Sejarah Hari Raya Nyepi

Superkids pasti sudah tahu, kan, kalau hari raya umat Hindu adalah Nyepi? Tapi, apakah Superkids sudah tahu bagaimana sejarahnya?

Yuk, kita cari tahu!

 

Dulu, di India terdapat beberapa suku bangsa yaitu Malaya, Pahiava, Saka, Yavana, dan Yueh Chi. Tetapi mereka selalu bertikai, Superkids. Menang-kalah silih berganti. Perebutan kekuasaan antar suku saat itu membuat kehidupan beragama menjadi bermacam-macam. Setelah pertikaian panjang itu, akhirnya suku Saka yang menjadi pemenangnya, di bawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dijadikan sebagai raja dan turunan Saka tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 Saka, pada bulan Maret tahun 78 masehi. Dari sinilah kita mengetahui kalau peringatan pergantian Saka adalah hari keberhasilan kepemimpinan Raja Kaniskha I menyatukan bangsa yang awalnya bertikai dengan cara melakukan ritual keagamaan yang saling berbeda.

 

Oleh sebab itu, peringatan Tahun Baru Saka punya arti sebagai hari kebangkitan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari kedamaian, hari pembaruan, hari toleransi, dan hari kerukunan. Keberhasilan ini disebarluaskan ke seluruh daratan India dan Asia, tidak terkecuali Indonesia. 

 

Kehadiran Sang Pendeta Saka bergelar Aji Saka tiba di Jawa di Desa Waru Rembang Jawa Tengah tahun 456 Masehi, di mana pengaruh Hindu di Nusantara saat itu sudah berumur 4,5 abad. Sang Aji Saka, disamping telah berhasil mengenalkan peringatan pergantian tahun saka, lahir pula aksara Jawa onocoroko doto sowolo mogobongo padojoyonyo. Karena Aji Saka diiringi dua orang punakawan yang sama-sama setia, sama-sama sakti, sama-sama teguh dan sama-sama mati dalam mempertahankan kebenaran demi pengabdiannya kepada Sang Pandita Aji Saka.

 

Lalu, mengapa Hari Raya Nyepi dilakukan dengan sunyi, senyap, lenggang, tidak ada kegiatan atau aktivitas seperti biasanya?

 

Tahun baru Saka menjadi awal kehidupan baru, yang perlu diperbaiki menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya bagi pemeluk agama Hindu. Mereka meyakini bahwa dengan menenangkan diri melalui Nyepi akan mendatangkan berbagai manfaat. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sanghyang Widhi Wasa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

 

Pada intinya Nyepi terdiri dari empat pantangan atau larangan yang disebut catur brata penyepian, yaitu amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api atau cahaya), amati lelungan (tidak bepergian), amati lelanguan (tidak berkegiatan).

 

Nah, itu dia sejarah singkat tentang Hari Raya Nyepi. Sekarang, Superkids sudah tahu, kan, alasan mengapa saat perayaan Hari Raya Nyepi tidak berkegiatan bahkan dalam keadaan gelap?

Selamat Hari Raya Nyepi untuk Superkids yang merayakan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu menjaga kita semua, untuk saling menyayangi, memaafkan, hidup damai dan rukun. (Debby/ Image: iStock)

Share to :


Leave A Comment