Mengasuh Anak di Era Digital

 

Dahulu kala, orangtua khawatir tentang waktu yang dihabiskan anak buat nelepon dan nonton TV. Orangtua harus memantau tayangan yang ditonton anak plus mengontrol waktu menelepon mereka. Di era digital sekarang, makin banyak hal yang dikhawatirkan orangtua; balita dan penggunaan PC, anak kecil dan DVD, anak prasekolah dan tablet, ABG dan smartphone, ABG dan media sosial, dan sebagainya.

 

Superparent, teknologi memang telah mengubah harapan kita terhadap anggota keluarga. Teknologi juga mengubah cara kita berkomunikasi satu sama lain. Belakangan, makin dibutuhkan jaringan sosial untuk sekadar mengasuh si kecil. Kita masuk ke dalam generasi pengguna jejaring sosial untuk membesarkan anak; mengikuti ibu-ibu blogger atau orangtua yang nge-tweet di Twitter. Rekaman video maupun foto tumbuh kembang anak-anak mereka pun sudah bertebaran di YouTube dan Facebook.

 

Anak-anak kita tumbuh dalam ‘akuarium’ jenis berbeda dari era kita. Mereka tenggelam dalam jagad smartphone, Wii, iPad, dan tentunya mendapatkan pengalaman yang kita tidak pernah miliki saat seusia mereka dulu. Teknologi membantu anak-anak tahu lebih banyak, berkomunikasi lebih luas dan cepat, atau memecahkan masalah mereka sendiri. Di sisi lain, teknologi juga menimbulkan ancaman dan bahaya. Maka, sudah menjadi naluri kita sebagai orangtua untuk melindungi dan mengendalikan lingkungan mereka. Susahnya, teknologi digital membuat naluri itu hampir mustahil terwujud.

 

Kita bisa -dan harus- membantu anak-anak menjelajahi lingkungan baru dengan aman. Kita bisa -dan harus- menjadi contoh digital yang baik, sehingga memungkinkan anak memanfaatkan sebagian besar kesempatan kreatif dan pembelajaran luar biasa yang teknologi bisa berikan. Saat hidup di era digital ini, kita wajib memberi bimbingan pada anak-anak. Teknologi adalah alat pembelajaran yang bagus, sehingga harus digunakan demi manfaat terbaik untuk belajar.

 

Kita boleh memberi hadiah berupa produk teknologi website edukasi anak. Namun, pada titik tertentu, kita juga harus memantau aktivitas online dan mobile anak.

 

 

TEGUH WAHYU UTOMO

FOTO: PHOTOS

Share to :


Leave A Comment