Berwisata Sambil Belajar Sejarah di Kota Ambarawa

Masih dalam semangat kemerdekaan nih Superkids, kalian pasti pernah kan mengunjungi tempat wisata tetapi juga sekaligus belajar mengenai sejarah tempat tersebut? Pasti pernah dong, karena lokasi-lokasi bersejarah sekarang ini sudah dikelola dengan baik oleh Pemerintah dan dijadikan tempat wisata yang ramah dikunjungi oleh Superkids dan keluarga. Salah satu  tempat wisata yang penuh dengan sejarah, yang bisa Superkids temukan di Jawa Tengah yaitu di Kota Kabupaten Semarang, Ambarawa.

Ambarawa, merupakan saksi bisu perang gerilya yang dipimpin oleh Pahlawan Besar Kolonel Sudirman melawan Kolonial Belanda. Jejak-jejak sejarah perjuangan tersebut dapat Superkids lihat dari keberadaan Museum dan Monumen Palagan Ambarawa, Museum Isdiman, Museum Kereta Api Ambarawa serta Benteng Fort Willem I. Ketiga lokasi ini cukup bedekatan, sehingga Superkids bisa dengan leluasa menghabiskan waktu sembari menikmati wisata sejarah serta memanjakan mata.

 

Trepelin.com

MONUMEN PALAGAN & MUSEUM ISDIMAN

Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Belanda di bawah Pimpinan Brigadir R.G. Bethell mendarat di Semarang dengan tujuan mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Tetapi kedatangan sekutu ini ternyata diboncengi oleh NICA (Netherlands Indie Civiele Administration) yang merupakan organisasi semi militer pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Sesampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, pasukan NICA justru mempersenjatai para tawanan tersebut dan terjadilah pertempuran. Dalam pertempuran tersebut banyak sekali korban yang berjatuhan dan sebagai saksi sejarah pertempuran sengit pejuang Indonesia dalam melawan penjajah yang terjadi pada tanggal 11-15 Desember 1945 lalu, dibangunlah suatu Monumen yang sekarang ini disebut Monumen Palagan Ambarawa.

Monumen Palagan Ambarawa dibangun pada awal masa pemerintahan Presiden Soeharto, yaitu tahun 1973 dan diresmikan pada 15 Desember 1974.  Terdapat relief sejarah pertempuran di Ambarawa yang bisa Superkids temui di sepanjang dinding Monumen. Selain itu Monumen ini juga difungsikan sebagai Museum yang menyimpan berbagai peninggalan pemerintahan Jepang dan Belanda. Di dalam ruang Museum dapat ditemui koleksi seragam para tentara Jepang dan Belanda, beraneka senjata yang digunakan dalam pertempuran, seragam tentara Indonesia dan beberapa koleksi bersejarah lainnya. Sedangkan di bagian halaman Museum, selain terdapat Monumen Palagan juga Superkids akan temukan beberapa kendaraan tank kuno, lokomotif kereta uap, kendaraan angkut tentara serta meriam yang digunakan dalam pertempuran tersebut. Salah satu koleksi yang sangat menarik adalah pesawat Mustang milik kolonial Belanda yang berhasil ditembak oleh pasukan Indonesia kemudian jatuh ke danau Rawa Pening. Dan di pintu masuk kedatangan, terdapat patung Letkol Isdiman yang seakan-akan menyambut Superkids datang ke dalam Museum. Letkol Isdiman adalah salah satu komandan perang yang terlibat dalam pertempuran Ambarawa dan gugur dalam menjalankan tugasnya. Sehingga tidak heran, nama Letkol Isdiman digunakan sebagai nama Museum sebagai mengenang jasa beliau.

Di hari libur atau akhir pekan, Monumen dan Museum Palagan ini tidak pernah sepi oleh pengunjung, baik dari rombongan pelajar maupun keluarga, beberapa turis manca negara juga kerap terlihat terutama turis dari Belanda yang ingin mengenal lebih jauh tentang nenek moyang mereka terdahulu.

AlamatPanjang Lor, Panjang, Kec. Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah 50614

Buka: 08.00 – 16.00

 

jejak-piknik

MUSEUM KERETA API AMBARAWA

Siapa sih yang gak kenal dengan museum yang satu ini. Dahulu, museum ini merupakan stasiun kereta api kelas 1 yang menghubungkan wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta melalui Magelang. Jalur kereta api ini pernah aktif sampai dengan tahun 1977, menghubungkan kota Semarang – Ambarawa – Magelang. Namun karena medan yang cukup terjal dan berkelok-kelok, saat ini jalur tersebut sementara hanya digunakan sebagai jalur kereta wisata dan sepertinya Pemerintah sedang dalam tahap pembahasan untuk mengaktifkan kembali jalur tersebut sebagai jalur utama kereta api.

Penggunaan nama Willem I sebagai nama Stasiun ini berasal dari nama benteng yang letaknya tidak jauh dari area stasiun. Stasiun ini dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Baron Sloet Van De Beele dengan tujuan mempermudah mobilisasi tentara serta logistik dari pusat kota Semarang menuju benteng Fort Willem I. Sekarang ini Stasiun Willem I dialih fungsikan sebagai Museum Kereta Api, yang mana Museum ini merupakan Museum Kereta Api tertua  di Indonesia. Meskipun menyandang predikat tertua, Superkids jangan takut karena selain koleksi-koleksinya yang tetap terawat dengan baik, bangunan serta areanya pun dikelola dengan sangat indah. Superkids dapat menemukan beberapa spot yang kece untuk mengabadikan kunjungan di museum ini. Saat ini Museum Kereta Api Ambarawa cukup ramai dikunjungi terutama pada akhir pekan atau musim libur sekolah.

Museum ini memiliki koleksi 24 unit lokomotif kereta uap, tiga diantaranya masih beroperasi sebagai kereta wisata, selain itu juga masih banyak lagi menyimpan koleksi-koleksi perkeretaapian seperti mesin tiketing, alat pengatur jalur rel, alat timbangan dan perlengkapan perkereta apian lainnya. Superkids dan keluarga pun dapat menjajal berpetualang menyusuri jalur kereta api Ambarawa – Tuntang PP dengan menggunakan kereta wisata yang beroperasi setiap akhir pekan atau libur sekolah. Untuk dapat menikmati fasilitas kereta wisata dan menikmati pemandangan indah rawa Pening, disarankan datang lebih pagi ya supaya tidak kehabisan tiket, karena kereta wisata hanya beroperasi dua kali saja dalam satu hari.

Alamat: Jl Stasiun No 1, Panjang, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah

Buka: Setiap hari pukul 08.0-17.00

 

Fanyanto-Wordpress

BENTENG FORT WILLEM 1

Benteng Fort Willem 1 atau warga setempat lebih sering menyebutnya Benteng Pendem Ambarawa, merupakan markas bagi tentara Hindia Belanda pada masa itu. Situs bersejarah ini dibangun pada tahun 1834 dan selesai pembangunan pada tahun 1845. Disebut benteng pendem atau pendhem (Bahasa Jawa) karena benteng ini dibangun berada di dalam tanah atau terkubur, yang merupakan siasat dalam perang.

Beberapa kali benteng ini beralih fungsi, mulai dari awal pembangunan sebagai barak militer pasukan Belanda, kemudian diambil alih sebagai kamp militer Jepang kemudian setelah kemerdekaan dipergunakan sebagai markas besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan yang terakhir menjadi lapas IIA.

Kawasan Benteng ini terdiri dari beberapa gedung, ada satu gedung yang khusus untuk para wisatawan, ada gedung yang dijadikan pemukiman warga, gedung lapas, gedung utama dan dua gedung lain yang terpisah dari gedung utama. Meskipun situs ini terbuka untuk umum, tetapi untuk mengunjungi area ini disarankan melakukan perizinan terlebih dahulu kepada petugas yang berada di dekat gedung lapas. Superkids tidak perlu takut untuk mengunjungi tempat wisata ini, karena dari segi arsitektur bentuk bangunannya yang unik dan sangat instagramable seringkali lokasi ini digunakan sebagai lokasi hunting foto, lokasi shooting atau hanya sekedar menikmati pemandangan. Jika Superkids mengunjungi lokasi ini jangan lupa untuk ber-swa foto dan diupload di sosial media ya, dengan sedikit pengaturan cahaya kamera Superkids pasti akan terlihat seolah-olah sedang berada bukan di Indonesia. Menarik bukan…

Alamat: Bugisari, Lodoyong, Kec. Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah

Buka: Setiap hari pukul 08.0-17.00

 

AFIQKA YOE

Sumber : Wikipedia

 

Baca Juga : 5 Museum Kereta Api Di Indonesia

Let’s Go To Museum

Share to :


Leave A Comment