6 Jenis Vaksin Untuk Remaja

Superparents, Ingatkah anda kapan terakhir kali mengajak Superkids imunisasi? vaksinisasi atau biasa disebut imunisasi adalah kegiatan rutin yang penting dilakukan untuk menjaga kesehatan anak. Vaksinisasi bertujuan memberikan bahan antigen untuk mendapatkan kekebalan adaptif pada tubuh manusia terhadap agen biologis penyebab penyakit. Dengan begitu, tubuh dapat melindungi dirinya sendiri.

Tapi, masih banyak Superparents yang beranggapan, imunisasi hanya penting dilakukan saat bayi sehingga mengabaikan vaksin di usia remaja hingga dewasa karena merasa tubuh telah kebal terhadap penyakit.

Faktanya, meski sudah mendapatkan imunisasi waktu bayi dan balita, Superkids yang memasuki usia remaja tak lantas terbebas dari penyakit dan infeksi yang dapat menyerang tubuhnya. Karena seiring dengan bertambahnya usia, perlindungan vaksin yang telah diperoleh perlahan akan menurun. Itulah sebabnya Superkids perlu mendapatkan imunisasi ulang  untuk membuat tubuhnya tetap kuat dan terhindar dari penyakit.

Tak hanya itu, ada vaksin-vaksin baru yang memang belum pernah diberikan sebelumnya tetapi penting diberikan saat menginjak usia remaja.

Sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada beberapa vaksinisasi yang bisa diberikan pada remaja yaitu:

 

  1. Hepatitis B (HB)

Vaksin HB bermanfaat untuk menangkal infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B  yang dapat menimbulkan penyakit seperti kanker hati dan sirosis. Vaksin HB paling baik diberikan dalam waktu 12 Jam setelah lahir. Jadwal berikutnya diberikan saat berusia 2-4 bulan. Namun, untuk Superkids yang belum pernah mendapatkannya saat bayi, vaksin HB dapat diberikan kapan saja termasuk pada usia remaja.

 

  1. Polio

Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ada di dalam saluran pencernaan dan tenggorokan. Pada kondisi tertentu, seseorang yang terinfeksi polio dapat mengalami kelumpuhan permanen, bahkan sampai menyebabkan kematian. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan melakukan imunisasi polio oral (OPV). Vaksin ini diberikan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan. Namun jika belum diberikan saat bayi, anak tetap bisa mendapatkan vaksin polio suntik (IPV) pada usia sekolah dasar hingga 18 tahun.

 

  1. Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT)

Vaksin ini idealnya diberikan sejak bayi dengan pemberian booster pada usia 5 tahun. Apabila vaksin ini terlambat diberikan, tidak dianjurkan untuk mengulang dari awal, tetapi diberikan sesuai jadwal usia. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun, diberikan vaksin Td atau Tdap. Pemberian vaksin DPT ke-6 dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan vaksin booster Td diberikan setiap 10 tahun.

 

  1. Influenza

Influenza adalah infeksi virus yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit berat dan ringan. Penyakit yang ditandai dengan gejala demam, batuk dan pilek ini sebenarnya dapat sembuh dalam hitungan hari atau minggu. Influenza dapat dicegah dengan pemberian vaksin saat anak berumur 6 bulan ke atas. Selanjutnya dapat diberikan rutin saat anak berusia di atas 9 tahun hingga usia dewasa.

 

  1. Dengue

Vaksin untuk mencegah demam berdarah ini bisa diberikan pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak tiga kali dengan interval 6 bulan.

 

  1. Human Papilloma Virus (HPV)

Vaksin HPV atau Human Papiloma Virus berperan untuk mencegah terjadinya kanker leher rahim, kanker vagina dan kanker bibir kemaluan yang dapat mengakibatkan kematian pada wanita. Berdasarkan jadwal imunisasi IDAI, Vaksin HPV diberikan mulai usia 10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan tiga kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalent dengan jadwal 0,2,6 bulan. Apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antibodi setara dengan 3 dosis.

 

Dari semua jenis imunisasi di atas, terdapat beberapa jenis imunisasi wajib yang menjadi program nasional. Diantaranya adalah imunisasi Hepatitis B, polio, DT dan Td. Semua imunisasi wajib tersebut telah didanai pemerintah, sehingga Superparents bisa mendapatkannya secara gratis di setiap posyandu ataupun puskesmas. Sementara lainnya, tetap wajib dilakukan meskipun belum disubsidi oleh pemerintah ya. (Rara/ Photo: Istimewa)

Share to :


Leave A Comment