Agar Si Montok Mau Olahraga

Apa perlu dipancing dengan iming-iming makanan?

Anak berbadan gemuk sering dianggap lucu dan menggemaskan. Tapi anak yang terlalu gemuk (obesitas) menyimpan potensi masalah kesehatan untuk masa depannya. Mereka doyan makan, lamban bergerak, dan malas olahraga. Hmmm, kebanyakan mereka memang kurang suka sport, Supermom.

Dalam sebuah survei yang dilakukan University of Florida, 100 anak obesitas mengaku bullying adalah alasan utama mereka menghindari olahraga. Anak-anak berbodi subur ini cenderung lebih sering di-bully dibanding anak lain. Jadi mereka berusaha menjauhi situasi yang membuat mereka pernah jadi korban olok-olokan. Sebagai orangtua, selalu ada cara untuk kita membantu mereka menghadapi masalah ini.

1. Bangun Rasa Percaya Diri

Ini kunci utamanya: singkirkan rasa minder pada diri anak tersayang. Pertama, cari olahraga yang gampang mereka kuasai, seperti jogging, bersepeda dan berenang. Dampingi mereka melakukan kegiatan itu. Berada bersama orang yang mereka yakini akan selalu melindungi, dapat membangun rasa percaya diri. Kedua, lakukan pelan-pelan. Para ahli merekomendasikan anak berolahraga 60 menit sehari. Tapi itu akan terasa berat buat anak yang kurang aktif. Maka, mulai saja berolahraga secukupnya. Misalkan melempar dan mengejar bola. Segera berhenti bila dirasa cukup, meski baru lima atau 10 menit. Tujuan utamanya adalah menunjukkan pada mereka kalau banyak gerak itu menyenangkan.

2. Selalu Terlibat

Saat anak berenang, ikutlah masuk ke dalam kolam. Saat anak mencoba main basket, ikutlah mengejar bola di lapangan. Salah satu cara biar anak mau olahraga adalah kita terlibat bersama mereka, bukan sekadar mengawasi. Orangtua adalah role model bagi anak. Mereka akan mencontoh apa yang kita kerjakan. Maka, jadikan waktu keluarga sebagai waktunya berolahraga. Jalan santai berkeliling kompleks adalah kegiatan yang cukup menyenangkan dilakukan bersama anak overweight. Mereka nggak cuma membakar kalori, tapi juga belajar bersosialisasi.

3. Pilih Olahraganya 

Mulai dengan gerakan yang seperti permainan. Misalnya bola pantul (melempar bola ke dinding dan menangkapnya), memanjat, menari, loncat tali, dan bersepeda. Coba latihan yang berbeda setiap hari. Beberapa anak mungkin lebih nyaman bermain bersama tim. Mereka bisa mencoba sepakbola, futsal, basket atau voli. Dorong mereka bergabung dengan tim sekolah maupun  komunitas lokal. Anak yang suka olahraga individual bisa mencoba senam, renang dan tari.

Makin banyak latihan, makin baik. Iya sih, mereka mungkin nggak langsung berani tampil di publik. Biarkan mereka melakukannya di halaman belakang rumah atau bahkan di dalam kamar. Bila perlu, carikan mentor. Itu bisa teman, keluarga, tetangga, atau pelatih profesional.

4. Jangan Putus Asa

Nggak ada satu olahraga yang pasti disukai semua anak. Kalau berbagai macam olahraga kurang dia minati, ajak anak mencari kegiatan fisik yang dia sukai. Ini mungkin tergolong olahraga yang nggak kompetitif. Seperti mendengarkan musik sambil berjoget, main loncat tali, membersihkan kamar, atau mengendarai sepeda kesayangannya. Yang terpenting, dia mau bangkit dan lebih banyak bergerak. Olahraga bisa jadi pilihan selanjutnya saat ia mulai terbiasa melakukan banyak aktivitas fisik.

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: 123RF

 

Share to :


Leave A Comment