Awas, Ini Tanda Anak Kecanduan Gadget

Layar sentuh, gadget, smartphone, tablet, internet. Duh, siapa sih anak gen-Z yang nggak kenal perintilan digital itu? Superkids yang lahir di era milineum udah akrab berinteraksi dengan peralatan digital, misalnya kamera ponsel, sejak dalam kandungan. Boleh-boleh aja Superkids  menggunakan gadget. Tapi kalau berlebihan, tentu nggak bagus dong buat mereka. Superparent musti waspada memantau perkembangan perilaku mereka.

 

Psikolog Irma Gustiana A MPsi Psi mengungkapkan, ada enam ciri anak yang kecanduan gadget. Pertama, anak mulai nggak berminat dengan aktivitas lain. Dia nggak tertarik bermain dengan teman-teman, bersepeda, atau aktivitas lain yang sebetulnya lebih menyehatkan. Kedua, sehari menggunakan gadget lebih dari dua jam secara kontinyu. Ketiga, tampak ada perubahan perilaku. Misalnya jadi gampang marah, terutama kalau diminta berhenti mengakses gadget.

 

Keempat, mood swing alias suasana hatinya mudah berubah. Kelima, prestasi belajar menurun karena konsentrasinya hanya tercurah pada gadget. Keenam, mulai malas menjaga kebersihan dan kesehatan sendiri. “Anak betah bermain gadget sampai lupa makan dan tidur,” kata Irma di hadapan peserta seminar “Smart Parents in Digital Era” di SDK St Theresia II Surabaya, 28 Mei 2016.

 

Irma menyarankan Superparent agar memantau penggunaan gadget pada Superkids berdasarkan usia. Untuk adik bayi usia 0-2 tahun, gadget sama sekali tidak perlu digunakan, meski sekadar untuk mendengarkan lagu pengantar tidur. Ini sejalan dengan sikap American Pediatric Association (APA) yang tegas menolak gadget untuk anak usia tersebut. Alasannya, sinar biru yang terpancar melalui layar sentuh akan berpengaruh pada perkembangan syaraf mata anak-anak.

 

Untuk toddler usia 3-5 tahun, penggunaan gadget cukup satu jam per hari. Gadget bisa dimanfaatkan sebagai hiburan, seperti mendengarkan musik, bernyanyi, dan menari. Anak balita memerlukan stimulasi untuk perkembangan motoriknya, sehingga aktivitas bergerak sangat dianjurkan.

 

Sedangkan bagi anak-anak usia 6-12 tahun seperti Superkids, gadget harus dibatasi paling lama dua jam sehari. Gadget bisa dimanfaatkan buat hiburan maupun sarana belajar dengan pengawasan Superparent. Nah, untuk remaja (13-18 tahun), Superparent bisa memberikan kepercayaan dalam menggunakan gadget. “Tapi tetap harus dalam pengawasan orangtua,” Irma mengingatkan.

 

Tapi, tunggu. Bagaimana sampai seorang anak bisa kecanduan gadget? Ada beberapa pendorong,  terkait pengawasan orangtua yang cenderung longgar. Menurut pengamatan Irma, bisa jadi Superparent terlalu sibuk sehingga nggak punya cukup waktu untuk Superkids. Atau, anak dibiarkan main gadget sepuasnya karena tampak lebih tenang, diam, dan nggak ngerepotin bila menggunakan gadget. Bisa juga akibat pola asuh yang nggak konsisten.

 

“Ada juga lho orangtua yang memang nggak tahu dan nggak mau tahu kalau anaknya kecanduan gadget apa enggak. Bahkan, anak dianggap belum paham, lalu dibiarkan saja,” sesal Irma. Ia menyarankan Superparent menyediakan waktu berkualitas untuk Superkids 15-45 menit sehari. Orangtua harus bisa menjadi pendengar yang baik, dan memberikan pengertian pada anak dengan cara yang baik pula.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment