Kenali Tanda Superkids Berbakat Menulis

Anak-anak menulis buku, bukan hal baru lagi. Di Indonesia, karya para penulis cilik ditampung dalam serial buku “Kecil-Kecil Punya Karya” (KKPK) dan “Penulis Cilik Punya Karya” (PCPK). Judul buku ini mencapai ratusan dengan jumlah pembaca ribuan. Kelas menulis untuk anak pun makin banyak peminatnya. Lalu, bagaimana Superparent mendeteksi bakat menulis yang dimiliki Superkids, sebelum mendaftarkan dia kursus menulis?

 

Menurut Founder Klub Literasi Anak (KLA) Nindia Nurmayasari (Kak Maya), anak berbakat menulis dengan anak menjadi penulis, sebetulnya berbeda. Menjadi penulis mengarah pada sebuah tujuan atau hasil berupa buku. Meski tanpa bakat, kemampuan menulis yang baik itu dapat diasah melalui pembelajaran. Menulis adalah keterampilan yang bisa didapat dengan latihan secara berkelanjutan. Sementara anak yang memang terlahir dengan bakat menulis, justru tidak semuanya ingin menjadi penulis atau melahirkan karya buku.

 

Anak berbakat menulis berawal dari kegemaran menulis, yang kemudian dilakukan secara terus menerus. Jadi, Superparent bisa melihat bakatnya dari ketekunan dan konsistensi dalam menghasilkan karya tulis. “Mereka yang berbakat alami menulis biasanya senang melakukan kegiatan tulis menulis sampai lupa waktu. Mereka menulis juga sama sekali bukan karena disuruh, apalagi paksaan. Mereka menikmati setiap proses menulisnya dan menunjukkan peningkatan skill menulis yang baik dari waktu ke waktu,” papar Kak Maya pada Superkids Indonesia.

 

Sinyal lain yang mudah dilihat adalah kegemaran Superkids membaca. Biasanya, anak-anak yang menonjol dalam bidang tulis menulis adalah mereka yang sejak kecil sudah hobi banget baca buku. Tanpa disadari, mereka telah belajar banyak hal sebagai bekal menulis yang baik. Mereka punya lebih banyak kosakata, imajinasi dan ide-ide baru dalam pikirannya. Kak Maya mengibaratkan hubungan hobi membaca-menulis seperti bernafas.

 

Sebelum menghembuskan nafas, kita semua butuh menghirup udara. Begitu pula proses menulis. Superkids butuh asupan ‘bahan bakar’ untuk otak sebelum dituliskan. Sebab tulisan yang baik itu pasti dilatarbelakangi oleh kemauan membaca yang baik pula. Dengan membaca, Superkids bisa memiliki banyak ide, imajinasi, wawasan baru, kosakata, mempelajari gaya-gaya penulisan, serta melatih otak untuk berpikir lebih runut.

 

Kak Maya menegaskan, menjadi penulis memang tidak harus memiliki bakat menulis. Skill menulis dapat diasah dengan banyak berlatih secara otodidak, maupun bergabung dengan lembaga kursus menulis, seperti KLA. Nah, faktor lain yang akan sangat menunjang adalah banyak membaca buku, koran, majalah, dan sebagainya. Selain itu, lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh pada peningkatan kemampuan menulis.

 

Lalu, berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang anak untuk belajar menulis? Tidak ada batasan waktu. Tiap Superkids punya masanya sendiri-sendiri sebelum bisa menghasilkan tulisan yang baik. “Lagipula, tulisan baik atau tidak itu sangat subyektif. Bagi saya pribadi, setiap tulisan anak pasti baik, selama mereka melakukannya dengan senang,” terang Kak Maya.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK 

Share to :


Leave A Comment