Angsa Hitam, Bukan Hanya di Film

 

Yadi yang tinggal di Sumedang, Jawa Barat, Indonesia, kedatangan tamu sebaya bernama Alicia dari Canberra, Australia. Yadi mengajak Alicia ke kebunnya untuk mempertontonkan aneka tanaman dan beberapa angsa piaraan. Lalu, Alicia berkomentar, “Angsa di tempatku berwarna hitam.” Yadi jelas heran, “Ah, semua angsa berbulu putih. Mana mungkin ada angsa hitam?”

 

Superkids, rupanya Yadi belum tahu soal angsa hitam. Di dunia, ada beberapa spesies angsa. Di Indonesia dan Eurasia, yang paling sering tampak adalah angsa yang memiliki bulu putih dan paruh oranye. Di Amerika Utara, ada angsa yang juga putih tapi memiliki paruh hitam. Di daerah sub-Arktik, ada angsa putih dengan paruh kuning. Angsa Tundra, dari Kanada, memiliki paruh kuning meski ujungnya hitam. Di Amerika Selatan, angsa putih memiliki leher hitam. Angsa berbulu hitam total berasal dari Australia.

 


Source : https://www.youtube.com/watch?v=Udu_Y78QE5I

 

Seperti jenis lainnya, angsa hitam (Cygnus atratus) bertubuh besar. Dari namanya saja, kita tahu sebagian besar bulunya hitam. Paruhnya merah cerah, dengan ujung pucat. Kaki dan tungkainya hitam kelabu. Namun, anaknya berbulu coklat kelabu dengan mata pucat.

 

Di Australia, angsa hitam suka berpindah tempat dengan pola migrasi tidak menentu. Pasangan jantan dan betina hidup bersama dan berbagi tugas mengerami telur. Mereka bisa bernyanyi nyaring seperti suara terompet baik saat di air atau saat terbang. Mereka juga bisa mendesis, terutama bila sarang atau anaknya diganggu.

 

Ah, Yadi tampaknya harus pergi ke tenggara dan baratdaya wilayah Australia untuk melihat angsa hitam di alam. Atau, setidaknya, ia bisa ke Kebun Raya Bogor untuk melihat angsa putih dan angsa hitam hidup di kolam yang sama.

 

 

TEGUH WAHYU UTOMO

FOTO : THINSTOCK

Share to :


Leave A Comment