Menciptakan Anak Berjiwa Entrepreneur

 

Firda, anak kelas 2 SD Bina Insani Bogor, adalah anak yang pintar dan kreatif. Di kalangan teman-temannya, ia disukai karena ramah dan pandai bergaul. Yang istimewa, Firda juga “pintar jualan”. Ia tidak sungkan berjualan. Kadang-kadang, ia menjual kue-kue lucu berbentuk binatang yang ia beli dari warung dekat rumahnya. Laris manis! Suatu kali, melihat teman-temannya mulai punya kebutuhan untuk pulsa telepon genggam, Firda mulai menawarkan pulsa elektrik bekerjasama dengan kakak laki-lakinya. Hasilnya, banyak teman, bahkan orangtua teman-temannya yang memesan pulsa darinya. Ketika musim fashion online sedang marak-maraknya, Firda pun tidak ketinggalan. Ia membuka online shop lewat BBM. Pelanggannya juga banyak, lho. Dan, kegiatan terbaru Firda sekarang adalah tergabung dalam street dance shuffle Bogor dan Firda dipercaya sebagai tim “woro-woro” nya. Setiap ada acara di dalam kelompok, Firda yang akan menggaungkannya di media sosial untuk menghimpun banyak penonton.

 

Luar biasa, ya. Anak-anak seperti Firda disebut memiliki kemampuan entrepreneurial. Anak-anak demikian biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, suka tantangan dan berani. Mereka juga biasanya cukup populer di kalangannya karena komunikatif dan percaya diri. Bakat? Tidak juga. Sebab, keahlian yang dimiliki Firda itu bisa dipelajari. Dan tidak ada kata “terlalu kecil” untuk belajar ilmu itu.

 

Meg Seitz, penulis buku Bea for Business, mengatakan bahwa menanamkan cara berpikir entrepreneur kepada anak-anak sejak dini bukan semata ingin menjadikan anak-anak menjadi pebisnis kelak. Namun apapun cita-cita anak, ilmu tersebut bisa diaplikasikan, seperti dalam bidang pendidikan, pemerintahan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bidang-bidang lainnya. Sebab, mendidik cara berpikir entrepreneur termasuk juga mendidik kemampuan berkontribusi, melihat peluang, mengambil keputusan, tapi juga kemampuan menjadi diri sendiri, sekaligus mampu memahami pola berpikir orang lain, serta mampu melihat dan memanfaatkan kelebihan yang mereka miliki.

 

Bagaimana cara menanamkan, menggali dan mengeluarkan semangat entrepreneur dalam diri anak? Berikut 5 cara yang bisa Anda terapkan lewat permainan:

1. Kreativitas. Dukung sikap kreatif anak, ajak mereka menciptakan karya, dan libatkan mereka dalam prosesnya, mulai dari brainstorm produk, pengembangan sampai presentasinya. Bentuk karya bisa berupa apa saja yang mereka sukai, seperti kreasi tangan, cerpen atau naskah drama, lagu, sampai video klip atau film pendek dan dokumenter. Berikan ruang bagi mereka untuk berkreasi sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.

 

2. Ciptakan sebuah permainan. Biarkan anak-anak membuat cara bermain serta aturan permainannya, kemudian memainkannya. Cara ini akan menumbuhkan kemampuan kepemimpinan, kerjasama, koordinasi dan mencapai kesepakatan.

 

3. Main di luar rumah. Saat ini anak-anak lebih banyak bermain di dalam rumah daripada di luar rumah. Padahal main di luar rumah, terutama di udara segar, akan lebih menstimulasi otak anak sehingga anak memiliki semakin banyak ide-ide baru. Sesekali bermain di luar rumah juga untuk membiasakan anak melihat sendiri kenyataan yang sesungguhnya dan mencari solusi.

 

4. Membuat Balok-balok Rintangan. Bersama anak, buatlah rintangan dari balok-balok, dengan tantangan tertentu. Misalnya untuk melompat ke seberang, ciptakan tingkat balok yang melibatkan kemampuan keseimbangan, melompat, atau tugas-tugas fisik lainnya. Ada 2 keuntungan dari permainan ini: memanfaatkan sumber daya yang sudah ada daripada membeli mainan atau perlengkapan baru, dan kemampuan bekerja sama untuk menciptakan permainan baru, dengan tantangan yang tak kalah seru. Keuntungan lain yang didapat secara spontan adalah evaluasi dan umpan balik: Mengapa itu bekerja dan ini tidak bekerja? Apakah terlalu berbahaya? Apa yang bisa membuatnya lebih mudah? Apa yang membuatnya lebih mudah diingat atau lebih menyenangkan?

 

5. Presentasi. Ajak anak-anak membicarakan kembali mengenai permainan yang mereka ciptakan. Atau bahkan minta mereka mempresentasikannya di hadapan orangtua. Rekam presentasi mereka supaya mereka bisa menonton. Kebiasaan merekam juga dilakukan para profesional dan sangat baik dilakukan untuk mengetahui kekurangan, mulai dari kostum sampai cara presentasi dan apa saja yang harus disiapkan saat presentasi untuk memenangkan pitch atau proyek baru. Tahukah Anda bahwa kunci sukses memenangi pertempuran dalam dunia entrepreneur adalah kekuatan presentasi? Jadi, sama sekali tak ada salahnya dibiasakan sejak sedini mungkin.

 

MAHARANI INDRI

Share to :


Leave A Comment