Trick or Treat! 7 Fakta Seram tentang Halloween

Menyamar pakai kostum seram (tapi keren), mengukir labu menjadi Jack-o’-lantern, menyalakan api unggun, dan menghabiskan permen-permen lezat hasil ‘rampokan’. Nggak heran kalau Halloween menjadi salah satu perayaan yang disukai Superkids, terutama di Amerika. Pesta Halloween juga banyak digelar di berbagai mal dan hotel berbintang di Indonesia. Pesertanya anak-anak sampai orang dewasa. Tapi Halloween bukan hanya tentang permen, labu, lentera, dan dandanan spooky. Banyak fakta mencengangkan tentang Halloween yang mungkin belum pernah ditahu Superkids maupun Superparent.

 

1. Ribuan Tahun Lalu. Boleh percaya boleh enggak, Halloween bukan dimulai di sebuah pabrik permen. Perayaan ini sudah ada sekitar 6000 tahun lampau dan pertama kali berlangsung di Irlandia. Diyakini, cikal bakal Halloween sebetulnya bahkan sudah ada sekitar 4000 SM. Lalu, sejak abad ke-16, orang-orang mulai melakukan tradisi berjalan ke rumah-rumah tetangga memakai kostum. Mereka menyanyi untuk mendapatkan makanan, bukan teriak “Trick or treat!” untuk meminta permen seperti sekarang.

 

2. Arwah Gentayangan. Aslinya, Halloween adalah festival kuno bernama Samhain, yang dilakukan etnis Gael. Festival ini digelar untuk merayakan berakhirnya musim panen. Etnis Gael punya kepercayaan bahwa 31 Oktober adalah hari perbatasan antara dunia nyata dan kematian. Nah, pada tanggal itu, arwah-arwah bakal kembali ke dunia dan membawa malapetaka bagi mereka yang masih hidup. Gimana cara nakutin arwah gentayangan itu? Pakai kostum dan topeng!

 

3. Samhainophobia. Takut sama perayaan Halloween? Wah, bisa jadi Superkids dan Superparent mengidap samhainophobia. Memang kan ya, pesta Halloween bakal kurang seru tanpa pernak-pernik menyeramkan, seperti hantu, penyihir, tengkorak, laba-laba, kucing hitam (di Inggris, kucing putih dianggap lebih horor), kelelawar, vampir, dan sejenisnya. Orang yang phobia Halloween bakal menolak keras buat ikut ngerayain, termasuk memakai kostum dan berkeliling mengumpulkan permen dari rumah sekitar.

 

4. Bertemu Penyihir. Mau lihat penyihir beneran? Ada cara kuno yang dipercayai tokcer buat mewujudkan. Pakai baju terbalik dan berjalan mundur pada hari Halloween. Menurut tradisi, cara ini bakal bikin kita melihat penyihir pada tengah malam nanti. Gak percaya? Coba aja sendiri.

 

5. Itsy Bitsy Spider. Kalau kebetulan lihat laba-laba tepat pada hari Halloween, nggak perlu takut ya. Menurut legenda kuno, laba-laba (hidup, bukan dalam bentuk dekorasi atau kue) sebetulnya merupukan arwah orang-orang tersayang yang udah meninggal. Dia datang pada perayaan Halloween untuk mengawasi kita.

 

6. Jack O’Lanterns. Permen dan Halloween nggak bisa dipisahin, seperti juga labu dan Halloween. Kebanyakan orang cuma mengenal labu berwarna oranye. Padahal, labu juga ada lho yang warnanya ijo, putih, merah, dan abu-abu. Labu terberat pernah ditemukan di sebuah kebun di Swiss. Bobotnya 950 kilogram, sama seperti sebuah mobil kecil. Menghias dan mengukir labu saat Halloween juga tujuannya bukan cuma buat senang-senangan. Melainkan sekaligus untuk nakut-nakutin roh jahat yang berkeliaran.

 

7. Bisa Bikin Diare. Beneran, deh. Makan terlalu banyak permen yang mengandung fruktosa dan sorbitol memang bisa bikin diare. Orang Amerika diperkirakan ngabisin sekitar 15.000 kilogram permen Halloween. Anak-anak diperkirakan melahap 7000 kalori, setara dengan memakan 66 buah pisang. Kalau ada sisa permen, simpen aja daripada dibuang. Permen keras bisa tahan selama setahun, sementara cokelat bisa sampai dua tahunan.

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: ISTOCK

Share to :


Leave A Comment