Bantu Anak Pandai Bergaul

 

Maria Sinaga melarang keras putranya Ardian main dengan Denny, teman sekelas yang tinggal hanya selemparan batu dari rumah. Maria kurang suka sama Denny yang menurutnya tukang perintah, sok ngatur dan tidak mau kalah. “Ardian sering jadi korban. Diperintah-perintah kayak pembantu,” omel Maria pada tetangganya yang lain. Padahal Ardian sendiri merasa tidak ada masalah dengan Denny. Mereka baik-baik saja di sekolah maupun rumah, walau kadang ribut kecil karena berebut mainan.

 

Dalam pergaulan, anak belajar berbagi, berkompromi dan menyelesaikan kesalahpahaman dengan teman-temannya. Kadang terasa berat bagi kita sebagai orangtua menyaksikan itu, Supermom. Naluri melindungi selalu muncul bila melihat anak dalam kondisi kurang menguntungkan. Tapi reaksi berlebihan seperti Maria justru akan memperparah keadaan. Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu Superkids paham pergaulan?

 

1. Ajarkan Empati

Orangtua adalah role model bagi anak. Superkids pasti akan meniru cara kita menjalin hubungan dengan orang lain. Sebagai langkah awal, latih ia menumbuhkan empati. Ajak Superkids mengumpulkan baju bekas layak pakai untuk diberikan pada yang membutuhkan. Atau, antarkan makanan untuk tetangga yang sakit. Berempati akan membuat anak disukai kawan.

 

2. Biarkan Seperti Caranya

Jangan paksa Superkids bergaul sesuai cara yang kita sukai, atau cara yang menurut kita benar. Sebagian anak merasa nyaman bermain hanya berdua atau bertiga di dalam rumah. Namun banyak juga yang lebih suka bermain ramai-ramai di luar. “Saya takut Helena kuper karena jarang ikut sepedaan bareng teman-temannya di kompleks kalau sore. Tapi dia memang tidak suka bersepeda ramai-ramai begitu. Alasannya, berisik,” maklum Nenda Huda, ibu tiga anak, tentang putri sulungnya.

 

3. Ajak ke Rumah

Jadikan rumah sebagai tempat yang nyaman untuk Superkids bermain bersama teman-teman. Izinkan anak  mengundang teman-temannya ke rumah. Siapkan hidangan dan beberapa permainan seru, seperti lukis wajah, jual-jualan, bikin kue, lego, nonton DVD, atau apapun yang mereka sukai. Buat mereka nyaman bermain. Dengan membuka pintu lebar-lebar untuk mereka, anak juga akan lebih disukai kawan-kawannya. Kita sebagai orangtua pun punya kesempatan mengenal teman Superkids satu per satu.

 

4. Bebaskan Memilih Teman

Biarkan Superkids bermain bersama anak dari beragam etnis, suku dan agama. Anak akan mengenal perbedaan budaya dan kebiasaan tiap keluarga. Tapi kita bisa melarangnya bila pertemanan itu mengandung bahaya.

 

5. Waspadai Ejekan atau Bullying

Mengejek mungkin biasa terjadi di tengah pergaulan anak. Tapi lama kelamaan, itu bisa menimbulkan perasaan negatif terhadap diri sendiri. Ejekan sangat tipis bedanya dengan bullying. Bantu Superkids memahami bahwa bukan hanya pukulan yang bisa menyakiti. Tapi kata-kata dan sikap juga bisa melukai  perasaan orang lain. Dengan begitu, anak akan menjaga ucapan dan perbuatan, sekaligus tidak bakal membiarkan orang lain memperlakukannya dengan buruk. Hindari bertanya, “Ada yang nakal sama kamu di sekolah hari ini?” Sebab itu akan membuat anak fokus pada hal-hal negatif di sekitarnya. Bagaimana kalau anak kita jadi korban? Bicarakan masalah ini dengan orangtua anak yang bersangkutan.

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: THINKSTOCK PHOTOS

Share to :


Leave A Comment