English
Kalau Anak Sering Kehilangan Barang
Dewi kelihatan jengkel sekali. Tiap pulang sekolah, Agus putranya pastiiiiiiii kehilangan satu atau dua barang. Kapan hari kotak makannya ketinggalan. Pernah lagi jaket birunya yang hilang. Dewi nggak tahu harus melakukan apa, biar Agus bisa pulang tanpa membawa kabar buruk lagi; dasinya hilang, penghapus hilang, buku penghubung hilang, dan seterusnya.
Superparent, lupa itu bagian alami dari masa kanak-kanak. Namun, beberapa anak punya masalah dengan kehilangan barang. Kalau anak kita termasuk yang begitu, apakah dia harus dihukum? Apakah bijak menyuruhnya kembali ke sekolah dan mencari barangnya sampai dapat, untuk mengajarkan tanggung jawab? Atau, perlukah memotong uang sakunya untuk mengganti barang yang hilang?
Umur berperan dalam bagaimana anak mengingat barang-barang mereka. Jadi, sejak anak berusia dua tahun, kita harus mengajari mereka pentingnya bertanggung jawab atas barang-barang mereka sendiri. Berbicaralah dengan anak tentang kenapa harus menjaga barang miliknya, dan bersikaplah tegas bahwa kita nggak setuju dengan lupa mereka.
Kalau anak tumbuh besar tapi masih tetap lupaan, kita perlu cari tahu masalahnya. Mungkin, anak tidak pernah menyadari pentingnya menjaga milik mereka. Bahkan, anak yang terus-menerus kehilangan, mungkin memiliki gangguan belajar semacam ADHD.
Misalkan ini hanya masalah kebiasaan, ajari anak keterampilan terstruktur untuk mengingat.
- Selalu ingatkan sebelum mereka ke sekolah. Misalnya, mencari jaket sebelum meninggalkan sekolah nanti.
- Bawakan hanya yang dibutuhkan. Jangan beri mereka yang berlebihan. Misalnya; daripada kotak makan, kemas makan siang dalam kantong kertas.
- Beri label. Gunakan spidol besar untuk menandai setiap barang yang tidak melekat pada tubuh anak. Andai tertinggal, barangnya mungkin dikembalikan.
Namun, yang terpenting adalah memberi contoh. Anak mencatat pola perilaku orangtua. Karena itu, kita pun harus menunjukkan kepedulian terhadap barang-barang kita sendiri.
TEGUH WAHYU UTOMO
FOTO : THINKSTOCK
