Tips Memilih Kursus Piano Berkualitas

Musik punya pengaruh yang sangat besar untuk Superkids. Nggak heran, banyak banget orangtua yang mendorong Superkids mempelajari alat musik, seperti piano. Tempat kursusnya pun bertebaran di kota-kota besar. Lalu, gimana ya memilih satu tempat kursus piano terbaik untuk mengembangkan skill bermusik Superkids? Sebelum salah pilih, perhatikan beberapa poin berikut ini, ya.

 

Program. Gak semua tempat kursus punya program pendidikan yang memadai. Padahal, program sangat penting untuk memantau progress para murid, sekaligus melatih mental mereka untuk tampil. Ini bisa dilihat dari rutinitas menggelar konser musik dan bagaimana pelaksanaan ujiannya. The Piano Institute (TPI) yang mengklaim sebagai leading music school with international standard, rutin menggelar student concert tiap semester. Semester satu berlangsung bulan April dan semester dua pada Oktober. Untuk tahu kemampuan tiap murid udah sampai mana, ujian pun digelar dua kali setahun. Ujian semester satu berlangsung Mei, sedangkan semester dua November. “Kami punya standar penilaian sendiri untuk memutuskan hasil ujian. Tiga bulan sebelumnya, materi pun udah kami siapkan secara komplit. Mulai lagunya, tangga nada, sampai aural skill,” jelas Founder TPI Catherine Tanujaya pada Superkids Indonesia. Selain itu, TPI sering menggelar kegiatan yang dapat memerkaya wawasan bermusik Superkids. Seperti Piano Festival yang berlangsung sukses 21-23 Juli 2016 lalu, dan Kompetisi Piano Nusantara, 10-11 Desember 2016 mendatang.

 

Kurikulum. Materi yang diberikan pada murid tidak bisa ala kadarnya saja. Bahan mengajar harus sudah disiapkan dan tersusun rapi sesuai tingkatan, baik untuk Basic, Elementary, Intermediate, maupun Advance. Beberapa sekolah musik nggak mementingkan kurikulum yang digunakan. Kalaupun ada, itu nggak digunakannya secara menyeluruh. Tiap guru dibiarkan mengajar menggunakan materi dan tekniknya masing-masing. Hal ini berbeda dengan kurikulum TPI yang terkemas well-rounded, sehingga memungkinkan para guru untuk mengajar secara terstruktur. Murid-murid pun akan dilatih menguasai teknik bermain piano, sekaligus memahami latar belakang musik klasik dalam berbagai periode.

 

Pengajar. Nah, ini juga penting, Superkids. Nggak semua pianis bisa menjadi guru piano. Di TPI, para pianis diseleksi ketat sebelum diterima sebagai pengajar. Selain bergelar diploma, mereka juga harus sudah punya pengalaman yang cukup memadai di bidang piano. Tiap dua bulan, TPI menggelar teaching evaluation untuk mengevaluasi sistem pengajaran, serta  mengkaji kemajuan murid satu per satu. Tiap satu bulan pula, semua guru wajib mengikuti teacher training seputar teknik mengajar. “Jadi, semua harus belajar untuk menjadi lebih baik. Murid-murid belajar, guru-guru pun begitu,” kata Catherine yang yang kini berguru pada pianis Rusia, Natasha Vlassenko untuk mengambil gelar master degree di Brisbane, Australia. Wow-nya lagi, TPI rutin mendatangkan para pianis dunia untuk berbagi ilmu lewat program masterclass. Misalnya Daniel Herscovitch (profesor dan guru besar Sydney Conservatorium), Vatche Jambazian (Australia), Ananda Sukarlan, Dr Cole Burger (AS), dan Taylor Furtick (AS). Taylor kini bahkan menetap selama dua tahun di Surabaya khusus untuk mengajar murid-murid TPI.

 

Fasilitas. Banyak tempat kursus menggunakan ruko dengan ruangan yang sempit dan terbatas. Bila muridnya banyak, pemakaian kelas kurang leluasa karena harus segera bergantian dengan murid lain. TPI menggunakan lahan yang luas di Jalan Dharmahusada Indah Timur, M-12/250, Surabaya. Terdapat delapan ruang kelas yang nyaman, masing-masing dilengkapi piano dan AC. Suasana lobinya pun sangat menarik. Selain itu, TPI memiliki perpustakaan, ruang kelas Little Maestro, dan tempat pertunjukan terbuka Amadeus Hall, yang sering digunakan sebagai tempat konser para murid dan berbagai acara TPI.

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: THE PIANO INSTITUTE

Share to :


Leave A Comment