbuka untuk umum, kondisi rumah selalu terkunci dengan jendela-jendela atas terbuka. Di bagian tembok tertempel tulisan berisi keterangan untuk menghubungi nomor telepon 081230866658 milik Ketua RT Eko Hadi Ratno, yang dipercaya sebagai pemegang kunci. Bila Eko sedang tidak di rumah, kita akan ditemui istrinya Ana Riana yang membuka warung kecil, sekitar 150 meter dari rumah HOS Tjokroaminoto.

Rumah berukuran 9×13 meter itu terlihat cukup mencolok dengan dominasi warna hijau. Di dalam, semua perabotannya tampak tua namun terawat. “Kebanyakan bukan barang asli seperti yang digunakan saat HOS Tjokroaminoto masih di sini. Yang asli sudah diambil keluarga,” terang Ana pada Superkids Indonesia. Berbagai foto hitam putih dipajang di tembok-tembok ruangan, termasuk foto Bung Karno saat menjadi murid HBS. Tiga kamar berukuran kecil dibangun di dekat ruang tamu. Nah, di mana Bung Karno dan kawan-kawannya tidur saat ngekos di sana? Di bagian belakang rumah terdapat tangga besi yang membawa kita ke lantai atas. Di loteng, suasana cukup gelap dan pengap karena tidak dilengkapi satu pun jendela. Ruangan itu juga dibiarkan kosong melompong tanpa perabotan. “Ini kamar Bung Karno (bersama teman-teman),” jelas Ana.

Informasi tentang keberadaan rumah HOS Tjokroaminoto yang pernah ditempati Bung Karno ini berasal dari keluarga Bung Karno sendiri. Salah seorang putrinya Sukmawati Soekarnoputri datang langsung ke Peneleh VII. Dia mencari rumah nomor 29-31, yang menurut catatan sang ayah menjadi tempat kosnya semasa sekolah di HBS. Selain Bung Karno, beberapa aktivis pun menjadi penghuni kos-kosan itu, seperti Semaoen, Alimin, Musso, dan SM Kartosoewirjo. Rumah HOS Tjokroaminoto juga sering jadi tempat kumpul-kumpul untuk berdiskusi tentang dunia politik. Tokoh Muhammadiyah seperti KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansyur sering datang bergabung untuk ngobrol panjang di sana.

Di rumah inilah Bung Karno berkenalan dengan para tokoh besar Indonesia. Di rumah ini juga dia berjumpa istri pertamanya, Oetari, putri sulung HOS Tjokroaminoto. Bung Karno menikahi Oetari pada 1921, tiga bulan sebelum melanjutkan pendidikan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung. Usia Bung Karno 20 tahun dan Oetari 16 tahun. Pernikahan ini hanya bertahan tiga tahun sampai 1923, saat Bung Karno hendak menikah lagi dengan Inggit Garnasih, ibu kosnya di Bandung. Pernikahan dengan Oetari hanya didasari keinginan Bung Karno untuk menghibur HOS Tjokroaminoto, yang sedang berduka atas meninggalnya sang istri Suharsikin. Setelah sah sebagai pasangan suami-istri, ia dan Oetari tetap tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto, sebelum Bung Karno pindah ke Bandung untuk kuliah.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

 

Share to :


Leave A Comment