Berkebun bareng Superkids dengan Sistem Hidroponik

Halaman rumah sempit bukan lagi alasan buat nggak berkebun. Dengan teknik hidroponik yang sekarang makin populer, gardening menjadi kegiatan menyenangkan, meski lahannya cuma secuil. Superparent bahkan nggak butuh tanah kok. Juga nggak perlu ribet menyirami tanaman tiap hari, seperti cara berkebun konvensional. Hidroponik bisa dilakukan di dalam maupun luar ruangan, mulai atap, tembok, sampai pagar rumah. Kegiatan ini bakal lebih seru bila melibatkan Superkids juga. “Hidroponik sangat mudah, bahkan untuk anak-anak,” yakin Tya Tiamo, pendiri Hidroponik Indonesia yang sering diminta mengisi pelatihan hidroponik untuk murid TK sampai ibu-ibu Dharma Wanita.

 

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan air tanpa menggunakan tanah. Tekniknya menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi buat tanaman. Nutrisi yang diberi nggak akan terbuang kemana-mana, semua habis dimakan oleh tanaman sendiri. Air yang dipakai pun jauh lebih sedikit dibanding cara menanam biasa. Selain hemat air dan lahan, tanaman bisa bebas dari gangguan hama yang berasal dari tanah. Hasilnya? Jelas dong lebih penuh nutrisi, bersih, dan bebas pestisida.

 

Ada dua sistem menanam hidroponik supermudah, yang bisa Superparent ajarkan untuk Superkids. Yaitu Wick dan NFT. Sistem Wick dikenal paling gampang dan pasti bisa dikerjakan anak-anak. Cara ini menggunakan barang-barang bekas sederhana, seperti botol plastik  minuman dan kain flanel sisa prakarya. Kain flanel akan bertugas sebagai sumbu yang menghubungkan air dengan media tanam akar tanaman. Untuk Superkids, tanaman paling umum yang dipilih biasanya kangkung, sawi, bayam dan selada. “Karena ini yang paling gampang tumbuh dan cepat panen. Kalau dilakukan dengan benar, kangkung udah bisa dipanen tuh dalam waktu cuma 21 hari,” terang Tya.

 

Cara kerja NFT (nutrient film technique) beda lagi. NFT biasanya hanya pakai pot kecil yang diberi ganjalan gabus atau kapas supaya tanaman berdiri, dan akarnya menjuntai bebas di dalam pipa. Nutrisi dari tandon dipompa ke atas, lalu dialirkan ke masing-masing talang datar yang sudah dimodifikasi. Aliran airnya tipis tapi kontinyu. Setelah nutrisinya diserap tanaman, air itu akan kembali ke tandon. Tya menyarankan air tandon dijaga agar level pH-nya selalu berkisar antara 5,5 sampai 6,5.

 

Saat masa panen, Superparent akan lihat hasilnya tampak lebih bersih, segar dan sehat. Sayuran hasil budidaya hidroponik bisa bertahan segar lebih lama. Kalau disimpan dalam kulkas selama seminggu, kondisinya akan tetap segar seperti saat pertama kali dimasukkan. Well, hidroponik bisa jadi solusi berkebun untuk Superparent yang tinggal di perkotaan.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment