Sukses Akademik berkat Balet dan Piano

 

Christy Lorenz nggak kalah sibuk dari pekerja kantoran. Berangkat sebelum pukul 07.00, kembali ke rumah paling cepat pukul 18.30. Itu karena jadwal lesnya sepulang sekolah pukul 15.00 selalu padat sepanjang weekdays. Tapi, itu juga yang menjadi bekalnya meraih beasiswa penuh dari Sekolah Ciputra. Beberapa hari lalu, Superkids Indonesia menemui Christy secara khusus di sekolahnya di kawasan Puri Widya Kencana, Citraland, Surabaya.

 

Halo, Christy.

Halo.

 

Gaya rambutmu khas balerina sekali, ya.

Oh, habis ini saya memang langsung latihan balet.

 

Tiap hari?

Senin, kursus bahasa Mandarin. Selasa, latihan balet. Rabu, les piano. Kamis, balet. Jumat, balet lagi.

 

Nggak capek tiap hari ada les ini-itu?

Enggak. Lesnya kan bukan semacam tambahan jam pelajaran. Bukan les matematika atau apa. Melainkan menari dan main musik yang memang hobiku.

 

Sejak kapan latihan balet?

Umur lima tahun. Saya waktu kecil itu suka tampil menari-menari dengan gerakan yang saya bikin sendiri. Lalu mama daftarin ikut balet di Belle Ballet School. Di sana saya belajar tarian balet klasik murni, tidak dicampur dengan balet kontemporer. Jadi, saya bisa lebih fokus mempelajari gerakan-gerakan dasar balet.

 

Kenapa pilih balet?

Karena balet itu mother of dance. Kalau sudah menguasai gerakan balet, tari lainnya akan lebih gampang dipelajari. Baik tari modern maupun tradisional. Bagi saya pribadi, menari balet seperti meceritakan sebuah kisah lewat gerakan yang indah dan elegan.

 

Tertarik menjadi balerina profesional?

Enggak. Kalau mau serius, saya disarankan belajar balet di Kanada. Di sana ada akademi balet, yang paginya belajar seperti biasa, lalu siang sampai sore berlatih balet. Apalagi kalau mau ke tingkat profesional kan harus berpasangan. Nah, pasangannya itu harus laki-laki dan gerakannya banyak sentuhan. Membayangkan saja saya sudah merasa kurang nyaman. Jadi, saya mempelajari balet cukup sekadar kesenangan.

 

Apa pengaruh balet untukmu?

Jangan salah. Balet itu bukan sekadar latihan berdiri jinjit dengan ujung jari kaki. Balet itu pembentukan karakter. Kita harus disiplin dan benar-benar tekun. Nggak bakal bisa kalau latihannya setengah-setengah. Itu secara perlahan membentuk karakter saya menjadi anak yang disiplin dan tekun. Tari balet juga menjadi pelampiasan emosiku. Kalau lagi marah, saya langsung menari melompat-lompat, meskipun di kelas.. hahaha. Boleh percaya, boleh tidak.

 

Hahaha.. Pernah dapat penghargaan apa dari balet?

Saya jarang ikut lomba. Tapi waktu liburan sekolah, ada Summer Course yang mendatangkan guru-guru tamu. Salah satunya guru balet profesional dari Australia, Ms Christine Perry. Dia memberi saya sertifikat “The Most Outstanding Student”. Tiap naik tingkat, saya juga mendapat penilaian distinction.

 

Keren. Sekarang, ceritakan tentang piano.

Pada dasarnya sama. Saya rutin latihan piano sejak kecil karena hobi. Bukan untuk cari uang, bukan untuk dapat penghargaan, bukan karena mau jadi komposer. Saya menyadari, seni bisa mendukung kemampuan akademik. Musik terbukti membantu pola pikir kita, bagus untuk otak. Tahu nggak kalau musik juga bisa membantu mengembalikan ingatan? Orang-orang tua penderita dementia (penurunan daya ingat) biasa mendengarkan musik sambil latihan ringan. Misalnya, dengerin musik saat latihan gerakan tari sederhana. Teman mama yang sekarang rektor sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya, juga jago main piano, tapi bukan pianis profesional. Ingatannya masih sangat tajam dan runtun.

 

Bukan balerina, bukan komposer, bukan pianis. Lalu, apa dong cita-citamu?

Hehehe, jadi news anchor. 2013 lalu, saya ditunjuk menjadi moderator talk show di sekolah. Pembicaranya Gubernur Bali Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika. Temanya tentang leadership. Saya menyiapkan daftar pertanyaan untuk dia. Ternyata dia terkesan dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Dia tanya, “Kamu yang bikin atau guru?”. Lalu dia memuji, katanya saya berbakat jadi presenter atau news anchor. Saya sangat termotivasi dengan komentarnya itu. Sekarang saya senang berlatih di rumah, ngerekam-ngerekam video sendiri, hehehe.

 

Kalau kelak terwujud, siapa yang ingin kamu wawancarai?

Mungkin Giuliana Rancic, Ryan Seacrest dan Oprah Winfrey karena mereka yang inspire saya menjadi presenter. Mungkin juga tokoh-tokoh balet seperti Miko Fogarty, Juliet Doherty, dan Misty Copeland. Sejak dulu merekalah role models dan ballet inspirations. Mereka bekerja keras untuk meraih apa yang mereka dapatkan sekarang. Saya juga ingin interview tokoh-tokoh dunia seperti pebasket Michael Jordan. Pingin ngobrolin bagaimana dia berkali-kali gagal dalam karirnya, tapi nggak pernah menyerah dan terus mencoba lagi dan lagi. Saya mengagumi kegigihan dan ketekunannya.

 

Itu saja?

Oh, artis seperti Taylor Swift juga. Saya ingin tahu rahasia kesuksesannya. Saya mau tanya bagaimana dia bisa sukses meski para haters selalu mengkritik apapun yang dia lakukan. Tentang bagaimana dia merasa tidak kurang diterima meski dia adalah seorang penyanyi dunia terkenal. Rasanya aneh bagaimana orang sepopuler dia bisa merasa kurang diterima di lingkungan tertentu. Saya mengagumi bakatnya, kerja keras serta kegigihannya dalam mengejar impian.

 

Bagaimana tentang beasiswa penuh dari Sekolah Ciputra?

Oh, ya. Program itu sebenarnya bukan hanya untuk murid Sekolah Ciputra, melainkan umum.

Tapi murid dari sekolah lain tidak ada yang lolos. Semua tesnya berbahasa Inggris, mulai wawancara, tulisan, psiko test, sampai membuat paperwork. Seleksi pertama dari 100 pendaftar disaring menjadi 40 orang. Lalu diseleksi lagi untuk memilih 10. Hasilnya, hanya delapan murid yang dianggap layak menerima beasiswa ini. Saya mendapat beasiswa penuh tiga tahun untuk kelas 7-9 (SMP). Rasanya? Blessed and grateful. Saya yakin, piano dan balet punya pengaruh besar dalam kemampuan akademis saya.

 

Ada pesan buat pembaca Superkids?

Hmmm, saya teringat mama, orang yang sangat mendukung minat dan bakatku. Kalau semangat sedang kendor, mama selalu mendorong saya agar jangan pernah menyerah. Dia bilang, work hard, enjoy later. Itu pesan yang bagus untuk semua Superkids Indonesia.

 

BIOFACT

Nama: Christy Lorenz

Lahir: Surabaya, 25 Januari 2002

Orangtua: Afian Adinata SH – Pipin Wirawan

Saudara: Prisca dan John Ardy

Pendidikan: Kelas 7 di Sekolah Ciputra Surabaya

Hobi: Piano dan balet

Cita-cita: News anchor

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: HAFIDA INDRAWATI

Share to :


Leave A Comment